Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Serahkan Jasad Sandera Tentara Israel, Menyisakan 15 Jenazah di Gaza

Hamas menyerahkan satu jasad tentara Israel yang ditangkap, diidentifikasi sebagai Sersan Mayor Tal Haimi. Masih ada 15 jasad sandera di Gaza.

Editor: Nuryanti
Website IDF/idf.il
TENTARA ISRAEL TEWAS - Foto diunduh dari website IDF, Selasa (21/10/2025). Hamas menyerahkan jenazah Sersan Mayor (Purn.) Tal Haimi pada hari Senin (20/10/2025) sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama dengan Israel. 
Ringkasan Berita:
  • Hamas mengembalikan satu jenazah sandera yang diidentifikasi sebagai tentara Israel, Sersan Mayor Tal Haimi.
  • Israel mengatakan 13 jenazah telah dikembalikan dan 15 lainnya masih di Jalur Gaza, menegaskan bahwa satu jenazah yang dikembalikan sebelumnya bukan milik sandera.
  • Tenaga medis di Khan Younis mengatakan jenazah warga Palestina yang dikembalikan oleh Israel menunjukkan tanda penyiksaan.

TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Brigade Al-Qassam, mengumumkan mereka akan menyerahkan satu jenazah tentara Israel yang ditangkap dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.

Brigade Al-Qassam menegaskan penyerahan jenazah tersebut sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama.

Faksi perlawanan Palestina lainnya mengonfirmasi penyerahan jenazah seorang tentara Israel yang ditangkap di Jalur Gaza kemarin.

"Berdasarkan tanggung jawab nasionalnya, kami mengumumkan penyerahan jenazah seorang tentara pendudukan, sebagai pelaksanaan ketentuan Perjanjian Gaza," kata Brigade Abu Ali Mustafa, sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dalam sebuah pernyataan, Senin (20/10/2025) malam.

Militer Israel mengumumkan bahwa jenazah tersebut diserahkan melalui Palang Merah Internasional dan telah diidentifikasi sebagai Sersan Mayor (Purn.) Tal Haimi.

Israel memperkirakan masih ada 15 jenazah yang belum dikembalikan dari Jalur Gaza.

Israel menekankan bahwa masyarakat harus mendesak Hamas untuk menyerahkan semua jenazah sandera yang meninggal di Jalur Gaza.

"Hamas diharuskan untuk mematuhi perjanjian tersebut dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulangkan semua sandera yang meninggal," katanya dalam pernyataan, lapor The Jerusalem Post

Sebelumnya, Hamas menyerahkan dua jenazah yang diidentifikasi oleh Israel sebagai Ronen Engel and Sontaya Akrasi pada Sabtu (18/10/2025).

Dari 28 jenazah sandera, Israel mengonfirmasi 13 di antaranya telah diserahkan oleh Hamas secara bertahap sejak 13 Oktober.

Mereka diidentifikasi sebagai Bipin Joshi, Guy Illouz, Yossi Sharabi, Daniel Peretz, Tamir Nimrodi, Uriel Baruch, Eitan Levi, Inbar Hayman, Muhammad al-Atarash, Eliyahu "Churchill" Margalit, Ronen Engel, Sontaya Akrasi, dan Sersan Mayor Tal Haimi, lapor The Times of Israel.

Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza Terancam setelah Jet Tempur Israel Bombardir Rafah

Pada 13 Oktober, Hamas juga menyerahkan 20 sandera Israel yang masih hidup kepada Palang Merah Internasional.

Hamas mengatakan kesulitan dalam proses evakuasi jenazah para sandera karena mereka tertimbun reruntuhan akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza.

Sementara itu, Israel berkomitmen untuk menyerahkan ribuan orang-orang Palestina dari penjaranya, termasuk jenazah mereka yang ditahan Israel.

Israel Serahkan Jenazah Palestina dengan Bekas Penyiksaan

Setidaknya, Israel menyerahkan 135 jenazah warga Palestina, namun jenazah-jenazah tersebut menunjukkan bekas kekerasan seperti amputasi hingga luka bakar.

Mereka dikembalikan ke Palestina dengan tangan diikat dan tubuhnya dipenuhi luka penyiksaan, serta beberapa jenazah ditutup matanya.

Direktur jenderal Kementerian Kesehatan, Dr. Munir al-Bursh, dan juru bicara Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, tempat jenazah-jenazah itu diperiksa, mengatakan sebuah dokumen yang ditemukan di dalam setiap kantong jenazah mengindikasikan semua jenazah berasal dari Sde Teiman, sebuah pangkalan militer di gurun Negev.

"Label dokumen di dalam kantong jenazah ditulis dalam bahasa Ibrani dan dengan jelas menunjukkan bahwa jenazah tersebut disimpan di Sde Teiman," kata Bursh. 

"Label tersebut juga menunjukkan bahwa beberapa jenazah telah menjalani tes DNA di sana," lanjutnya, lapor The Guardian pada Senin (20/10/2025).

Para dokter di Khan Younis mengatakan hasil pemeriksaan terhadap jenazah warga Palestina menunjukkan Israel melakukan pembunuhan, eksekusi singkat dan penyiksaan sistematis.

Salah satu temuan yang terdokumentasi di antaranya tanda-tanda tembakan langsung dari jarak dekat dan dilindas dengan tank Israel.

Direktur administrasi kompleks medis Nasser, Eyad Barhoum mengatakan jenazah-jenazah tersebut tidak memiliki nama, melainkan hanya kode, sehingga para medis melakukan identifikasi.

Jumlah Korban Jiwa di Jalur Gaza

Setidaknya, 68.116 warga sipil Palestina tewas dan 70.200 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza per 18 Oktober 2025.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian dan kehancuran di Jalur Gaza, menganggapnya sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas dan faksi perlawanan lainnya pada 7 Oktober 2023.

Hamas dan faksi lainnya menangkap 250 orang setelah membobol pertahanan Israel di perbatasan selatan pada 7 Oktober 2023, menyebutnya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina sejak tahun 1948.

Pendonor militer dan sekutu utama Israel, Presiden AS Donald Trump, mengajukan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hamas yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir dengan partisipasi AS dan Turki pada akhir September lalu.

Kedua pihak menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang dimulai pada Jumat, 10 Oktober 2025, namun kesepakatan itu rapuh setelah serangan Israel di Jalur Gaza.

Al Jazeera melaporkan setidaknya 97 orang tewas dan 230 lainnya terluka sejak gencatan senjata diberlakukan.

Kantor media Gaza menyebut Israel melanggar kesepakatan sebanyak 80 kali sejak militer Israel menarik posisinya hingga garis tertentu di Jalur Gaza.

Sementara Israel menuduh Hamas yang melanggar kesepakatan dengan tidak menyerahkan para sandera dalam waktu 72 jam sejak gencatan senjata dimulai.

Israel menganggap alasan Hamas yang kesulitan mengevakuasi jenazah sandera sebagai dalih untuk memperlambat gencatan senjata.

Mediator Qatar pada minggu lalu mengatakan proses diskusi untuk gencatan senjata tahap kedua telah dimulai, namun mereka mengesampingkan isu sulit hingga gencatan senjata tahap pertama selesai.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved