Rabu, 12 November 2025

Konflik Iran Vs Israel

Netanyahu Diminta Waspada, Iran Berpotensi Tembak 2.000 Rudal jika Perang Kembali Pecah

Iran disebut siap menembakkan 2.000 rudal ke Israel jika perang kembali pecah. Ketegangan meningkat, dunia waspada perang besar di Timur Tengah.

Editor: Nuryanti
khaberni/tangkap layar
RUDAL IRAN - Penampakan rudal-rudal Iran di langit Tel Aviv, Israel pada Sabtu (14/6/2025). Iran disebut siap meluncurkan 2.000 rudal ke Israel jika perang kembali pecah. Meski diklaim lumpuh, kekuatan nuklir Iran masih utuh. Dunia waspada perang besar di Timur Tengah. 
Ringkasan Berita:
  • Laporan The New York Times mengungkap Iran tengah mempercepat produksi rudal dan pengayaan uranium, dengan kemampuan menembakkan hingga 2.000 rudal sekaligus jika perang dengan Israel kembali pecah. 
  • Meski Israel mengklaim berhasil melumpuhkan program nuklir Iran, stok uranium untuk 11 senjata masih aman. 
  • Para analis menilai kebuntuan diplomasi dan ambisi kedua negara membuat perang besar di Timur Tengah hanya soal waktu.

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah laporan The New York Times mengungkap bahwa Teheran tengah bersiap menghadapi kemungkinan perang baru.

Iran disebut telah meningkatkan produksi rudalnya secara masif dan berpotensi mampu menembakkan hingga 2.000 rudal sekaligus jika konflik kembali pecah.

Laporan itu memperingatkan bahwa perang besar antara kedua negara hanya tinggal “masalah waktu”.

Para pejabat dan analis menilai, konflik 12 hari pada Juni lalu tidak berhasil melemahkan kemampuan militer maupun nuklir Iran seperti yang diklaim Israel.

Sebaliknya, Teheran justru memperkuat pertahanan dan mempercepat pengayaan uranium di sejumlah fasilitas rahasia.

“Stok uranium Iran yang sangat diperkaya, yang cukup untuk membuat 11 senjata nuklir, terkubur di bawah reruntuhan, seperti yang diklaim Iran, atau telah diselundupkan ke tempat yang aman, seperti yang diyakini pejabat Israel,” kata laporan itu, sebagaimana dikutip dari The Times of Israel.

Klaim tersebut sejalan dengan pernyataan  organisasi nirlaba internasional yang bertugas mencegah dan menyelesaikan konflik berbahaya, International Crisis Group.

Mereka menyatakan bahwa Iran kini tengah bekerja siang dan malam memperluas kapasitas militernya.

Bahkan baru-baru ini Direktur proyek Iran, Ali Vaez, mengatakan bahwa Teheran bersiap untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel dengan jumlah rudal yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

“Iran ingin mampu menembakkan 2.000 rudal sekaligus, bukan hanya 500 seperti pada perang 12 hari lalu,” ujar Vaez kepada The New York Times.

Selain itu, laporan juga menyebut Iran masih memiliki persediaan uranium yang cukup untuk membuat hingga 11 senjata nuklir, meski sebagian besar disembunyikan di lokasi yang belum diketahui.

Fakta ini memicu kekhawatiran baru di kalangan pejabat Israel dan AS bahwa kemampuan nuklir Iran kini jauh dari jangkauan inspektur internasional.

Baca juga: Iran Diam-Diam Perbaiki dan Percanggih Sistem Pertahanan Udaranya, Israel dan AS Masih Mengancam

Bayang-Bayang Perang Baru

Israel sendiri menegaskan belum merasa aman dari ancaman Iran. Tel Aviv meyakini Iran masih memiliki ambisi untuk menghancurkan negara Yahudi itu.

Pada perang Juni lalu, Iran diketahui meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik dan 1.100 drone ke wilayah Israel, menewaskan 32 orang dan melukai lebih dari 3.000 warga.

Serangan itu juga merusak lebih dari 2.000 rumah, dua universitas, dan satu rumah sakit.

Sebagai balasan, Israel menargetkan situs-situs militer, ilmuwan nuklir, dan fasilitas pengayaan uranium Iran.

Namun laporan terbaru menunjukkan, kerusakan terhadap fasilitas nuklir Iran jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.

Sejumlah pengamat menilai situasi saat ini menempatkan kedua negara dalam “lingkaran kesiapan” menuju perang berikutnya.

Dengan diplomasi yang terus menemui jalan buntu, potensi pecahnya konflik baru di Timur Tengah semakin besar.

Para analis memperingatkan bahwa eskalasi berikutnya bisa jauh lebih destruktif, baik secara militer maupun kemanusiaan, mengingat kapasitas rudal Iran yang mening

Jika diplomasi terus gagal, maka konflik besar di Timur Tengah bisa kembali pecah, dengan skala serangan yang jauh lebih destruktif.

“Israel merasa pekerjaannya belum selesai, dan Iran pun tak berniat mundur,” ujar Vaez.

“Keduanya kini bersiap menghadapi babak baru dari perang yang belum berakhir.” tambahnya.

Dengan situasi yang semakin tegang dan kegagalan diplomasi internasional, dunia kini menatap Timur Tengah dengan kekhawatiran bahwa ledakan besar berikutnya mungkin hanya tinggal menunggu waktu.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved