Jumat, 7 November 2025

Iran Krisis Air! Bendungan dan Waduk di Teheran Mengering, Air Minum Terancam Habis dalam 14 Hari

Kekeringan ekstrem membuat bendungan utama di Teheran nyaris kering. Otoritas Iran memperingatkan air minum bisa habis dua minggu lagi.

Tangkap layar Google Maps
KRISIS AIR IRAN. Tangkap layar Google Maps, Senin (3/11/2025). Bendungan Amir Kabir — salah satu dari lima sumber utama air minum Teheran — kini hanya menampung 14 juta meter kubik air, atau sekitar 8 persen dari kapasitas totalnya. 
Ringkasan Berita:
  • Iran menghadapi krisis air terparah dalam sejarahnya. Bendungan Amir Kabir di Teheran kini tinggal 8 persen dari kapasitas, membuat pasokan air minum ibu kota bisa habis dalam dua minggu.
  • Direktur Air Regional Teheran, Behzad Parsa, menyebut penurunan curah hujan mencapai 100 persen.
  • Pemerintah memberlakukan pembatasan air dan pemadaman listrik.
  • Presiden Masoud Pezeshkian mengakui krisis ini lebih serius dari yang dibicarakan.

TRIBUNNEWS.COM - Air minum di ibu kota Iran, Teheran, terancam habis dalam waktu dua minggu akibat kekeringan parah yang melanda negara itu.

Kantor berita IRNA melaporkan, bendungan Amir Kabir — salah satu dari lima sumber utama air minum Teheran — kini hanya menampung 14 juta meter kubik air, atau sekitar 8 persen dari kapasitas totalnya.

Behzad Parsa, direktur Perusahaan Air Regional Teheran, mengatakan aliran air ke bendungan turun 43 persen dari tahun lalu akibat “penurunan curah hujan sebesar 100 persen” di wilayah tersebut.

“Pada tingkat ini, Teheran hanya bisa bertahan sekitar dua minggu,” kata Parsa, seraya mendesak warga untuk segera menghemat air.

Al Jazeera melaporkan, curah hujan di Provinsi Teheran hampir tak pernah serendah ini selama seabad terakhir.

Kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa itu kini menghadapi salah satu krisis air terburuk dalam sejarahnya.

Sebagai langkah darurat, pemerintah telah membatasi pasokan air ke sejumlah kawasan dan memberlakukan pemadaman listrik berkala selama musim panas untuk menghemat energi dan air.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian sebelumnya memperingatkan bahwa “krisis air jauh lebih serius daripada yang sedang dibicarakan saat ini.”

Kekeringan ekstrem juga melanda kota Isfahan, tempat Sungai Zayandehrud — yang dulunya menopang kehidupan jutaan orang — kini nyaris kering.

Menurut Iran International, 19 bendungan utama di seluruh negeri kini berada di bawah 20 persen kapasitas.

Para ahli menilai krisis air Iran disebabkan oleh kombinasi perubahan iklim global, salah urus pemerintah, dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya air tanah.

Tetangga Iran, Irak, juga mengalami kekeringan terburuk dalam tiga dekade terakhir akibat menurunnya aliran Sungai Tigris dan Efrat hingga 27 persen.

Kondisi tersebut menandai darurat lingkungan serius di kawasan Asia Barat, dengan jutaan warga kini menghadapi ancaman kelangkaan air bersih.

Baca juga: Bantu Warga Atasi Kekeringan, Irjen Pol Hendro Pandowo Resmikan Sumur Bor di Batu Belubang

Mengenal Bendungan Amir Kabir

Bendungan Amir Kabir (Amir Kabir Dam), juga dikenal sebagai Bendungan Karaj, adalah salah satu bendungan besar di Iran yang terletak sekitar 63 kilometer barat laut Teheran, di provinsi Alborz, dekat kota Karaj.

Bendungan ini dibangun di atas Sungai Karaj dan berfungsi sebagai sumber utama air minum bagi Teheran, sekaligus pembangkit listrik tenaga air dan sarana pengendalian banjir.

Dilansir Wikipedia, Bendungan Amir Kabir, yang juga dikenal sebagai Bendungan Karaj, mulai dibangun pada tahun 1957 dan selesai pada 1961.

Proyek besar ini dirancang oleh perusahaan konsultan asal Amerika Serikat, Development and Resources Corporation (D&R), sebagai bagian dari upaya modernisasi Iran di bawah pemerintahan Mohammad Reza Pahlevi.

Pembangunan bendungan ini berada di bawah pengawasan teknis yang terinspirasi oleh warisan Amir Kabir, seorang tokoh reformis dan pelopor modernisasi Iran pada abad ke-19, yang kemudian diabadikan sebagai nama resmi bendungan tersebut.

Keberadaan Bendungan Amir Kabir menjadi salah satu simbol awal industrialisasi dan kemajuan infrastruktur Iran pasca-Perang Dunia II.

Secara teknis, bendungan ini merupakan jenis arch dam atau bendungan lengkung beton dengan tinggi sekitar 180 meter dan panjang puncak 390 meter.

Kapasitas tampung airnya mencapai 202 juta meter kubik, dengan luas permukaan waduk sekitar 1.600 hektare.

Selain menampung air, bendungan ini juga dilengkapi pembangkit listrik tenaga air yang mampu menghasilkan sekitar 90 megawatt listrik, menjadikannya salah satu fasilitas energi penting di wilayah utara Iran.

Air dari bendungan ini mengalir menuju Waduk Amir Kabir, yang menjadi sumber utama pasokan air minum bagi Teheran dan sekitarnya, terutama saat musim kemarau.

Sejak diresmikan, Bendungan Amir Kabir memiliki peran vital dalam berbagai sektor. Ia menjadi sumber air minum utama bagi jutaan warga di Teheran dan kota Karaj.

Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air yang membantu menopang jaringan energi nasional Iran.

Fungsi lainnya meliputi irigasi pertanian di dataran Karaj, pengendalian banjir di lembah Sungai Karaj, serta pengembangan pariwisata dan rekreasi.

Baca juga: BNPB Laporkan Bencana Banjir di Bogor dan Kekeringan di Klaten  

Waduk di sekitar bendungan kerap menjadi destinasi populer untuk berperahu, memancing, dan wisata alam bagi warga Teheran yang mencari udara segar di akhir pekan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Bendungan Amir Kabir menghadapi tantangan serius.

Kekeringan ekstrem, peningkatan konsumsi air perkotaan, dan perubahan iklim menyebabkan volume air di waduk menurun drastis.

Selain itu, sedimentasi dan polusi air dari limbah perkotaan Teheran memperburuk kualitas air bendungan.

Aktivitas seismik di wilayah pegunungan Alborz juga menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas struktural bendungan dalam jangka panjang.

Badan Meteorologi Iran bahkan melaporkan bahwa Waduk Amir Kabir kini berada pada titik kritis.

Jika curah hujan tidak segera meningkat, pasokan air minum untuk Teheran dan kota-kota di sekitarnya bisa terancam habis dalam waktu dekat.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved