Selasa, 11 November 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Diam-Diam Perbaiki dan Percanggih Sistem Pertahanan Udaranya, Israel dan AS Masih Mengancam

Iran dilaporkan sedang memperbaiki dan memodernisasi sistem pertahanan udaranya karena masih ada potensi ancaman dari Israel dan Amerika Serikat

chinamil.com.cn
SISTEM PERTAHANAN HQ-9B - Foto yang dirilis Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (People’s Liberation Army/PLA) di situs chinamil.com.cn yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, menampilkan para prajurit mengangkat dan memuat rudal permukaan-ke-udara ke truk peluncur rudal dalam latihan komprehensif pada akhir Juni 2025. Iran dilaporkan sedang memperbaiki dan memodernisasi sistem pertahanan udaranya karena masih ada potensi ancaman dari Israel dan Amerika Serikat 

Sementara itu, Iran masih menghadapi kesulitan dalam menambah sistem pertahanan baru di tengah ancaman siber, pengawasan intelijen, dan risiko serangan pendahuluan.

Kepala Jane’s Defense Intelligence Group, Nick Brown, mengatakan:

“Kekuatan udara Iran tidak dapat menandingi Israel, bahkan setelah peningkatan. Iran tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan platform seperti F-35 dan B-21 agar tidak tetap unggul.”

NYT: Perang Iran dan Israel Tinggal Menunggu Waktu

Perang baru antara Israel dan Iran hanya tinggal menunggu waktu, menurut laporan The New York Times (NYT).

Media itu melaporkan bahwa Iran masih menyimpan cadangan uranium yang sangat diperkaya dan tengah membangun ribuan rudal baru.

Artikel yang terbit pada Minggu (9/11/2025) tersebut meragukan klaim bahwa perang 12 hari pada Juni lalu telah menghancurkan kemampuan nuklir Iran.

Sebaliknya, NYT menyebut para pejabat dan analis Timur Tengah kini percaya bahwa kerusakan akibat serangan Israel dan AS lebih kecil dari perkiraan, dan kedua pihak sedang bersiap untuk putaran konflik berikutnya.

“Stok uranium Iran yang sangat diperkaya, cukup untuk membuat 11 senjata nuklir, entah terkubur di bawah reruntuhan, seperti yang diklaim Iran, atau telah disembunyikan di lokasi aman, seperti diyakini pejabat Israel,” tulis laporan itu.

Laporan NYT juga menyoroti beberapa faktor yang dapat memicu perang baru, termasuk kebuntuan diplomatik antara AS dan Iran serta berakhirnya kesepakatan nuklir 2015, yang memicu kembalinya sanksi berat terhadap Teheran.

Selain itu, Iran kini bekerja di situs pengayaan baru yang belum diawasi inspektur internasional, sehingga banyak negara Teluk menilai serangan Israel berikutnya hampir tak terelakkan.

Sebagai persiapan, Iran dilaporkan meningkatkan produksi rudalnya secara signifikan, dengan target mampu menembakkan hingga 2.000 rudal secara bersamaan, dibandingkan hanya 500 rudal selama perang 12 hari sebelumnya.

“Israel merasa misinya belum selesai dan tidak melihat alasan untuk berhenti. Iran pun menggandakan kesiapan untuk putaran berikutnya,” kata Ali Vaez, Direktur Proyek Iran di International Crisis Group, kepada NYT.

Baca juga: Trump Buka Kartu AS, Ngaku Bertanggung Jawab atas Serangan Israel ke Iran

Meski begitu, Vaez menegaskan tidak ada tanda-tanda bahwa pertempuran baru akan segera terjadi.

Jalan Diplomasi yang Buntu

Sementara itu, upaya menghidupkan kembali perundingan kesepakatan nuklir sejauh ini belum membuahkan hasil.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved