Selasa, 9 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bibit Perang Baru Mesir-Israel, Netanyahu Perintahkan Penghentian Perundingan Kesepakatan Gas

perjanjian damai antara Israel dan Mesir berada di titik rawan. Netanyahu menggunakan kesepakatan gas sebagai alat menekan Kairo

Khaled DESOUKI / AFP/File
DI PERBATASAN - Foto file yang menunjukkan tentara Mesir mengendarai kendaraan tempur infanteri (IFV) yang dikerahkan di dekat Perbatasan Rafah sisi Mesir dengan Jalur Gaza pada 23 Maret 2024. 

Kontrak senilai $35 miliar ini telah memecahkan rekor kontrak ekspor energi terbesar bagi rezim Israel.

Menurut pernyataan perusahaan, perjanjian dengan perusahaan Mesir, Ocean Energy, akan dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama akan dilaksanakan mulai awal tahun 2026 dengan pengiriman tahunan sebesar 20 miliar meter kubik setelah pembangunan pipa baru.

Tahap kedua adalah ekspor sisa 110 miliar meter kubik setelah pengembangan lapangan gas Leviathan dan pembangunan pipa baru melalui penyeberangan Nitsana.

Menurut rincian yang dirilis, perjanjian ini, selain memenuhi kebutuhan Mesir, juga akan mengekspor sebagiannya ke Eropa melalui fasilitas gas cair Mesir.

Namun, Netanyahu menggunakan ini sebagai alat menekan Mesir dengan memerintahkan penghentian pembicaraan kesepakatan.

Tuduhan Pelanggaran Perjanjian Perdamaian

Sumber-sumber politik di pemerintahan Israel yang dikutip oleh media Ibrani menyatakan kalau keputusan Netanyahu untuk menangguhkan kesepakatan gas muncul di tengah klaim kalau Mesir diduga melanggar perjanjian damai.

"Meskipun laporan tersebut tidak merinci sifat dugaan pelanggaran tersebut, laporan tersebut menunjukkan adanya krisis kepercayaan yang mendalam yang mendorong Netanyahu untuk menggunakan proposal kerja sama energi tersebut sebagai alat tawar-menawar," kata laporan RNTV.

Jika terkonfirmasi, tuduhan tersebut menandai eskalasi serius dalam hubungan yang telah stabil selama beberapa dekade di bawah perjanjian damai 1979.

Netanyahu Minta Jaminan

Media berbahasa Ibrani juga mencatat kalau Netanyahu tidak berniat melanjutkan kesepakatan energi apa pun dengan Kairo tanpa apa yang digambarkan oleh beberapa sumber sebagai “jaminan jelas dari Mesir untuk sepenuhnya memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian damai.”

"Tuntutan ini menunjukkan kalau Netanyahu sedang mencari jaminan politik dan keamanan baru dari Mesir, menggunakan kesepakatan gas strategis sebagai alat tawar-menawar," tulis ulasan tersebut.

 Langkah Netanyahu ini berpotensi membuka jalan bagi negosiasi rumit antara kedua negara di periode mendatang.

Terlebih, Mesir sudah menunjukkan sikap konfrontatif terhadap agresi milter Israel di Gaza dan Tepi Barat, Palestina.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan