Selasa, 28 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dituduh AS Serang Warga Sipil Gaza, Hamas Malah Tuding Israel Persenjatai Geng Kriminal

Hamas membantah tuduhan AS yang menyebutnya telah membunuh warga sipil di Jalur Gaza. Kelompok itu menuduh Israel persenjatai geng kriminal.

Telegram/qassambrigades
HAMAS BANTAH AS - Foto dari akun Telegram resmi Brigade Al-Qassam pada 1 Februari 2025, memperlihatkan proses pembebasan tahanan Israel gelombang keempat. Hamas menyerukan mobilisasi global pada Hari Quds, yang jatuh di hari Jumat terakhir pada bulan Ramadhan. Hamas membantah tuduhan AS yang menyebutnya telah membunuh warga sipil di Gaza. 

Ringkasan Berita:
  • Hamas membantah keras tuduhan AS yang menyebut kelompoknya telah menyerang warga sipil di Gaza.
  • Malah Hamas menuduh Israel telah mempersenjatai geng-geng kriminal.
  • Hamas menegaskan pasukan polisi di Gaza menjalankan tugas mereka untuk memburu dan menindak tegas geng-geng tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Palestina, Hamas, pada Minggu (19/10/2025), membantah keras tuduhan yang dilayangkan oleh Amerika Serikat (AS).

Dalam tuduhan itu, Hamas disebut merencanakan "serangan yang akan segera terjadi" atau "pelanggaran" terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Kementerian Luar Negeri AS pada Sabtu menyatakan bahwa pihaknya memiliki "laporan kredibel" bahwa Hamas merencanakan serangan dalam waktu dekat yang menargetkan warga sipil Palestina di Gaza. 

Dikutip dari Al Arabiya, Washington menilai tindakan ini sebagai "pelanggaran langsung dan serius terhadap perjanjian gencatan senjata dan merusak kemajuan signifikan yang dicapai melalui upaya mediasi".

Menanggapi tuduhan tersebut, Hamas meminta pemerintah AS untuk "berhenti mengulangi narasi menyesatkan dari pihak Israel".

Hamas balik menuduh otoritas Israel telah membentuk, mempersenjatai, dan mendanai "geng-geng kriminal" yang melakukan pembunuhan, penculikan, dan penjarahan.

Kelompok militan Palestina itu menegaskan bahwa pasukan polisi di Gaza hanya menjalankan tugas mereka untuk memburu dan menindak tegas geng-geng tersebut.

Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri AS juga mengancam akan mengambil tindakan tegas.

"Jika Hamas melanjutkan serangan ini, langkah-langkah akan diambil untuk melindungi rakyat Gaza dan menjaga integritas gencatan senjata," demikian bunyi pernyataan tersebut, tanpa merinci langkah apa yang dimaksud.

Peringatan dari Washington ini sejalan dengan ancaman keras yang sempat dilontarkan Presiden AS Donald Trump pada pekan itu.

"Jika Hamas terus membunuh orang di Gaza, yang bukan bagian dari Kesepakatan, kami tidak punya pilihan selain masuk dan membunuh mereka," ujar Trump.

Baca juga: Israel Terima 2 Jasad Sandera dari Hamas, Sedang Diidentifikasi di Tel Aviv

Pemerintah AS telah memberitahukan para penjamin kesepakatan damai—termasuk Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Turki—mengenai dugaan "pelanggaran gencatan senjata yang akan terjadi oleh Hamas" ini.

Tuduhan ini mencuat di tengah proses implementasi kesepakatan damai bertahap antara Hamas dan Israel yang dicapai pekan lalu.

Kesepakatan tersebut mensyaratkan Israel mengakhiri serangan militernya di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan para sandera yang ditahan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.

Sebelumnya pada pekan yang sama, Hamas diketahui memperketat kontrolnya di Gaza dengan meluncurkan penindakan keras, termasuk mengeksekusi terduga kolaborator.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved