Rabu, 29 Oktober 2025

Seminggu Menjabat, PM Baru Jepang Ajak AS Teken Kesepakatan Mineral Tanah Jarang Miliaran Dolar

PM Jepang Sanae Takaichi teken kesepakatan 550 miliar dolar AS dengan Trump untuk kerja sama mineral tanah jarang dan energi nuklir.

Tangkapan layar Instagram @whitehouse
KERJASAMA AS DAN JEPANG - Presiden Donald J. Trump (kanan) dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi (kiri) sepakat teken kesepakatan 550 miliar dolar AS dengan untuk kerja sama mineral tanah jarang dan energi nuklir, tantang dominasi China di pasar global. 

Ringkasan Berita:
  • Seminggu menjabat, PM Jepang Sanae Takaichi meneken kesepakatan strategis senilai  550 miliar dolar AS dengan Presiden AS Donald Trump.
  • Jepang dan AS sepakat membangun pasar tanah jarang dan reaktor nuklir generasi baru, guna mengamankan pasokan bahan penting untuk teknologi dan energi global.
  • Kesepakatan ini menjadi langkah nyata kedua negara untuk mengurangi ketergantungan pada China yang masih menguasai lebih dari 90 persen pemrosesan tanah jarang dunia.

TRIBUNNEWS.COM - Sepekan setelah resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi langsung membuat gebrakan besar di panggung internasional.

Terbaru Takaichi secara resmi menandatangani kesepakatan kerja sama strategis senilai 550 miliar dolar AS dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (28/10/2025) di Istana Akasaka, Tokyo.

Penandatanganan yang berlangsung megah di bawah lampu gantung berlapis emas itu menjadi simbol kemitraan baru antara dua kekuatan ekonomi dunia.

Dengan adanya perjanjian baru ini, Jepang dan AS sepakat untuk membangun pasar tanah jarang yang mandiri dan berkelanjutan.

Menjadi langkah strategis kedua negara dalam mengamankan pasokan tanah jarang (rare earth elements), bahan penting yang digunakan untuk pembuatan mobil listrik, turbin angin, hingga pesawat tempur.

Mengingat tanah jarang selama ini menjadi isu sensitif dalam rantai pasok global. Karena itu, kendali atas pasokan dan pemrosesan mineral langka ini menjadi faktor strategis dalam persaingan ekonomi dan geopolitik dunia.

“Kerja sama ini bukan hanya soal investasi ekonomi, tetapi tentang masa depan energi dan keamanan global,” ujar Takaichi dalam konferensi pers setelah penandatanganan, mengutip dari Al Jazeera.

Dalam dokumen kerjasama, kedua negara juga menyatakan minat bersama untuk mengembangkan reaktor tenaga nuklir generasi baru dan reaktor modular kecil (SMR).

Rencananya proyek ini akan melibatkan sejumlah perusahaan besar seperti Mitsubishi Heavy Industries dan Toshiba Group.

Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Jepang siap kembali memainkan peran utama dalam industri energi global setelah bencana Fukushima pada 2011 yang sempat memukul reputasi tenaga nuklirnya.

Bagi Jepang, kesepakatan dengan AS menjadi peluang untuk mengembalikan perannya di pasar ekspor teknologi nuklir.

Baca juga: PM Jepang Sanjung Trump, Sebut Pemimpin AS Layak Dapat Hadiah Nobel Perdamaian

Takaichi menegaskan bahwa kerja sama tersebut merupakan bagian dari strategi nasional Jepang dalam mengembangkan energi bersih dan memperkuat keamanan energi.

Sementra Trump dalam sambutannya menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah nyata Amerika Serikat untuk memperkuat posisi ekonominya dan mengurangi dominasi China di sektor teknologi tinggi.

“Kita tidak bisa membiarkan satu negara mengendalikan pasokan bahan penting dunia. Kesepakatan ini adalah awal dari era baru kerjasama strategis antara Amerika Serikat dan Jepang,” ujar Trump.

Jepang Siap Saingi Dominasi China di Pasar Mineral Global

Selama lebih dari dua dekade, China mendominasi pasar tanah jarang global. Negara itu mengendalikan sekitar 60 persen produksi dan lebih dari 90 persen proses pemurnian logam tanah jarang dunia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved