Kerusuhan di Nepal
Nepal Berangsur Pulih, Kemlu RI: 74 WNI Sudah Pulang ke Tanah Air, 4 Menyusul Pekan Ini
74 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dipulangkan menggunakan penerbangan komersial dari Nepal ke tanah air hingga Minggu (14/9/2025).
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 74 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dipulangkan menggunakan penerbangan komersial dari Nepal ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, hingga Minggu (14/9/2025).
Sedangkan pada Senin (15/9/2025), ada 2 WNI yang akan kembali diterbangkan dengan pesawat komersial, serta 2 WNI lain menyusul pada 18 September 2025.
“Hingga hari minggu (14/9/2025), sudah 74 WNI yang berhasil pulang dengan penerbangan komersial dari Nepal. Pada Senin hari ini (15/9/2025), 2 WNI lainnya akan kembali diterbangkan dengan pesawat komersial dan 2 WNI pada tanggal 18 September,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha saat dikonfirmasi, Senin.
Dengan demikian, sampai Kamis mendatang diharapkan total 78 WNI yang sebelumnya melakukan kunjungan singkat ke Nepal dalam rangka konferensi internasional di Kathmandu dan wisatawan, sudah dapat dipulangkan ke Tanah Air.
Adapun terkini kondisi Nepal sudah berangsur pulih.
Baca juga: Delegasi RI Menginap di Hotel yang Dibakar Demonstran Nepal
Curfew atau bunyi sirine atau jam malam telah dicabut dan transportasi umum sudah berjalan normal.
Judha menyatakan Kemlu RI dan KBRI Dhaka akan terus memonitor perkembangan situasi di Nepal, seraya menyiapkan rencana kontingensi sebagai antisipasi jika eskalasi kembali terjadi.
Mengingat masih ada 56 WNI yang menetap di Nepal.
Baca juga: Pihak Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Aksi Demo Berujung Kericuhan di Nepal
Mereka memutuskan tetap bertahan pasca-demonstrasi terjadi.
“Kemlu dan KBRI Dhaka akan terus memonitor perkembangan situasi keamanan di Nepal dan mempersiapkan rencana kontingensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi kembali,” kata Judha.
Aksi Protes Gen Z Nepal
Sebagai informasi demonstrasi skala besar yang dilakukan oleh generasi Z Nepal ini sebagian besar terdiri dari pelajar dan anak-anak muda.
Aksi ini dipicu oleh keputusan Pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial populer seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X, setelah perusahaan-perusahaan tersebut gagal mendaftar sesuai regulasi baru pemerintah Nepal.
Mereka merasa paling terdampak akibat kebijakan pemblokiran medsos tersebut.
Protes massa dengan cepat meningkat dan menjadi aksi kekerasan terhadap pejabat publik, vandalisme hingga pembakaran kantor pemerintahan dan rumah para pejabat.
Dalam waktu kurang dari 48 jam, protes generasi Z di Nepal melakukan beberapa hal diantaranya, membakar beberapa rumah politisi, meningkatkan protes bahkan selama jam malam dan penembakan di beberapa kota, membuat Perdana Menteri mengundurkan diri, hingga memasuki parlemen dan membakarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.