Jumat, 7 November 2025

Hubungan AS dan Suriah Kian Mesra, Trump Dikabarkan Bakal Bangun Pangkalan Militer di Damaskus

Rencana pembanganan ini kabarnya juga akan dibahas Trump saat bertemu Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin (10/11/2025),

Penulis: Bobby W
Tangkapan Layar YouTube LIVENOW From FOX
AHMED AL-SHARAA - Tangkapan Layar YouTube LIVENOW From FOX yang diambil pada Kamis (6/11/2025). momen pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa (kiri) bertemu dengan Donald Trump (kanan) pada Sidang PBB di New York pada 25 September 2025 
Ringkasan Berita:
  • Pemerintahan Donald Trump dikabarkan akan membangun pangkalan militer udara AS di Damaskus,Suriah
  • Pembangunan pangkalan militer AS di Damaskus ini diduga menjadi bagian dari perjanjian keamanan yang dimediasi Trump antara Suriah dan Israel.
  • Langkah ini menandai hubungan AS dan Suriah yang kian dekat lantaran indikasi pemerintahan Ahmed al-Sharaa yang dinilai berhaluan pro-Barat

TRIBUNNEWS.COM - Tumbangnya rezim Bashar al-Assad tampaknya menjadi momentum oportunistik bagi Amerika Serikat untuk menambahkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah terutama di Suriah.

Hal ini terlihat dari memanasnya rumor bahwa administrasi Presiden Donald Trump akan segera menghadirkan pangkalan militer AS di Suriah.

Rencana markas militer baru AS di Suriah ini mirip dengan skenario kehadiran pangkalan AS di dua kawasan Timur Tengah lainnya.

Kawasan yang dimaksud tersebut adalah Lebanon yang berfungsi untuk mengawasi gencatan senjata antara kelompok bersenjata Hizbullah dan Israel, serta pangkalan di Israel guna memantau kesepakatan era Trump antara kelompok militer Palestina Hamas dan Israel.

Adapun laporan eksklusif Reuters membocorkan bahwa pembangunan pangkalan militer udara ini rencananya akan dipusatkan di kawasan Damaskus.

Rencana kehadiran militer AS di ibu kota Suriah ini diduga dilakukan guna mendukung perjanjian keamanan yang tengah dimediasi Washington antara Suriah dan Israel.

Hal ini diungkapkan oleh enam sumber yang memahami persoalan tersebut kepada Reuters, Rabu waktu setempat (5/11/2025).

Adapun rencana pembangunan pangkalan militer tersebut akan dilakukan di gerbang wilayah selatan Suriah yang akan menjadi bagian dari zona demiliterisasi dalam kerangka perjanjian non-agresi antara Israel dan Suriah.

Perjanjian ini dimediasi langsung oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Rencananya, Trump akan bertemu Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin (10/11/2025), menjadikannya kunjungan pertama kepala negara Suriah ke AS.

Reuters sendiri telah mengonfirmasi kabar tersebut dengan enam sumber termasuk dua pejabat Barat dan seorang pejabat pertahanan Suriah.

Mereka membenarkan bahwa AS berencana menggunakan pangkalan guna memantau pelaksanaan potensi perjanjian Suriah-Israel.

Baca juga: Donald Trump: Pidato Mamdani Sebagai Wali Kota New York Sangat Berbahaya

Pentagon dan Kementerian Luar Negeri Suriah sendiri belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai rencana ini.

Demikian pula, pihak kepresidenan dan kementerian pertahanan Suriah yang tidak merespons pertanyaan yang dikirim Reuters melalui Kementerian Informasi Suriah.

Sementara itu, seorang pejabat pemerintah AS yang dihubungi oleh Reuters menyatakan bahwa rencana ini disusun secara matang setelah melalui beberapa evaluasi krusial.

“Kami terus mengevaluasi postur yang diperlukan di Suriah untuk memerangi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) secara efektif, dan tidak memberikan komentar mengenai lokasi atau kemungkinan lokasi operasi pasukan.” ungkapnya.

Pejabat tersebut meminta nama dan lokasi pangkalan tidak diungkap demi alasan keamanan operasional.

Seorang sumber lainnya yang memahami pembicaraan terkait pembangunan pangkalan di Damaskus ini mengungkapkan bahwa rencana ini sudah disusun cukup lama.

Menurutnya rencana pembangunan pangkalan militer di Damaskus sudah dibahas dalam kunjungan Laksamana Brad Cooper, Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), di Suriah pada 12 September 2025 lalu.

Saat itu, CENTCOM menyebut Cooper dan utusan AS untuk Suriah Thomas Barrack bertemu al-Sharaa untuk mengucapkan terima kasih atas kontribusi Suriah dalam memerangi ISIS.

Pernyataan CENTCOM juga menyebutkan potensi kerja sama dengan Suriah untuk dapat mewujudkan visi Trump tentang Timur Tengah yang makmur dan Suriah yang stabil dalam kedamaian di dalam negeri maupun di negara tetangganya. 

Sementara itu seorang pejabat militer Barat lainnya mengungkapkan bahwa Pentagon telah mempercepat rencana dalam dua bulan terakhir dengan mengirimkan beberapa misi pengintaian ke pangkalan. 

Misi tersebut menyimpulkan landasan pacu panjang pangkalan siap digunakan segera.

Dua sumber militer Suriah juga menyebut pembicaraan teknis telah dilakukan dan difokuskan pada pemanfaatan pangkalan untuk logistik, pengawasan, pengisian bahan bakar, dan operasi kemanusiaan, sementara Suriah tetap memiliki kedaulatan penuh atas fasilitas tersebut.

Seorang pejabat pertahanan Suriah menambahkan bahwa AS telah menerbangkan pesawat angkut militer C-130 ke pangkalan untuk memastikan landasan pacu layak operasi.

Sementara itu, penjaga keamanan di salah satu pintu masuk pangkalan mengonfirmasi bahwa pesawat Amerika mendarat di lokasi sebagai bagian dari “uji coba”.

Kemesraan Pemerintah Suriah-AS

AHMED AL-SHARAA - Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera  yang diambil pada Rabu (28/5/2025). Ini menunjukkan pidato Ahmed al-Sharaa setelah menggelar pertemuan dengan Donald Trump (14/5/2025).
AHMED AL-SHARAA - Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera yang diambil pada Rabu (28/5/2025). Ini menunjukkan pidato Ahmed al-Sharaa setelah menggelar pertemuan dengan Donald Trump (14/5/2025). (Tangkap Layar Youtube Al Jazeera)

Rencana ini juga menandai penyelarasan strategis Damaskus dengan Washington yang kian mesra di bawah kepemimpinan Presiden Ahmed al-Sharaa.

Seperti yang diketahui sebelumnya, tokoh yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani ini adalah sosok tokoh sentral yang memimpin lengsernya rezim lama Bashar al-Assad pada tahun lalu.

Rezim Assad yang sebelumnya menjadikan Suriah sebagai sekutu terdekat Iran, kini digantikan oleh pemerintahan baru al-Sharaa yang cenderung berafiliasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

Al-Sharaa sebelumnya juga menegaskan bahwa kehadiran pasukan AS harus disepakati dengan negara Suriah yang baru.

Pejabat AS juga menyatakan kesiapan dari pemerintah Suriah untuk segera bergabung dengan koalisi global anti-ISIS yang dipimpin oleh administrasi Trump saat ini.

AS sebelumnya juga telah menempatkan pasukan di timur laut Suriah sebagai bagian dari upaya satu dekade membantu pasukan pimpinan Kurdi melawan ISIS. 

(Tribunnews.com/bobby)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved