Selasa, 14 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Umumkan Perang Gaza Berakhir, Trump Langsung ke Timur Tengah Bahas Hari setelah Perang

Presiden AS Donald Trump langsung menuju ke Timur Tengah setelah mengumumkan perang di Gaza berakhir. Ia bakal bahas hari setelah perang.

Facebook The White House
PRESIDEN AS TRUMP - Gambar diunduh dari Facebook The White House, Kamis (9/10/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump dalam unggahan pada 9 Oktober 2025. Setelah umumkan perang Gaza berakhir, Trump langsung menuju Timur Tengah untuk bahas Hari setelah Perang. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden AS Donald Trump bertolak ke Timur Tengah untuk menguatkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
  • Sebelum ke Timur Tengah, Donald Trump dengan tegas menyatakan bahwa perang di Gaza telah berakhir.
  • Trump juga bakal menghadiri KTT Perdamaian Gaza di Mesir untuk membahas "Rencana Hari Setelah" (Day After Plan).

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertolak ke Timur Tengah pada Senin (13/10/2025) untuk menandai implementasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Kunjungan Trump kali ini bertujuan untuk menguatkan kesepakatan bersejarah yang ditengahi oleh AS bersama Qatar, Mesir, dan Turki, yang mencakup gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Negara pertama yang dituju Trump saat ke Timur Tengah adalah Israel.

Di tengah perjalanan menuju Israel, Trump dengan tegas menyatakan bahwa perang di Gaza sudah berakhir.

"Perang telah berakhir, Anda mengerti itu," kata Trump, dikutip dari Axios.

Setelah dari Israel, Trump dijadwalkan terbang ke Mesir untuk menghadiri KTT Perdamaian Gaza di resor Sharm el-Sheikh.

KTT ini akan dipimpin bersama oleh Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dengan dihadiri oleh lebih dari 20 pemimpin dunia.

KTT tersebut bertujuan untuk membahas langkah-langkah selanjutnya, termasuk transisi pemerintahan di Gaza pasca-perang, yang dikenal sebagai "Rencana Hari Setelah" (Day After Plan) yang diajukan oleh Trump.

Rencana tersebut mencakup pembentukan sistem pemerintahan di Gaza tanpa melibatkan Hamas, didukung oleh pendanaan Arab.

Sementara itu, di bawah kesepakatan fase pertama yang baru diimplementasikan, Israel diperkirakan akan menerima pembebasan 20 sandera yang masih hidup.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan dan narapidana Palestina.

Baca juga: Daftar 27 Kepala Negara Akan Hadiri KTT Perdamaian Gaza di Mesir, Ada Prabowo dan Donald Trump

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menyatakan bahwa Israel siap untuk segera menerima semua sandera.

Setelah pembebasan sandera yang masih hidup, akan disusul dengan penyerahan jenazah 28 sandera lainnya.

Di sisi lain, Hamas dilaporkan menuntut pembebasan beberapa pemimpin senior Palestina dalam pertukaran tahanan tersebut.

Sementara itu, pasukan keamanan di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri Gaza telah mulai beroperasi kembali di wilayah-wilayah yang ditinggalkan militer Israel untuk menjaga ketertiban umum pasca-gencatan senjata.

Keluarga Sandera Israel Berkumpul di Perbatasan Gaza

Ratusan anggota keluarga dari sandera yang ditahan di Gaza berkumpul di dekat Pangkalan militer Re'im, dekat perbatasan Gaza, sejak Senin pagi.

Dikutip dari The Times of Israel, mereka berkumpul untuk menantikan momen pembebasan orang-orang terkasih mereka.

Sementara itu, ribuan warga Israel lainnya memadati Alun-alun Sandera (Hostages Square) di Tel Aviv, menanti perkembangan kesepakatan pertukaran sandera yang telah dicapai.

Keluarga sandera diinstruksikan untuk tiba di fasilitas Re'im pada pukul 07.30 pagi waktu setempat.

Pangkalan ini dijadikan lokasi transit utama sebelum para sandera yang dibebaskan dipindahkan menggunakan helikopter Angkatan Udara ke berbagai rumah sakit di Israel bagian tengah.

Di luar pangkalan Re'im, puluhan warga Israel tampak mengibarkan bendera, menyemangati keluarga yang datang, dan bersiap menyambut sandera yang dibebaskan setelah dua tahun penahanan.

Kerumunan juga terlihat memenuhi Ruas 232, jalan raya utama di wilayah tersebut, membentuk barisan kehormatan untuk menyambut mereka yang kembali.

Meskipun kesepakatan telah diresmikan, negosiasi terkait detail-detail kecil terus berlanjut hingga menit terakhir.

Pemerintah Israel mengadakan pemungutan suara darurat pada Senin dini hari untuk menyetujui perubahan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan, setelah ditemukan adanya tahanan yang tidak memenuhi syarat.

Baca juga: Daftar 20 Sandera yang Akan Dibebaskan Hamas Senin Siang, Diverifikasi Lewat Video Terbaru dari Gaza

Gal Hirsch, pejabat pemerintah Israel untuk urusan sandera, menyatakan bahwa Israel tidak tahu pasti berapa banyak sandera yang tewas akan diserahkan oleh Hamas, atau siapa saja yang akan diserahkan.

"Kami akan melanjutkan upaya kami untuk menemukan mereka dan membawa mereka kembali. Misi ini tidak akan selesai besok," ujar Hirsch.

Hirsch juga menegaskan bahwa pencarian terhadap para sandera, terutama yang telah tewas, akan terus berlanjut.

Bahkan, beberapa keluarga sandera yang tewas telah diinformasikan oleh pihak berwenang bahwa jenazah orang yang mereka cintai mungkin tidak akan dikembalikan pada hari ini, atau bahkan pada tahap pertama kesepakatan.

Sementara itu, Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer menegaskan kembali bahwa Israel tidak akan membebaskan satu pun tahanan keamanan Palestina "sampai kami menerima setiap sandera hidup yang terakhir".

Adapun Hamas telah menerbitkan daftar nama 20 sandera yang masih hidup yang dijadwalkan akan dibebaskan, sebuah langkah yang serupa dengan proses pelepasan sandera sebelumnya. 

(Tribunnews.com/Whiesa)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved