Konflik Rusia Vs Ukraina
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia
unit militer Rusia yang terlibat dalam pengepungan Mariupol dan serangan gagal di Kiev pada tahun 2022 ditempatkan di area tersebut.
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Dinas intelijen militer Ukraina (GUR), Selasa (16/9/2025) mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan di dekat kota Vladivostok di Timur Jauh, Rusia.
Sebelumnya, otoritas setempat menggambarkan insiden itu sebagai ledakan gas.
Komite Antiterorisme Nasional Rusia mengatakan ledakan terjadi di dekat desa Shitovaya, yang terletak di Laut Jepang.
Baca juga: Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran
Ledakan merusak kendaraan tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Mereka juga mengatakan peralatan gas menjadi penyebabnya.
Penduduk setempat mengatakan kepada media Rusia kalau mereka melihat tentara dan agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia di daerah tersebut.
Seorang reporter media Novaya Gazeta mengatakan sebuah helikopter militer sedang berputar-putar di atas kepala.
Sebuah sumber di badan intelijen GUR Ukraina mengatakan kepada media Ukraina kalau serangan itu menargetkan situs militer Rusia dan dilakukan sebagai balas dendam atas "kejahatan perang", yang mengakibatkan banyak korban tewas dan luka-luka.
Pada bulan Mei, area yang sama menjadi lokasi ledakan yang kemudian dikaitkan oleh otoritas Rusia dengan tabung propana.
Ukraina menyatakan bahwa unit militer Rusia yang terlibat dalam pengepungan Mariupol dan serangan gagal di Kiev pada tahun 2022 ditempatkan di area tersebut.
Baca juga: Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus
FSB Tangkap Wanita Terduga Pelaku Peledakan Jalur Kereta
Di sisi lain, Dinas keamanan FSB Rusia mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah menangkap seorang wanita yang dituduh meledakkan bom di sepanjang Jalur Kereta Trans-Siberia.
Wanita itu, yang dikatakan berusia lima puluhan, diduga bekerja atas nama intelijen Ukraina, menurut badan penegak hukum.
"Pada bulan Agustus 2025, mengikuti instruksi yang diberikan oleh musuh, tersangka membuat alat peledak rakitan... meletakkannya di rel kereta api dan meledakkannya," kata FSB dalam sebuah pernyataan.
"Dia merekam momen ledakan itu dengan kamera ponselnya dan mengirimkan video tersebut sebagai laporan kepada pengurusnya untuk menerima hadiah," tambahnya.
Pernyataan FSB tidak menyebutkan nama wanita itu, hanya menyatakan bahwa dia lahir pada tahun 1974 dan melakukan pengeboman di wilayah Zabaikalsky.
Dikatakannya, pihaknya sedang memantau jaringan media sosial dan layanan pesan daring seperti Telegram dan WhatsApp untuk mencari bukti adanya layanan Ukraina yang merekrut warga Rusia guna melakukan tindakan sabotase.
Secara terpisah, FSB mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa seorang pria telah dijatuhi hukuman 18 tahun enam bulan penjara karena mengangkut bahan peledak atas nama kelompok "pro-Ukraina".
Konflik Rusia Vs Ukraina
Ilmuan Top Rusia Kawan Putin: Barat Gunakan Agenda LGBT dan Virus untuk Musnahkan Umat Manusia |
---|
NATO Kerahkan Jet Tempur: Rudal Rusia Tewaskan Satu Keluarga, Belanda Kirim F-35, Polandia Siaga |
---|
Presiden Prancis Salahkan Rusia Atas Tewasnya Jurnalis Foto yang Jadi Saksi Pengepungan Kiev |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.320, China Dituduh Beri Info Target ke Rusia |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.319: 13.000 Babi Mati Akibat Serangan Drone Rusia di Ukraina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.