Rabu, 15 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Buldoser Bersihkan Puing di Gaza, Harapan Baru setelah Gencatan Senjata Israel–Hamas

Deru buldoser di Gaza kini bawa harapan baru, bukan lagi menggali korban melainkan membersihkan puing setelah gencatan senjata Israel–Hamas berlaku.

Tangkapan layar Reels YouTube Middle East Eye
ALAT BERAT - Tangkapan layar Reels YouTube Middle East Eye yang diambil pada Jumat (21/2/2025) menunjukkan Buldoser memasuki Gaza dari Mesir setelah tertunda. Deru buldoser di Gaza kini membawa harapan baru bukan lagi menggali korban, melainkan membersihkan puing setelah gencatan senjata Israel–Hamas berlaku. 

TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, deru mesin buldoser terdengar bukan untuk menggali reruntuhan akibat serangan udara, melainkan untuk membersihkannya.

Buldoser kini bekerja di berbagai sudut Kota Gaza, membersihkan puing bangunan yang hancur akibat perang panjang.

Upaya ini dilakukan sebagai langkah pertama sebelum proses rekonstruksi dimulai, agar ribuan warga Palestina yang mengungsi bisa kembali ke rumah mereka atau setidaknya ke tempat yang tersisa dari kehidupan lama mereka.

Mengingat selama dua tahun terakhir perang telah membuat jalanan tertutup reruntuhan bangunan, menghambat akses kendaraan dan pengiriman bantuan kemanusiaan yang kini mulai mengalir masuk setelah gencatan senjata disepakati.

Namun, pembersihan ini bukan tanpa tantangan. Banyak area yang masih berisiko karena adanya sisa bahan peledak, kabel listrik rusak, dan bangunan yang tidak stabil. Para operator buldoser bekerja hati-hati, sering kali tanpa perlindungan memadai.

Ali al-Attar, salah satu operator yang terlibat dalam pembersihan, menggambarkan situasinya sebagai “pekerjaan yang menyayat hati.”

Ia mengatakan bahwa banyak wilayah kini “tidak lagi bisa dikenali,” namun tetap bertekad melanjutkan pekerjaan demi membantu warga yang ingin pulang.

Warga Gaza Kembali Pulang

Lebih lanjut, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang difasilitasi AS juga membawa harapan baru bagi ribuan warga Gaza yang selama berbulan-bulan terpaksa mengungsi akibat pertempuran sengit.

Baca juga: Bukan Tony Blair, Jusuf Kalla Diajukan Prof Hikmahanto untuk Pimpin Pemerintahan Transisi Gaza

Setelah kesepakatan damai diumumkan, arus pengungsi yang mencoba kembali ke rumah masing-masing mulai terlihat di beberapa wilayah, terutama di Gaza Utara dan Khan Younis.

Sejumlah keluarga berjalan kaki melintasi jalan yang baru saja dibersihkan oleh buldozer, membawa barang seadanya.

Banyak dari mereka mengaku belum tahu apakah rumah mereka masih berdiri atau hanya tersisa puing.

Namun bagi sebagian besar warga, kesempatan untuk kembali tetap dianggap sebagai titik awal untuk memulai kehidupan baru.

“Rumah kami mungkin hancur, tapi kami ingin kembali. Ini tanah kami, di sinilah kami harus hidup,” ujar Aisha, seorang ibu tiga anak yang kembali ke wilayah Beit Lahia setelah dua tahun tinggal di penampungan sementara di Rafah.

Bantuan Mulai Masuk ke Gaza

Langkah kepulangan warga ini juga didorong oleh meningkatnya distribusi bantuan kemanusiaan.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, lebih dari 600 truk bantuan logistik dijadwalkan masuk setiap hari melalui jalur perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem.

Bantuan tersebut meliputi makanan, air, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kehilangan segalanya.

Sejauh ini belum dirinci berapa banyak truk yang sudah masuk ke perbatasan, akan tetapi mengutip laporan Al Jazeera, truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, Palestina, melalui Rafah yang berbatasan dengan Mesir pagi ini.

Bantuan ini diharapkan dapat menjangkau ribuan warga Gaza yang mengalami kelaparan dan kekurangan suplai medis setelah blokade berkepanjangan.

Meski demikian, situasi di lapangan masih jauh dari kata aman. Banyak daerah yang belum layak huni akibat rusaknya infrastruktur dasar seperti jaringan listrik, air bersih, dan fasilitas kesehatan.

Beberapa pengungsi bahkan harus tidur di tenda sementara di dekat reruntuhan rumah mereka sambil menunggu bantuan rekonstruksi.

Pihak berwenang di Gaza menyebut bahwa proses pemulihan akan memakan waktu lama, kendati demikian mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa warga dapat kembali dengan aman.

“Kami bekerja sama dengan lembaga internasional agar proses pemulihan berjalan cepat dan terkoordinasi,” kata pejabat lokal, Ahmed al-Khatib.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved