Selasa, 28 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

42 Orang Tewas di Gaza, Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Setidaknya 42 orang tewas dalam penembakan oleh Israel di Gaza. Israel dan Hamas saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Facebook GPO
PIDATO BENJAMIN NETANYAHU - Foto yang diambil dari Facebook GPO, Kamis (2/10/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Israel setelah kembali dari kunjungannya ke Amerika Serikat pada Rabu (1/10/2025). --- Pada 19 Oktober 2025, Israel meluncurkan serangan ke Jalur Gaza, mengklaim itu sebagai balasan terhadap peluncuran roket yang menewaskan 2 tentaranya. 
Ringkasan Berita:
  • Serangan Israel menewaskan 42 orang di Jalur Gaza selama gencatan senjata berlaku.
  • Militer Israel berdalih serangan itu menargetkan kelompok Palestina dan balasan atas peluncuran rudal anti-tank terhadap kendaraan militer Israel, Hamas menolak tuduhan Israel.
  • Perdana Menteri Israel Netanyahu mendesak Hamas untuk mematuhi kesepakatan dan mengancam akan tetap menutup penyeberangan Rafah.

TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel menewaskan 40 warga Palestina di tengah berlangsungnya gencatan senjata di Jalur Gaza, Minggu (19/10/2025).

Dua orang tambahan dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit setelah dievakuasi akibat tembakan tentara Israel di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan infrastruktur kelompok perlawanan Palestina yang dituduh meluncurkan rudal antitank dan senapan mesin ke kendaraan teknik militer Israel dan menewaskan dua tentaranya.

Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) membantah tuduhan Israel dan menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mematuhi perjanjian gencatan senjata dan berupaya melaksanakan ketentuan-ketentuannya dengan tanggung jawab yang maksimal.

"Israel terus melakukan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut, yang telah mengakibatkan kematian dan cedera puluhan orang sejak perjanjian tersebut mulai berlaku pada 10 Oktober," kata Hamas dalam pernyataannya, lapor Al Jazeera.

Setelah militer Israel meluncurkan serangan pada Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat keamanan darurat untuk membahas perkembangan di Jalur Gaza.

Media Israel melaporkan pertemuan yang diadakan Minggu malam, dihadiri oleh Menteri Pertahanan Yisrael Katz, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, dan para pemimpin senior lembaga keamanan.

Sekitar pukul 18.20 waktu setempat, militer Israel mengumumkan kembalinya gencatan senjata, sesuai dengan arahan dari pimpinan politik, dan mengancam akan "menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran".

Penyeberangan Rafah Masih Ditutup

Laporan pers Israel dan Amerika menunjukkan pemerintah Netanyahu membatalkan keputusan yang dibuatnya hari ini untuk menutup semua penyeberangan Jalur Gaza setelah mendapat tekanan Amerika.

Namun, penyeberangan Rafah-Mesir tetap ditutup dan Israel menekankan jalur tersebut akan kembali dibuka setelah Hamas menghentikan pengeboman di Jalur Gaza.

Baca juga:  Dituduh AS Serang Warga Sipil Gaza, Hamas Malah Tuding Israel Persenjatai Geng Kriminal

"Kami membuat keputusan hari ini untuk menutup penyeberangan ke Gaza dan menghentikan bantuan, tetapi kemudian kami membatalkan keputusan tersebut," kata seorang pejabat Israel kepada ABC News, Minggu.

Pejabat itu menambahkan penyeberangan Rafah akan tetap ditutup hingga jenazah para tahanan Israel yang tewas di Gaza segera dipulangkan.

Surat kabar Israel Hayom melaporkan setelah penilaian situasi, diputuskan untuk melanjutkan masuknya bantuan ke Gaza pada hari Senin (20/10/2025). 

"Truk-truk bantuan kemanusiaan akan kembali masuk setelah serangan bom berakhir,” kata Kantor Perdana Menteri Israel.

Sebelumnya, masuknya bantuan ke Jalur Gaza dihentikan sementara karena serangan Israel di berbagai wilayah.

Pertahankan Gencatan Senjata, Utusan AS akan ke Israel

Media The Jerusalem Post melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk menahan diri dalam menanggapi gencatan senjata guna menghindari runtuhnya gencatan senjata. 

Karena tekanan AS, Israel berupaya menahan diri untuk tidak melanjutkan serangannya di Jalur Gaza dan mengadakan rapat pada Minggu.

Utusan AS Steve Witkoff dan menantu Presiden AS Trump, Jared Kushner, diperkirakan tiba di Israel pada hari Senin untuk mempertahankan gencatan senjata dan memajukan diskusi mengenai fase kedua dalam proposal Trump.

Wakil Presiden AS J.D. Vance dijadwalkan mengunjungi Israel pada hari Selasa (21/10/2025). 

Jumlah Korban Jiwa di Jalur Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat setidaknya 68.116 warga sipil Palestina tewas dan 70.200 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut data per 18 Oktober 2025.

Israel menuding Hamas bertanggungjawab atas kematian dan kehancuran di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas dan faksi-faksi sekutunya pada 7 Oktober 2023.

Hamas dan faksi lainnya menangkap 250 orang setelah membobol pertahanan Israel di perbatasan selatan pada 7 Oktober 2023, menyebutnya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina sejak tahun 1948.

Presiden AS Donald Trump, yang merupakan pendonor militer dan sekutu utama Israel, mengajukan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hamas yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir dengan partisipasi AS dan Turki.

Delegasi Hamas dan Israel sepakat untuk gencatan senjata, yang dimulai pada Jumat, 10 Oktober 2025, namun kesepakatan itu rapuh.

Pada Sabtu, kantor media Gaza mengatakan 97 orang tewas sejak gencatan senjata diberlakukan, lapor Al Jazeera.

Sebuah pernyataan di Telegram mengatakan tentara Israel telah melakukan 80 pelanggaran sejak 10 Oktober, menewaskan 97 orang dan melukai 230 lainnya.

Kantor tersebut menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran yang mencolok dan jelas terhadap keputusan gencatan senjata dan aturan hukum humaniter internasional.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved