Rabu, 5 November 2025

Bencana Kemanusiaan di Sudan: RSF Kuasai El-Fasher, Ribuan Warga Sipil Hilang dan Dibantai

Ribuan warga sipil tewas dan hilang usai RSF merebut El-Fasher, Darfur Utara. Dunia desak gencatan senjata dan akses bantuan segera.

YouTube Channel 4 News
KEKERASAN DI SUDAN - Setelah jatuhnya Kota El-Fasher, pejuang Pasukan DUkungan Cepat (RSF) dituduh melakukan pembunuhan massal; menyerang sebuah rumah sakit dan mereka yang mencoba melarikan diri. Baru-baru ini, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter merebut kota El-Fasher, ibu kota Darfur Utara. 

Ringkasan Berita:
  • Situasi di Sudan kian memburuk setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) merebut kota El-Fasher, Darfur Utara.
  • Ribuan warga sipil dilaporkan hilang, dibunuh, atau melarikan diri ke padang pasir tanpa makanan dan perlindungan.
  • Adanya eksekusi massal dan kekerasan seksual, sementara citra satelit menunjukkan bukti pembersihan etnis.
  • PBB memperingatkan kekejaman ini bisa dikategorikan sebagai kejahatan internasional.

TRIBUNNEWS.COM - Situasi kemanusiaan di Sudan memburuk.

Baru-baru ini, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) atau pasukan paramiliter yang sebelumnya dioperasikan oleh Pemerintah Sudan merebut kota El-Fasher, ibu kota Darfur Utara.

Ribuan warga sipil dilaporkan hilang, dibunuh, atau melarikan diri ke padang pasir dalam kondisi kelaparan dan tanpa perlindungan.

Menurut laporan Al Jazeera, pengambilalihan El-Fasher terjadi setelah pengepungan selama 18 bulan yang menyebabkan kelaparan dan kekurangan pasokan medis.

Puluhan ribu warga masih terjebak di kota itu, sementara ribuan lainnya melarikan diri ke Tawila dan daerah sekitar.

Caroline Bouvard, direktur Solidarites International untuk Sudan, mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan banyak warga di El-Fasher sejak kota itu dikuasai RSF.

“Kami terus mendengar laporan tentang warga yang terjebak di jalan atau di desa-desa yang tidak bisa diakses karena alasan keamanan,” ujarnya.

Warga yang berhasil melarikan diri menceritakan kekerasan brutal, termasuk eksekusi massal, penyiksaan, dan kekerasan seksual.

Arab News melaporkan, beberapa orang dipaksa membayar tebusan untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Banyak yang kini tinggal di kamp-kamp pengungsi seperti Al-Dabbah dan Tawila tanpa makanan, air, dan tempat tinggal yang layak.

Jaringan Dokter Sudan menyebut sedikitnya 1.500 orang tewas dalam dua hari saat warga mencoba melarikan diri dari El-Fasher.

“Ini adalah genosida nyata berdasarkan etnis,” kata juru bicara Tasneem Al-Amin.

Baca juga: El Fasher Jatuh ke Tangan RSF, Ribuan Warga Sudan Selamatkan Diri di Tengah Pembantaian Brutal

Citra satelit yang dianalisis oleh Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Universitas Yale menunjukkan adanya bukti pembunuhan massal dan pembersihan etnis terhadap kelompok Fur, Zaghawa, dan Berti.

Video yang beredar juga memperlihatkan pasukan RSF menembaki warga sipil tak bersenjata dan melakukan kekerasan terhadap perempuan serta anak-anak.

BBC News melaporkan bahwa meski pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, berjanji menyelidiki pelanggaran tersebut, tidak jelas sejauh mana ia mengendalikan pasukannya, yang terdiri dari milisi dan tentara bayaran dari Chad dan Sudan Selatan.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved