Minggu, 9 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Turki Siap Tangkap Netanyahu, Petinggi Israel Jadi Buronan Pelaku Genosida di Gaza

Hubungan Ankara–Tel Aviv kian memanas usai Turki keluarkan surat penangkapan untuk Netanyahu dan 36 pejabat Israel atas tuduhan genosida di Gaza.

YouTube CBS News
ANCAMAN NETANYAHU - Turki resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 37 pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, atas tuduhan genosida dan kejahatan kemanusiaan di Gaza yang menargetkan warga sipil hingga ribuan warga sipil tewas, termasuk perempuan, anak-anak hingga para lansia. 

Keputusan ini menunjukkan tekad Ankara untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina dan menekan Israel agar bertanggung jawab atas serangan brutal di Gaza.

Langkah berani Turki juga mempertegas posisinya sebagai salah satu negara yang paling vokal membela Palestina di kancah global.

Hubungan Turki–Israel Memburuk

Imbas ketegangan ini hubungan diplomatik antara Turki dan Israel kembali memburuk.

Tindakan ini semakin memperdalam krisis diplomatik antara dua negara yang sebelumnya sempat berupaya memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun bersitegang.

Adapun ketegangan antara Israel dan Turki berawal dari perang antara Israel dan Hamas yang pecah pada Oktober 2023, yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan memicu kecaman luas di dunia internasional.

Turki menjadi salah satu negara yang paling vokal menentang serangan Israel.

Presiden Recep Tayyip Erdogan bahkan secara terbuka menyebut tindakan militer Israel di Gaza sebagai “pembunuhan massal terhadap rakyat Palestina.”

Sebagai bentuk protes keras, pemerintah Turki menangguhkan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel.

Ankara juga memperkuat dukungan politik dan kemanusiaannya terhadap rakyat Palestina, termasuk dengan mengirim bantuan medis, membuka akses bagi pengungsi, dan mendorong penyelidikan hukum internasional terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza.

Sementara itu, pemerintah Israel menolak seluruh tuduhan yang dilayangkan Turki. Tel Aviv menilai langkah hukum tersebut sebagai manuver politik yang bertujuan memperburuk citra Israel di mata dunia.

Beberapa pejabat Israel bahkan menuding pemerintahan Erdogan menggunakan sistem peradilannya sebagai alat politik, serta menyebarkan propaganda anti-Israel di kawasan Timur Tengah.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda hubungan kedua negara akan segera membaik. Baik Ankara maupun Tel Aviv sama-sama mempertahankan sikap keras.

Dunia kini menunggu bagaimana langkah lanjutan kedua negara dalam menghadapi situasi yang semakin memanas, di tengah meningkatnya tekanan global untuk menghentikan penderitaan warga Gaza.

(Tribunnews.com / Namira)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved