Selasa, 28 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal

Putin mengatakan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang tidak bersahabat dan akan memiliki konsekuensi tertentu.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN DAN TRUMP - Foto diunduh dari website Kremlin, Sabtu (16/8/2025) memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025. Putin mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang tidak bersahabat dan akan memiliki konsekuensi tertentu. 

Trump mengatakan selama kampanye pemilihan AS bahwa ia akan segera mengakhiri perang Ukraina yang oleh pemerintahannya digambarkan sebagai "perang proksi" antara Washington dan Moskow.

Trump, yang menyebut Rusia sebagai "macan kertas", mengatakan pada hari Rabu bahwa ia telah membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Putin.

Pembicaraan dengan Putin 'Tidak Membuahkan Hasil'

AS telah mengumumkan sanksi baru yang menargetkan dua perusahaan minyak terbesar Rusia dalam upaya menekan Moskow agar merundingkan kesepakatan damai di Ukraina.

Meskipun dampak ekonomi terhadap Rusia kemungkinan minimal, hal ini merupakan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Trump, setelah sebelumnya mengatakan tidak akan menjatuhkan sanksi sampai negara-negara Eropa berhenti membeli minyak Rusia.

Perkembangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Inggris menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak Rusia yang sama, Rosneft dan Lukoil.

Negara-negara Uni Eropa juga telah mengeluarkan sanksi baru mereka sendiri yang melarang impor gas alam cair Rusia mulai Januari 2027.

"Setiap kali saya berbicara dengan Vladimir, percakapan saya berjalan lancar dan tidak ada yang berubah," kata Trump, Rabu, dikutip dari BBC.

Baca juga: Trump Batal Bertemu Putin, AS Langsung Jatuhi Sanksi Minyak ke Rusia

TURUN PESAWAT - Presiden Rusia, Vladimir Putin menuruni tangga pesawat kepresidenan Rusia dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.
TURUN PESAWAT - Presiden Rusia, Vladimir Putin menuruni tangga pesawat kepresidenan Rusia dalam sebuah kunjungan ke luar negeri. (Gavriil Grigorov / TASS)

Trump telah berulang kali mengancam dengan tindakan AS yang lebih keras terhadap Moskow, tetapi menghindarinya sampai sekarang dengan harapan dapat menengahi kesepakatan damai dalam invasi yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun.

Pemerintahannya berupaya menampilkan AS sebagai mediator yang agak netral antara kedua negara yang bertikai, setelah bertahun-tahun memberikan dukungan penuh terhadap Ukraina dari pendahulunya, Joe Biden.

Namun Trump semakin jengkel terhadap Kremlin atas kegagalannya untuk melangkah maju dalam negosiasi.

Sanksi tersebut juga merupakan sesuatu yang telah didesak oleh pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, selama berbulan-bulan.

Pada Rabu, Trump mengkritik Putin karena tidak serius dalam mencapai perdamaian dan mengatakan bahwa ia berharap sanksi akan memaksa tercapainya terobosan.

"Saya merasa sudah waktunya. Kami sudah menunggu lama," kata Trump.

Minyak dan gas merupakan ekspor terbesar Rusia.

Kedua perusahaan minyak Rusia tersebut mengekspor 3,1 juta barel minyak per hari.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved