Sabtu, 8 November 2025

Lebanon Selatan Membara, Israel Bombardir Lokasi Hizbullah, Perintah Evakuasi Dikeluarkan

Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon selatan pada Kamis (6/11/2025) untuk mengurangi kemampuan militer Hizbullah.

YouTube ABC News
SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkapan layar detik-detik Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Lebanon selatan pada Kamis (6/11/2025). Israel mengklaim kelompok militan Hizbullah telah berusaha membangun kembali infrastruktur militernya di wilayah tersebut. 
Ringkasan Berita:
  • Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di wilayah Lebanon selatan pada Kamis (6/11/2025).
  • Tujuan serangan udara tersebut untuk menggagalkan upaya Hizbullah membangun kemampuan militernya kembali.
  • Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee mengeluarkan tiga perintah evakuasi sebelum melakukan serangan udara tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara besar-besaran telah dilakukan Israel di Lebanon selatan pada Kamis (6/11/2025).

Serangan udara tersebut dilakukan Israel untuk menggagalkan upaya Hizbullah membangun kemampuan militernya kembali.

Sebelum melakukan serangan udara, Israel mengeluarkan surat perintah evakuasi di beberapa lokasi, di antaranya Aita al-Jabal, Al-Taybeh, dan Tayr Debba.

Dikutip dari Reuters, serangan udara ini tetap dilakukan oleh Israel meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang disetujui tahun lalu.

Kesepakatan gencatan senjata ini dimaksudkan untuk mengakhiri lebih dari satu tahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

Padahal saat ini pemerintah Lebanon tengah berupaya untuk membersihkan lokasi Hizbullah di selatan.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, satu orang terluka dalam pengeboman sore hari setelah satu orang tewas dalam serangan sebelumnya pada hari itu.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee mengeluarkan tiga perintah evakuasi serentak melalui media sosial X.

Adraee juga merilis peta yang menunjukkan bangunan-bangunan di desa Aita al-Jabal, Al-Tayyiba, dan Tayr Debba.

Dua perintah lagi kemudian dikeluarkan untuk kota-kota lain di selatan.

Lokasinya berkisar dari hanya 4 km dari perbatasan Israel hingga hampir 24 km di utara perbatasan.

Baca juga: Israel Kunci Perbatasan Mesir, Perintahkan IDF Siaga Penuh Hadapi Penyelundupan Senjata

Postingan tersebut memerintahkan warga untuk menjaga jarak 500 meter dari lokasi yang telah ditentukan.

Pertahanan sipil Lebanon membantu warga untuk mengungsi.

Serangan udara dimulai sekitar satu jam setelah perintah dikeluarkan, yang menyebabkan kepulan asap tebal ke langit.

Kekhawatiran meningkat di Lebanon bahwa Israel akan melanjutkan kampanye pengeboman udara besar-besaran, terutama setelah para pemimpin Israel memperingatkan mereka akan mengambil tindakan terhadap Hizbullah jika Lebanon tidak meningkatkan upaya untuk melucuti senjata kelompok tersebut.

"Kita berada dalam situasi yang sangat berbahaya; jika keadaan terus seperti ini... maka semua harapan akan hilang."

"Tidak ada yang tahu ke mana konsekuensi dari masalah ini akan mengarah," kata Farid Nahnouh, Wali Kota Tayr Debba.

Meskipun Israel telah melancarkan serangan yang sering menargetkan apa yang disebutnya sebagai situs militer Hizbullah dan anggota kelompok yang berada di Lebanon selatan selama setahun terakhir, serangan tersebut jarang disertai dengan perintah evakuasi.

"Israel akan terus mempertahankan seluruh perbatasannya, dan kami juga terus mendesak penegakan penuh perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel," ujar juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian.

Bedrosian mengatakan Israel tidak akan mengizinkan Hizbullah untuk mempersenjatai kembali atau memulihkan kekuatan militer yang hancur oleh perang darat dan udara Israel pada tahun 2023 hingga 2024.

Di sisi lain, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam gelombang serangan yang dilakukan oleh Israel.

Joseph Aoun menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan "kejahatan politik yang tercela."

"Apa yang dilakukan Israel hari ini di Lebanon selatan bukan hanya kejahatan di bawah hukum internasional... tetapi juga kejahatan politik yang tercela," tulis Presiden Aoun dalam unggahannya di media sosial X, dikutip dari The Times of Israel.

Ia menambahkan bahwa Lebanon tetap terbuka untuk negosiasi, tetapi Israel terus menunjukkan penolakan terhadap kesepakatan damai.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pada hari yang sama juga menjatuhkan sanksi terhadap tiga anggota Hizbullah yang terlibat dalam transaksi keuangan untuk kelompok tersebut.

Baca juga: Ratusan Pejuang Hamas Masih Terjebak di Terowongan Rafah, Kata Media Israel

Departemen Keuangan AS mengatakan ketiga orang itu diduga terlibat dalam transfer dana puluhan juta dolar dari Iran, sponsor utama gerakan Syiah tersebut.

Sanksi dan tekanan militer ini merupakan kelanjutan dari konflik Israel dengan Hizbullah yang dimulai pada Oktober 2023, sehari setelah serangan Hamas, dan diakhiri dengan gencatan senjata pada akhir 2024.

Saat ini, militer Lebanon sedang berupaya melucuti persenjataan kelompok tersebut di Lebanon selatan, meskipun Hizbullah bersumpah tidak akan meletakkan senjata mereka.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved