Kamis, 11 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Punya Rafale, Typhoon, F-15QA Tapi Serangan Tak Terdeteksi Radar, Qatar Sengaja Dihantam Israel?

Ada skenario kalau Qatar sengaja membiarkan serangan Israel menghantam Doha, di lokasi petinggi Hamas berada.

Tribunnews/Malvyandie Haryadi
Jet tempur F-35 Lightning II dipamerkan dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (17/6/2019). F-35 ini diduga digunakan Israel dalam serangan jarak jauh Israel ke Doha, Qatar, Selasa (9/9/2025) yang menyasar para petinggi gerakan Hamas Palestina di negara tersebut. 

Dari perspektif geografis, serangan tersebut mungkin dilakukan dengan menggunakan koridor udara dari Teluk atau Arab Saudi dengan meluncurkan rudal jarak jauh.

"Selain itu, kemungkinan penggunaan  pesawat tanpa awak siluman IAI Eitan (Heron TP) atau rudal jelajah kapal selam kelas Dolphin di Laut Arab tidak dapat dikesampingkan," tambah penjelasan DSA.

Para analis menekankan bahwa operasi sebesar ini—yang menargetkan ibu kota, yang menjadi markas besar terdepan US CENTCOM di Al-Udeid—hampir mustahil dilakukan tanpa sepengetahuan Amerika Serikat, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya "pemberontakan diam-diam".

Jika Doha tahu tetapi tidak berdaya, hal itu menyoroti kerentanan negara Teluk kecil yang sepenuhnya bergantung pada sistem impor tanpa kontrol peringatan dini sendiri.

Jika Doha benar-benar tidak menyadarinya, maka hal itu mengungkap kelemahan utama dalam perisai pertahanan udara negara itu, meskipun telah menghabiskan miliaran dolar untuk Rafale, Typhoon, F-15QA dan Patriot.

ISRAEL SERANG QATAR - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, menampilkan laporan mengenai serangan Israel di Qatar, Selasa 9 September 2025.
ISRAEL SERANG QATAR - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, menampilkan laporan mengenai serangan Israel di Qatar, Selasa 9 September 2025. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

Kompromi atau Ketidakmampuan?

Perdebatan mengenai apakah Qatar berkompromi atau tidak menyadari sama sekali serangan Israel kini telah menjadi isu paling sensitif dalam wacana keamanan Teluk.

Beberapa analis percaya bahwa, dengan kontrol penuh sistem pengawasan AS dan NATO di Al-Udeid, mustahil serangan semacam itu terjadi tanpa pengetahuan sebelumnya.

Pangkalan Al-Udeid menampung markas depan CENTCOM dan Pusat Operasi Udara Gabungan (CAOC) yang memantau setiap pergerakan udara di Timur Tengah, dari Afganistan hingga Laut Merah.

Artinya, setiap jalur penerbangan, sinyal radar, dan lintasan rudal direkam secara real-time, sehingga sulit bagi operasi Israel untuk dilakukan tanpa terdeteksi.

"Jika Washington sudah tahu sebelumnya, maka Doha mungkin juga sudah diberitahu—atau sengaja ditinggalkan—sehingga menimbulkan pertanyaan besar tentang kedaulatan Qatar yang sebenarnya di wilayah udaranya," tulis ulasan DSA terkait kemungkinan yang terjadi di balik serangan Israel ke Doha.

Beberapa orang juga percaya bahwa Qatar mungkin sengaja "membiarkan" serangan itu untuk meredakan tekanan internasional terhadap perannya sebagai tuan rumah biro politik Hamas.

Baca juga: AS Sudah Diberitahu Pengeboman di Doha, Qatar: Serangan Pengecut Israel Tidak Akan Ditolerir

Amerika Serikat, Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab telah lama mendesak Qatar untuk memutuskan hubungan dengan Hamas, yang dipandang sebagai pusat koordinasi dan keuangan gerakan tersebut.

Dengan membiarkan serangan itu terjadi, Doha dapat membenarkan dirinya sebagai korban pelanggaran kedaulatan, sambil mengklaim tunduk pada tekanan geopolitik untuk mengurangi hubungan dengan Hamas.

Sebaliknya, banyak pakar militer meyakini itu adalah operasi Israel murni, dengan pesawat siluman dan rudal jarak jauh melumpuhkan seluruh sistem pertahanan udara Qatar sebelum sempat bereaksi.

Kemampuan F-35I Adir yang didukung oleh peperangan elektronik diyakini mampu membutakan radar Patriot PAC-3, NASAMS, bahkan radar Prancis dan Inggris yang digunakan oleh Qatar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan