Konflik Suriah
Pertemuan Bersejarah! Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa Tiba di Washington dan Akan Bertemu Trump
Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa tiba di Washington untuk pertemuan bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih.
Ringkasan Berita:
- Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa tiba di Washington untuk kunjungan resmi bersejarah dan dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump pada Senin (10/11/2025).
- Pertemuan di Gedung Putih ini menjadi yang pertama sejak kemerdekaan Suriah, membahas kerja sama antiterorisme dan rekonstruksi pascaperang.
- AS berharap Suriah bergabung dalam koalisi global melawan ISIS, sementara Trump memuji kemajuan Damaskus dalam membangun perdamaian dan stabilitas.
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa telah tiba di Washington, Amerika Serikat, untuk kunjungan resmi.
Kunjungan al-Sharaa ini menjadi tonggak baru dalam hubungan antara Damaskus dan Washington setelah lebih dari sepuluh tahun dilanda perang saudara dan keterasingan di kancah internasional.
Lawatan ini menjadi yang pertama bagi Presiden Suriah ke Gedung Putih sejak kemerdekaan Suriah pada 1946, menurut laporan Times of Israel.
Pertemuan antara al-Sharaa dan Presiden AS Donald Trump dijadwalkan berlangsung pada Senin (10/11/2025) di Gedung Putih.
Gedung Putih menyebut bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari upaya diplomasi global untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
“Ini adalah bagian dari komitmen Presiden Trump untuk berbicara dengan siapa pun di dunia demi mencapai perdamaian,” kata juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dikutip Times of Israel.
Leavitt menambahkan, Trump menilai pemerintahan baru Suriah telah menunjukkan “kemajuan baik dalam membangun perdamaian dan stabilitas” setelah menggulingkan rezim Bashar al-Assad akhir tahun lalu.
Agenda Pertemuan dan Isu Antiterorisme
Menurut laporan Al Jazeera, Washington berharap dapat mengajak Damaskus bergabung dalam koalisi global melawan kelompok ISIS (ISIL).
Utusan khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, mengatakan kedua negara juga akan membahas pakta keamanan yang dimediasi Washington antara Suriah dan Israel.
Rencana itu mencakup kemungkinan kehadiran militer AS di pangkalan udara Damaskus sebagai bagian dari kerja sama baru tersebut.
Baca juga: AS Lunakkan Sikap, Hapus Presiden Suriah dari Daftar Teroris setelah Satu Dekade Konflik
“Kami berharap Presiden al-Sharaa akan menandatangani perjanjian penting untuk memperkuat aliansi internasional melawan ISIL,” ujar Barrack seperti dikutip Al Jazeera.
Sementara itu, pemerintah Suriah mengumumkan operasi keamanan besar-besaran yang menargetkan sisa-sisa sel ISIS di berbagai wilayah, termasuk Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus.
Kementerian Dalam Negeri Suriah melaporkan 71 tersangka ditangkap dengan sejumlah senjata dan bahan peledak disita, tulis BBC News.
Simbol Perubahan dan Reintegrasi Suriah
Kunjungan ini juga mencerminkan upaya diplomatik Ahmed al-Sharaa untuk memulihkan posisi Suriah di panggung dunia.
Pada September lalu, al-Sharaa menjadi presiden Suriah pertama dalam beberapa dekade yang berpidato di Majelis Umum PBB di New York, menyerukan pencabutan penuh sanksi internasional terhadap negaranya.
Pekan lalu, AS mencabut status “teroris global” terhadap al-Sharaa dan Menteri Dalam Negeri Suriah, Anas Hasan Khattab, setelah Washington menilai ada “kemajuan signifikan” di bawah kepemimpinan baru Damaskus, sebagaimana dilaporkan BBC.
Al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal dengan nama perang Muhammad al-Jawlani, pernah memimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dulu berafiliasi dengan al-Qaeda sebelum memutus hubungan pada 2016.
Washington menghapus HTS dari daftar organisasi teroris pada Juli 2025.
Harapan Baru untuk Suriah
Gedung Putih menegaskan bahwa kunjungan al-Sharaa akan menjadi langkah penting dalam rekonstruksi dan rekonsiliasi nasional Suriah.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Cabut Sanksi terhadap Presiden Suriah, Langkah Bersejarah Pasca Kejatuhan Assad
Bank Dunia memperkirakan biaya pembangunan kembali negara itu dapat mencapai 216 miliar dolar AS setelah 13 tahun perang saudara.
Trump, yang sebelumnya bertemu al-Sharaa di Riyadh pada Mei lalu, menggambarkan pemimpin Suriah itu sebagai “pria tangguh dengan masa lalu yang kuat, namun berkomitmen untuk perubahan.”
Kunjungan ini diharapkan menjadi titik balik hubungan AS–Suriah, membuka peluang bagi kerja sama antiterorisme dan pembangunan kembali kawasan yang hancur akibat perang panjang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.