Minggu, 2 November 2025

Bos Maskapai Desak Gedung Putih Akhiri Shutdown, Peringatkan Sistem Penerbangan AS di Ambang Krisis

Bos maskapai AS desak Gedung Putih akhiri shutdown yang telah berlangsung 30 hari hingga lumpuhkan sistem penerbangan, ancam keselamatan nasional.

|
Editor: Nuryanti
United Airlines
MASKAPAI AS NGAMUK - Foto pesawat United Airlines yang diambil dari situs resminya pada 26 Maret 2025. Sejumlah bos maskapai AS termasuk CEO United Airlines Scott Kirby, desak Gedung Putih akhiri shutdown yang telah berlangsung 30 hari hingga lumpuhkan sistem penerbangan, ancam keselamatan nasional. 

Ringkasan Berita:
  • CEO American Airlines dan CEO United Airlines mendatangi Gedung Putih untuk meminta pemerintah segera mengakhiri shutdown yang telah melumpuhkan operasional federal.
  • Shutdown membuat ribuan pengendali lalu lintas udara dan petugas keamanan bandara bekerja tanpa gaji, memicu absensi tinggi, penundaan penerbangan hingga 44 persen.
  • Krisis ini diperkirakan akan terus berlanjut karena perbedaan politik antara Demokrat dan Republik membuat negosiasi buntu dan memperpanjang ketidakpastian.

TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah bos besar industri penerbangan Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintah segera mengakhiri shutdown yang telah melumpuhkan sebagian operasional pemerintah federal selama 30 hari.

Adapun desakan ini dilakukan CEO American Airlines Robert Isom dan CEO United Airlines Scott Kirby, pada Kamis (30/10/2025).

Kirby dan Robert Isom bahkan rela bertandang ke Gedung Putih untuk bertemu langsung dengan Wakil Presiden AS JD Vance, serta Menteri Perhubungan Sean Duffy, dan Presiden Air Line Pilots Association Jason Ambrosi.

Langkah ini diambil guna mencari solusi untuk menghentikan kebuntuan anggaran buntut Rancangan Undang-Undang Pendanaan yang tidak disetujui tepat waktu, sehingga lembaga-lembaga federal tidak memiliki dana untuk beroperasi.

Ini terjadi karena hukum AS melarang pemerintah beroperasi tanpa dana resmi, maka saat anggaran belum disetujui, sebagian lembaga pemerintahan terpaksa berhenti sementara hingga ada kesepakatan baru.

Termasuk lembaga penting seperti Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA), yang berperan vital dalam menjaga keselamatan dan kelancaran penerbangan.

Akan tetapi shutdown yang berlarut-larut menimbulkan ancaman nyata terhadap keselamatan dan efisiensi sistem penerbangan nasional.

Karena Shutdown memaksa sekitar 13.000 pengendali lalu lintas udara (ATC) dan 50.000 petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) tetap bekerja tanpa gaji.

Kondisi tersebut  memicu peningkatan absensi, antrean panjang di bandara, serta penundaan penerbangan massal di berbagai kota besar.

Shutdown juga memicu kekurangan staf di pusat pengendalian lalu lintas udara menyebabkan beban kerja meningkat drastis bagi petugas yang masih bertugas.

Ketidakseimbangan ini mengakibatkan penurunan kualitas layanan serta peningkatan risiko keselamatan di udara.

Baca juga: Shutdown Pemerintahan AS Picu Penundaan Penerbangan dan Bantuan Pangan

Data dari Departemen Perhubungan AS menunjukkan adanya lonjakan penundaan penerbangan hingga mencapai 44 persen dalam beberapa pekan terakhir, yang mencerminkan betapa serius dampak shutdown terhadap stabilitas sistem penerbangan.

Mengancam Penerbangan Nasional

Dampak lain yang tidak kalah besar adalah tekanan ekonomi yang dirasakan secara nasional.

CEO United Airlines, Scott Kirby, menegaskan bahwa shutdown telah mengganggu kepercayaan penumpang, menurunkan angka pemesanan tiket, serta menghambat operasional maskapai.

Situasi ini, menurutnya, tidak hanya merugikan industri penerbangan, tetapi juga sektor pariwisata dan bisnis lain yang bergantung pada mobilitas udara.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved