10 Negara yang Gunakan Jet Tempur Buatan China, Indonesia Lirik J-10C
Inilah 10 negara yang mengimpor jet tempur buatan China, apakah Indonesia akan menyusul dengan membeli J-10C?
Dikembangkan oleh Chengdu Aerospace Corporation, J-10C merepresentasikan puncak evolusi pesawat tempur generasi keempat China dan berperan sebagai jembatan menuju teknologi generasi kelima.
Pesawat ini dilengkapi radar Active Electronically Scanned Array (AESA), sistem fly-by-wire digital, struktur komposit canggih, serta material penyerap radar yang memberikan kemampuan siluman terbatas.
Dengan kecepatan maksimum Mach 1,8, ketinggian operasional hingga 18.000 meter, dan radius tempur lebih dari 1.100 kilometer, J-10C mampu melakukan pertempuran udara intensitas tinggi maupun operasi serangan jarak jauh.
Senjata utamanya, rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 (BVRAAM), menggunakan motor roket pulsa ganda dan pencari AESA aktif dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer, memungkinkan pilot menyerang musuh sebelum memasuki zona pertahanan mereka.
Selain itu, J-10C dapat membawa amunisi berpemandu presisi, rudal antikapal, serta bom berpemandu laser, dan terintegrasi sepenuhnya dalam doktrin peperangan berbasis jaringan (network-centric warfare) yang tengah dikembangkan China.
Dengan kombinasi kapabilitas dan efisiensi biaya—sekitar USD 40–50 juta per unit—J-10C menjadi alternatif tangguh bagi platform Barat yang lebih mahal seperti Rafale atau F-15EX.
Pesawat ini ditenagai mesin turbofan WS-10B Taihang buatan dalam negeri yang menghasilkan daya dorong lebih dari 13 ton, memungkinkan rasio dorong terhadap berat yang tinggi dan penerbangan supersonik berkelanjutan tanpa afterburner dalam kondisi tertentu, meningkatkan daya tahan serta efektivitas tempur.
Baca juga: Wamenhan Jawab Rumor Soal Rencana Akuisisi Jet Tempur China J-10
Kokpit J-10C dilengkapi tiga layar warna multifungsi besar, tampilan head-up display (HUD) holografik sudut lebar, dan helm bidik canggih (Helmet-Mounted Sight/HMS) yang terintegrasi dengan rudal jarak pendek PL-10, memberikan kemampuan bidik cepat dan engagement off-boresight tinggi dalam pertempuran jarak dekat.
Sistem peperangan elektronik (Electronic Warfare/EW) terintegrasi J-10C menggabungkan penerima peringatan radar digital, pod pengacau aktif, dan dispenser penanggulangan, meningkatkan kemampuan bertahan terhadap ancaman permukaan-ke-udara maupun udara-ke-udara modern, terutama di lingkungan elektromagnetik yang padat.
Melengkapi sistem tersebut, J-10C juga kompatibel dengan tautan data (data link) yang terhubung dengan platform peringatan dini dan kendali udara (AEW&C) China seperti KJ-500, memungkinkan pembagian target secara real-time, keterlibatan kooperatif, serta integrasi komando di luar garis pandang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Gita Irawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.