Jumat, 10 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hari Ketiga Perundingan Damai Gaza Segera Dimulai, Hamas Siap Capai Kesepakatan

Hamas mengatakan pihaknya telah siap untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza dalam perundingan damai di Mesir.

Telegram Brigade Al-Qassam
SIAP CAPAI KESEPAKATAN - Foto ini diambil dari Telegram Brigade Al-Qassam pada Rabu (4/6/2025), memperlihatkan pemimpin Hamas Khalil al-Hayya berbicara dalam wawancara dengan Al-Aqsa TV pada 14 Agustus 2023 dan mengatakan Hamas tidak akan meninggalkan senjata perlawanan. Memasuki hari ketiga perundingan damai Gaza, Hamas menekankan bahwa pihaknya siap mencapai kesepakatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Perundingan damai Gaza bakal dimulai pada Rabu (8/10/2025) hari ini.

Perundingan damai Gaza hari ini memasuki hari ketiga, setelah sebelumnya Hamas dan Israel melakukan pertemuan di resor Sharm el-Sheikh, Mesir.

Dalam perundingan hari ketiga ini, Perdana Menteri Qatar dan delegasi senior dari Amerika Serikat (AS) serta Turki dilaporkan telah bergabung.

Para tokoh kunci yang dijadwalkan hadir dalam perundingan hari ini meliputi Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Kepala Intelijen Turki Ibrahim Kalin, serta utusan khusus Timur Tengah Presiden Donald Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner.

Memasuki hari ketiga, Hamas menyatakan pihaknya siap mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.

Namun, Hamas menekankan masih memiliki tuntutan untuk mencapai kesepakatan tersebut.

Negosiasi pada hari Rabu akan menjadi indikator yang menentukan apakah kemajuan mungkin terjadi mengingat kehadiran para mediator senior, kata salah seorang sumber yang mengetahui perundingan tersebut.

Dikutip dari Reuters, pemimpin tinggi Hamas, Khalil Al-Hayya, mengatakan kepada Al Qahera News TV, kelompok itu datang "untuk terlibat dalam negosiasi yang serius dan bertanggung jawab".

Ia mengatakan Hamas siap mencapai kesepakatan, namun mereka membutuhkan "jaminan" untuk mengakhiri perang dan memastikan "perang itu tidak terulang".

Perundingan tersebut tampaknya menjanjikan kemungkinan terbesar untuk mengakhiri perang.

Namun, para pejabat dari semua pihak mendesak agar berhati-hati atas prospek kesepakatan yang cepat, karena warga Israel mengenang hari paling berdarah bagi orang Yahudi sejak Holocaust, dan warga Gaza menyuarakan harapan akan berakhirnya penderitaan akibat serangan Israel.

Baca juga: Demi Perdamaian di Gaza, Trump Kirim Tim Tambahan ke Mesir untuk Mendamaikan Hamas-Israel

Sekalipun kesepakatan tercapai, pertanyaan akan tetap ada mengenai siapa yang akan memerintah Gaza dan membangunnya kembali, serta siapa yang akan membiayai rekonstruksi tersebut.

Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengesampingkan peran apa pun bagi Hamas.

Trump Tambah Tim Baru

Trump mengumumkan pada Selasa (7/10/2025), tim negosiator tambahan telah dikirim untuk mengambil bagian dalam perundingan terkait situasi di Gaza.

Tim tambahan Donald Trump ini akan bergabung dengan tim sebelumnya yang sudah berada di Mesir untuk membahas perdamaian di Gaza.

Pengiriman tim ini menunjukkan keseriusan Washington untuk mencapai kesepakatan, yang diklaim Trump saat ini berada "sangat dekat."

Berbicara di Ruang Oval bersama Perdana Menteri Kanada yang sedang berkunjung, Mark Carney, Trump menyatakan, AS terlibat dalam "negosiasi yang sangat serius" mengenai konflik tersebut.

"Saya pikir ada kemungkinan kita bisa memiliki perdamaian di Timur Tengah. Ini adalah sesuatu bahkan di luar situasi Gaza," ucap Trump, dikutip dari Anadolu.

"Kami menginginkan pembebasan para sandera segera, dan seterusnya. Jadi tim kami sudah ada di sana sekarang, tim lain baru saja berangkat," lanjut Trump.

Trump juga mengklaim, setiap negara di dunia telah mendukung "Rencana Gaza 20 Poin" yang diusungnya.

"Ada peluang nyata bahwa kita dapat melakukan sesuatu," tambah Trump, seraya menegaskan kembali bahwa kesepakatan di Timur Tengah sudah "sangat dekat".

Eskalasi Tekanan Global

Perundingan ini bergulir di tengah peringatan dua tahun serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik saat ini.

Dikutip dari Arab News, serangan tersebut mengakibatkan tewasnya 1.219 orang di Israel, mayoritas warga sipil.

Baca juga: 6 Tahanan Palestina yang Terkenal Jadi Pusat Negosiasi Hamas-Israel, Ada Tahanan Paling Berbahaya

Sebagai respons, operasi militer besar-besaran Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 67.160 orang, dengan lebih dari separuh korban jiwa diyakini adalah perempuan dan anak-anak, menurut data otoritas kesehatan yang dikelola Hamas dan dianggap kredibel oleh PBB.

Tekanan global untuk mengakhiri perang semakin meningkat, mengingat sebagian besar Gaza telah hancur total dan situasi kelaparan massal telah diumumkan oleh PBB.

Kondisi ini diperparah dengan seruan protes besar-besaran pro-Palestina yang terjadi di berbagai kota di seluruh dunia pada akhir pekan lalu.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved