Senin, 13 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Membangun Kembali Gaza Disebut Butuh Upaya Monumental, Setara dengan Jerman setelah Perang Dunia II

Meskipun berita gencatan senjata Gaza membawa kelegaan, jalan di depan akan panjang dan penuh rintangan.

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
RNTV/Tangkap Layar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. Meskipun berita gencatan senjata Gaza membawa kelegaan, jalan di depan akan panjang dan penuh rintangan. 

TRIBUNNEWS.COM - Rekonstruksi Jalur Gaza, Palestina, akan membutuhkan "upaya monumental" yang sebanding dengan pembangunan kembali Jerman setelah Perang Dunia II.

Hal ini sebagaimana disampaikan mantan Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Hak Asasi Manusia, Andrew Gilmour.

Dalam pernyataannya, Andrew Gilmour memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza tetap mengerikan bahkan setelah gencatan senjata.

Gencatan senjata telah berlaku untuk perang di Gaza, setelah pemerintah Israel menyetujui kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dengan Hamas dalam negosiasi yang melibatkan langsung Presiden AS Donald Trump.

Andrew Gilmour mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa meskipun berita gencatan senjata membawa kelegaan, jalan di depan akan panjang dan penuh rintangan.

"Kami belum pernah melihat tingkat kehancuran seperti ini dengan lebih banyak bom yang dijatuhkan di Jerman selama Perang Dunia II oleh semua sekutu di wilayah kecil seukuran Gaza," kata Gilmour, Jumat (10/10/2025).

"Hampir setiap universitas, rumah sakit, dan klinik. Infrastrukturnya hancur," tegas dia.

Gilmour mengatakan, dunia kini harus menghadapi tantangan membersihkan 50 juta ton puing, memulihkan layanan penting, dan menyediakan tempat berlindung bagi warga sipil yang mengungsi.

Namun, bahkan sebelum pembangunan kembali dapat dimulai, ia menekankan, bantuan harus mulai mengalir ke Gaza "segera".

"Sejumlah besar makanan telah teronggok di luar Gaza yang tidak diizinkan masuk oleh Israel, dan itu sangat kejam," katanya.

"Bahkan, pasta kacang, yang diberikan kepada anak-anak untuk mencegah mereka mati kelaparan, itu pun dicegah dengan kejam," papar Gilmour.

Baca juga: Alasan Hamas Ambil Risiko Percayai Trump meski Tak Ada Jaminan Bisa Tarik Pasukan Israel dari Gaza

Warga Gaza Lihat Sisa-sisa Rumah usai Gencatan Senjata

Ribuan warga Gaza mulai memilah-milah reruntuhan rumah mereka yang hancur setelah adanya kesepakatan gencatan senjata, Jumat.

Pengumuman bahwa kesepakatan yang ditengahi AS telah berlaku membuat ribuan warga Palestina berbondong-bondong menyusuri jalan pesisir Jalur Gaza dengan berjalan kaki, bersepeda, truk, dan kereta keledai menuju wilayah utara yang sebagian besar hancur.

Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,2 juta jiwa mengungsi selama dua tahun perang yang tak henti-hentinya yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah kantong itu.

Bagi sebagian orang, prospek untuk kembali, bahkan ke sisa-sisa rumah mereka sebelumnya, sudah cukup untuk membangkitkan kegembiraan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved