Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Minta Trump Beri Jaminan Akhir Perang Gaza, Khawatir Israel Ingkar Janji Lagi
Hamas desak Trump dan negara sponsor beri jaminan akhir perang Gaza. Mereka khawatir Israel kembali ingkar janji meski gencatan senjata sedang dibahas
TRIBUNNEWS.COM - Hamas secara terbuka meminta jaminan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan fasilitator gencatan senjata Gaza untuk memastikan perang benar-benar berakhir secara permanen.
Pernyataan itu disampaikan oleh Khalil Al-Hayya, kepala negosiator Hamas, dalam pertemuan tidak langsung dengan delegasi Israel yang digelar di Kairo, Mesir, Selasa (7/10/2025).
“Kami menginginkan jaminan nyata dari Presiden AS Trump dan negara-negara sponsor bahwa perang akan berakhir untuk selamanya. Kami tidak mempercayai pendudukan itu, bahkan sedetik pun,” tegas Al-Hayya kepada media pemerintah Mesir, Al-Qahera News, sebagaimana dikutip AFP.
"Pendudukan Israel sepanjang sejarah tidak menepati janjinya, dan kami telah mengalaminya dua kali dalam perang ini. Oleh karena itu, kami menginginkan jaminan yang nyata," imbuhnya.
Permintaan ini dilontarkan bukan tanpa alasan. Pasalnya sepanjang sejarah konflik, Israel kerap mengingkari kesepakatan yang telah ditandatangani, termasuk dua kali pelanggaran gencatan senjata dalam perang yang tengah terjadi.
Menurut Al-Hayya, pelanggaran tersebut terjadi ketika pasukan Israel melanjutkan operasi militer dan pengeboman di beberapa wilayah Gaza meskipun perjanjian jeda kemanusiaan sedang diberlakukan.
Kondisi itu membuat warga sipil yang seharusnya menerima bantuan dan evakuasi tetap menjadi korban serangan.
Oleh karena itu Hamas menuntut Presiden AS memberikan jaminan atas penghentian perang secara permanen.
Daftar Tuntutan Utama Hamas
Selain menuntut penghentian perang secara permanen, Hamas juga mengajukan syarat tambahan dalam negosiasi.
1. Gencatan senjata permanen dan menyeluruh
Hamas menuntut agar kesepakatan kali ini menghasilkan gencatan senjata yang bersifat permanen dan menyeluruh, bukan hanya jeda sementara yang mudah dilanggar.
Menurutnya, perang yang berkepanjangan telah membawa penderitaan luar biasa bagi rakyat Gaza, sehingga tidak ada pilihan selain mengakhiri semua bentuk agresi militer Israel secara total.
Baca juga: Hari Ketiga Perundingan Damai Gaza Segera Dimulai, Hamas Siap Capai Kesepakatan
2. Penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza
Hamas mendesak penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza. Kehadiran militer Israel di wilayah itu dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan sipil dan penghalang bagi proses pemulihan.
Hamas menegaskan bahwa tidak akan ada perdamaian sejati selama pasukan Israel masih bertahan di wilayah Gaza.
3. Masuknya bantuan kemanusiaan tanpa batas
Lebih lanjut Hamas juga menuntut masuknya bantuan kemanusiaan tanpa batas.
Selama ini, blokade yang diberlakukan Israel membuat distribusi makanan, obat-obatan, dan air bersih ke Gaza sangat terbatas.
Hamas menilai, izin penuh bagi masuknya bantuan adalah langkah penting untuk menyelamatkan ribuan warga yang kini hidup dalam kondisi darurat.
4. Pemulangan pengungsi ke rumah mereka
Tuntutan berikutnya menyangkut pemulangan para pengungsi ke rumah mereka.
Sejak serangan besar-besaran dimulai, ratusan ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi ke wilayah selatan yang kini juga menjadi sasaran serangan.
Hamas menegaskan bahwa hak untuk kembali adalah hal yang tidak dapat ditawar.
5. Dimulainya proses rekonstruksi total Gaza
Selain itu, Barhoum juga menyoroti pentingnya memulai proses rekonstruksi total Gaza.
Ia mengatakan, pembangunan kembali infrastruktur yang hancur harus dilakukan di bawah pengawasan badan teknokrat nasional Palestina, agar proses tersebut berjalan transparan dan tidak dikendalikan oleh kepentingan politik.
6. Pertukaran Tahanan
Selanjutnya, satu tuntutan yang paling menonjol adalah pertukaran tahanan secara adil, termasuk pembebasan tokoh Palestina terkenal Marwan Barghouti dari penjara Israel.
Hamas memandang pembebasan Barghouti sebagai simbol keadilan bagi rakyat Palestina dan bagian penting dari rekonsiliasi nasional.
7. Pembebasan Marwan Barghouti,
Terakhir dalam lanjutan perundingan gencatan senjata di Mesir, Hamas menambahkan satu syarat penting yang dinilai memiliki makna politik besar bagi rakyat Palestina yakni pembebasan Marwan Barghouti dari penjara Israel.
Hamas menegaskan bahwa pembebasan Barghouti bukan hanya soal kemanusiaan, tetapi juga soal simbol perjuangan dan masa depan kepemimpinan Palestina.
Barghouti sendiri merupakan tokoh senior Fatah partai politik yang selama ini dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.
Ia telah ditahan oleh Israel sejak 2002 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan terlibat dalam serangan selama Intifada Kedua. Namun, bagi banyak rakyat Palestina, Barghouti justru dipandang sebagai pahlawan nasional dan simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Bagi Hamas, pembebasan Barghouti akan menjadi langkah strategis dalam membangun persatuan nasional Palestina yang selama ini terbelah antara faksi Hamas di Gaza dan Fatah di Tepi Barat.
Tokoh ini dianggap memiliki kredibilitas tinggi, diterima lintas kelompok politik, dan mampu menyatukan kembali perjuangan Palestina di bawah satu kepemimpinan yang kuat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.