Kamis, 18 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Membara, Operasi Darat Resmi Dilancarkan Israel, AS Beri Dukungan Penuh

Israel resmi melancarkan operasi darat yang telah lama direncanakan di Kota Gaza pada Selasa (16/9/2025) dengan dukungan penuh dari AS.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
YouTube Channel 4 News
ISRAEL SERANG GAZA - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik Israel melakukan serangan udara ke Kota Gaza pada Senin (15/9/2025). Israel secara resmi melancarkan operasi darat untuk menaklukkan Kota Gaza pada Selasa (16/9/2025) dengan dukungan penuh dari AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengumumkan operasi darat yang sudah lama direncanakan di Kota Gaza, Palestina, pada Selasa (16/9/2025).

Setelah melancarkan serangan darat tersebut, Israel menyatakan bahwa "Gaza telah membara".

Pejabat militer Israel mengatakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memulai tahap utama operasi darat mereka ke Kota Gaza.

Sebelum melakukan operasi darat, Israel mengaku telah meminta warga Palestina di Gaza untuk pergi ke "zona aman".

"Gaza sedang terbakar," tulis Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz di X.

"IDF menyerang infrastruktur teroris dengan tangan besi, dan tentara IDF bertempur dengan gagah berani untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan pembebasan para sandera dan kekalahan Hamas," lanjutnya.

Dikutip dari Reuters, penduduk Gaza mengatakan pemboman telah meningkat secara dramatis selama dua hari terakhir.

Ledakan terdengar lebih besar yang menghancurkan puluhan rumah, dan kapal angkatan laut gabungan dengan tank dan pesawat dalam pemboman pantai.

"Kami telah melancarkan operasi besar di Gaza," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Serangan Israel dimulai beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio bertemu dengan Netanyahu dan anggota senior Kabinetnya.

Dalam kunjungannya ke Israel, Rubio menyatakan bahwa AS secara penuh mendukung keputusan Netanyahu untuk melaksanakan operasi darat.

Baca juga: PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza, IDF Malah Lancarkan Serangan Besar-besaran

"Kita harus ingat dengan siapa kita berhadapan di sini — yaitu sekelompok orang yang telah mengabdikan hidup mereka untuk kekerasan dan kebiadaban," kata Rubio, dikutip dari Axios.

"Dan ketika kita menghadapi kenyataan pahit itu, betapapun kita berharap ada cara damai dan diplomatis untuk mengakhirinya, dan kita akan terus mengeksplorasi dan berdedikasi untuk itu, kita juga harus siap menghadapi kemungkinan bahwa hal itu tidak akan terjadi," lanjutnya.

Dua pejabat Israel mengatakan, bahwa pemerintahan Donald Trump mendukung operasi darat, tetapi ingin melihatnya dilaksanakan dengan cepat, berakhir sesegera mungkin.

"Rubio tidak menghentikan operasi darat," kata seorang pejabat senior Israel.

Seorang pejabat AS mengatakan pemerintahan Trump tidak akan menghentikan Israel dan membiarkannya membuat keputusan sendiri terkait perang di Gaza.

"Ini bukan perang Trump, ini perang Bibi (Netanyahu), dan dia akan bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi selanjutnya," kata pejabat AS itu.

Saat tank-tank Israel memasuki Kota Gaza, Trump memperingatkan Hamas agar tidak melukai 20 sandera Israel yang masih hidup yang masih ditahannya.

Trump merujuk pada laporan berita oleh lembaga penyiaran publik Israel, KAN, bahwa Hamas telah memindahkan sandera ke atas tanah untuk menggunakan mereka sebagai perisai manusia terhadap serangan darat Israel.

"Saya harap para Pemimpin Hamas tahu apa yang akan mereka hadapi jika mereka melakukan hal seperti itu. Ini adalah kekejaman manusia, yang belum pernah dilihat oleh banyak orang sebelumnya. Jangan biarkan ini terjadi atau, SEMUA 'TARUHAN' DIBATALKAN. BEBASKAN SEMUA SANDERA SEKARANG!" tulis Trump di Truth Social.

Netanyahu mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan, mengucapkan terima kasih kepada Trump atas "dukungannya yang teguh terhadap perjuangan Israel melawan Hamas dan pembebasan semua sandera".

Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan bahwa keputusan Netanyahu untuk melancarkan serangan darat membahayakan para sandera.

"Malam ke-710 di Gaza mungkin menjadi malam terakhir bagi para sandera yang nyaris tak berdaya, dan malam terakhir bagi mereka yang bisa menemukan dan memulangkan mereka untuk dimakamkan dengan layak."

"Perdana Menteri secara sadar memilih untuk mengorbankan mereka demi kepentingan politik, sama sekali mengabaikan posisi Kepala Staf dan otoritas keamanan," tegas keluarga korban.

Militer Israel melancarkan kampanye di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

Baca juga: Menanggapi Trump, Hamas: Nyawa Sandera Israel Ada di Tangan Netanyahu

Setidaknya 64.905 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu.

Sebagian besar penduduk juga telah berulang kali mengungsi; lebih dari 90 persen rumah diperkirakan rusak atau hancur; sistem perawatan kesehatan, air, sanitasi dan kebersihan telah runtuh; dan para ahli keamanan pangan yang didukung PBB telah menyatakan kelaparan di Kota Gaza.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan