Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Balas Ancaman Trump, Tegaskan: Tak Ada Sanksi yang Bisa Jatuhkan Rusia

Putin kecam sanksi Trump terhadap raksasa minyak Rusia. Ia tegaskan tak ada tekanan yang bisa menundukkan dan menjatuhkan Moskow

Foto: Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN HADIRI RAPAT - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Sabtu (21/6/2025), Putin kecam sanksi Trump terhadap raksasa minyak Rusia. Ia tegaskan tak ada tekanan yang bisa menundukkan dan menjatuhkan Moskow. Putin justru memperingatkan bahwa kebijakan semacam itu berisiko menciptakan gejolak besar di pasar energi dunia. 

Ringkasan Berita:
  • Presiden Vladimir Putin menolak sanksi baru AS terhadap perusahaan energi Rusia dan menegaskan bahwa tidak ada tekanan asing yang bisa menundukkan Rusia.
  • Kebijakan Trump terhadap Rosneft dan Lukoil memicu gejolak pasar energi, membuat harga minyak Brent dan WTI melonjak lebih dari 5 persen, tertinggi sejak Juni 2025.
  • Meski terbuka untuk diplomasi, Putin memperingatkan bahwa jika senjata Barat digunakan menyerang Rusia, tanggapan Moskow akan “sangat serius, bahkan menghancurkan"
 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil.

Yakni dua perusahaan minyak yang jadi tulang punggung ekspor energi Rusia, memasok lebih dari 10 persen kebutuhan minyak dunia.

Gedung Putih menyebut kebijakan baru itu sebagai respons atas kurangnya komitmen Rusia dalam proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Namun Putin menyebut tindakan tersebut sebagai “tindakan tidak bersahabat”, Ia bahkan memperingatkan AS untuk bersiap menghadapi konsekuensi serius apabila terus mengusik stabilitas Rusia.

"Itu akan memiliki konsekuensi tertentu, tetapi tidak akan secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi kita," ucap Putin dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, Putin menegaskan bahwa Rusia tidak akan tunduk pada tekanan dari AS maupun kekuatan asing lainnya.

Ia menekankan bahwa Rusia sudah terbiasa menghadapi situasi sulit dan tidak akan menyerah terhadap upaya Barat untuk melemahkan ekonominya.

“Rusia tidak akan menyerah terhadap tekanan eksternal. Kami telah melewati masa-masa sulit dan kami akan terus berdiri tegak,” ujarnya dengan nada tegas.

Sanksi Trump Picu Lonjakan Harga Minyak

Putin justru memperingatkan bahwa kebijakan semacam itu berisiko menciptakan gejolak besar di pasar energi dunia.

Menurutnya, sanksi terhadap sektor energi Rusia tidak hanya merugikan Moskow, tetapi juga akan berdampak pada harga minyak global dan menekan konsumen di berbagai negara.

Terbukti sejak pengumuman sanksi, harga minyak mentah Brent dan WTI melonjak hingga 5 persen.

Baca juga: Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal

Dengan rincian minyak mentah Brent naik 5,2 persen ke posisi 93,84 dolar AS per barel.

Sementara West Texas Intermediate (WTI) melonjak 5,5 persen menjadi 90,12 dolar AS per barel, mencatatkan lonjakan harian tertinggi sejak pertengahan Juni 2025.

Beberapa analis bahkan memperkirakan harga minyak bisa terus naik hingga menyentuh 100 per barel jika Washington terus memberlakukan kebijakan yang memicu kepanikan di pasar energi.

“Pasar minyak kini berada dalam situasi yang sangat rapuh. Setiap gangguan baru, baik dari Rusia maupun Timur Tengah, bisa mendorong harga ke level psikologis US$100,” kata Craig Erlam, analis perusahaan perdagangan valas, OANDA.

Putin Tegaskan Dialog Lebih Baik dari Perang

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved