Konflik Rusia Vs Ukraina
Rudal Burevestnik Rusia: Bertenaga Nuklir, Diklaim Mampu Tembus Sistem Pertahanan Udara Manapun
Putin mengumumkan bahwa Rusia berhasil menguji rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik (9M730).
Ringkasan Berita:
- Presiden Vladimir Putin mengumumkan keberhasilan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir, Burevestnik, dengan jangkauan 14.000 km dan durasi terbang 15 jam.
- Diklaim mampu menembus semua sistem pertahanan udara dunia.
- Burevestnik dijuluki NATO sebagai SSC-X-9 Skyfall dan disebut “Flying Chornobyl” karena reaktor nuklirnya.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia kembali menunjukkan kekuatan militernya di tengah meningkatnya ketegangan global.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu (26/10/2025) mengumumkan bahwa negaranya telah berhasil menguji rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik (9M730), senjata yang diklaim memiliki kemampuan menembus sistem pertahanan udara mana pun di dunia.
Putin menyampaikan keberhasilan uji coba ini dalam pertemuan dengan para jenderal Rusia di markas komando perang Ukraina, sambil mengenakan seragam kamuflase.
“Ini adalah teknologi yang tidak dimiliki negara lain mana pun di dunia,” kata Putin dalam pernyataan yang dirilis Kremlin. Ia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut menandai langkah penting menuju pengerahan penuh senjata strategis baru Rusia.
Sementara itu Jenderal Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, melaporkan kepada Putin bahwa rudal Burevestnik menempuh jarak 14.000 kilometer dan terbang selama sekitar 15 jam dalam uji coba yang dilakukan pada 21 Oktober lalu.
NATO sendiri menjuluki rudal ini sebagai SSC-X-9 Skyfall, sementara sebagian analis pertahanan Barat menyebutnya “Flying Chornobyl” karena menggunakan reaktor nuklir mini sebagai tenaga penggerak, yang secara teoritis dapat menghasilkan emisi radioaktif selama penerbangan, mengutip Reuters.
Rusia mengklaim rudal ini memiliki jangkauan hampir tak terbatas dan jalur terbang yang sulit diprediksi, membuatnya nyaris mustahil dicegat oleh sistem pertahanan rudal modern.
Senjata ini, menurut Moskow, merupakan simbol supremasi teknologi dan bukti bahwa Rusia tidak akan tunduk pada tekanan geopolitik dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Pesan Geopolitik untuk Barat dan Trump
Pengumuman uji coba ini tidak datang secara kebetulan.
Hanya beberapa hari sebelumnya, Rusia juga menggelar latihan nuklir besar-besaran, sebuah langkah yang dipandang sebagai pesan langsung kepada Barat dan Washington.
Baca juga: Rusia Jajal Rudal Nuklir Burevestnik: Putin Busungkan Dada, Trump Bilang AS Punya yang Lebih Hebat
Dalam pidatonya, Putin menegaskan bahwa Rusia tidak akan pernah menyerah terhadap tekanan atas perang di Ukraina, di tengah meningkatnya desakan gencatan senjata dari komunitas internasional.
Menariknya, langkah ini bertepatan dengan perubahan sikap Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump yang disebut semakin keras terhadap Rusia.
Di tengah upaya diplomatik yang buntu, keberhasilan uji Burevestnik menjadi sinyal strategis bahwa Rusia siap memperkuat posisi tawarnya, baik di medan perang Ukraina maupun dalam percaturan global yang lebih luas, mengutip The Guardian.
Tantangan Baru
Sejak pertama kali diumumkan pada 2018, Burevestnik telah menjadi simbol kebangkitan teknologi militer Rusia.
Putin menyebut pengembangannya sebagai respon langsung terhadap langkah AS keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM) tahun 1972, serta ekspansi militer NATO ke Eropa Timur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.