Gempa di Afghanistan
Daftar Gempa Mematikan di Afghanistan Sejak 2015, Gempa Terbaru Menewaskan Setidaknya 800 Orang
Inilah beberapa gempa yang terjadi di Afghanistan dalam satu dekade terakhir. Bencana ini memperparah krisis yang telah terjadi di Afghanistan.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
Setidaknya 13 orang tewas.
6. Oktober 2023
Tiga gempa bumi mengguncang Provinsi Herat pada Oktober 2023, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.
7 Oktober: Gempa M 6,3 mengguncang Herat.
11 Oktober: Gempa M 6,3 kembali terjadi.
15 Oktober: Gempa M 6,4 tercatat di wilayah yang sama.
Menurut Palang Merah Inggris, sedikitnya 2.445 orang tewas akibat rentetan gempa ini.
7. 31 Agustus 2025
Gempa berkekuatan M 6,0 mengguncang Provinsi Kunar dan Nangarhar di bagian timur Afghanistan sekitar tengah malam pada Minggu (31/8/2025) waktu setempat.
Hingga berita ini ditulis, korban tewas mencapai lebih dari 800 orang dan ribuan lainnya terluka.
Operasi penyelamatan masih berlangsung karena gempa bumi menghancurkan sejumlah desa, kata Sharafat Zaman, juru bicara Kementerian Kesehatan.
Dilansir The Guardian, tim penyelamat kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil karena medan pegunungan yang berat dan cuaca buruk.
Kerusakan terparah terjadi di Provinsi Kunar, yang berbatasan langsung dengan Pakistan.
Bencana ini semakin membebani sumber daya pemerintahan Taliban di negara yang sudah dilanda perang, terlebih saat Afghanistan tengah menghadapi penurunan tajam bantuan asing dan deportasi ratusan ribu warganya oleh negara-negara tetangga.
Krisis di Afghanistan

Mengutip laporan Human Rights Watch 2025, situasi di Afghanistan semakin memburuk pada 2024 setelah otoritas Taliban meningkatkan tindakan keras terhadap hak asasi manusia, terutama perempuan dan anak perempuan.
Baca juga: 10 Negara Jalin Hubungan Baik dengan Taliban, Terbaru Rusia Bangsa Pertama Akui Pemerintahan
Taliban merupakan gerakan politik dan militer yang berakar pada kelompok Islam garis keras.
Afghanistan masih menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang anak perempuan dan perempuan mengenyam pendidikan menengah dan universitas.
Selain itu, mereka juga menghadapi hambatan signifikan dalam pekerjaan, kebebasan bergerak, berkumpul, dan berbicara.
Taliban juga menahan jurnalis dan kritikus, serta memberlakukan pembatasan ketat terhadap media.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.