Selasa, 11 November 2025

Konflik Thailand Vs Kamboja

Thailand Tunda Perjanjian Damai dengan Kamboja usai Ledakan Ranjau di Perbatasan

Ledakan ranjau di perbatasan melukai tentara Thailand. Bangkok tunda perjanjian damai dengan Kamboja yang dimediasi Donald Trump.

Tangkap layar YouTube CRUX
KONFLIK THAILAND-KAMBOJA - Tangkap layar YouTube CRUX, Selasa (11/11/2025). Thailand resmi menangguhkan pelaksanaan perjanjian damai dengan Kamboja setelah ledakan ranjau darat di dekat perbatasan melukai beberapa tentaranya. 
Ringkasan Berita:
  • Thailand menangguhkan perjanjian damai dengan Kamboja setelah ledakan ranjau di perbatasan melukai empat tentaranya.
  • PM Anutin Charnvirakul menyatakan seluruh pelaksanaan kesepakatan dihentikan sementara karena ancaman keamanan belum reda.
  • Kamboja membantah menanam ranjau baru dan menyerukan agar Thailand tidak memperkeruh situasi.

TRIBUNNEWS.COM - Thailand resmi menangguhkan pelaksanaan perjanjian damai dengan Kamboja setelah ledakan ranjau darat di dekat perbatasan melukai beberapa tentaranya.

Perjanjian itu sebelumnya ditandatangani pada Oktober lalu di Malaysia dan dimediasi langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan seluruh tindakan berdasarkan kesepakatan damai akan dihentikan sementara.

“Ancaman terhadap keamanan nasional kami belum benar-benar berkurang,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari Bangkok Post dan The Guardian.

Insiden ledakan terjadi pada Senin (10/11/2025) pagi di Provinsi Sisaket, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kamboja.

Militer Thailand menyebut empat prajurit terluka akibat ledakan ranjau jenis PMN-2, salah satunya kehilangan kaki.

Menurut penyelidikan awal, ranjau itu kemungkinan baru dipasang di tanah Thailand setelah kawat berduri perbatasan dicabut.

Kamboja melalui Kementerian Luar Negeri membantah keras tuduhan bahwa pihaknya menanam ranjau baru.

Pemerintah Phnom Penh menyatakan tetap berkomitmen terhadap seluruh ketentuan gencatan senjata dan menyerukan Thailand agar “tidak memperburuk situasi di lapangan,” seperti dilaporkan Al Jazeera.

Kesepakatan Damai Tertunda

Kesepakatan damai Thailand–Kamboja dicapai setelah konflik perbatasan berdarah pada Juli lalu yang menewaskan sedikitnya 43 orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga sipil mengungsi.

Baca juga: Topan Kalmaegi Tewaskan 85 Orang di Filipina, Vietnam dan Thailand Siaga Jadi Sasaran Berikutnya

BBC melaporkan, kedua negara menandatangani deklarasi gencatan senjata di sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, yang di bawah pengawasan Washington disebut sebagai “keberhasilan diplomasi cepat” Donald Trump.

Sejak penandatanganan, kedua pihak terus saling menuduh melanggar gencatan senjata.

Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau baru dan menghambat pembersihan senjata berat, sementara Phnom Penh menuding Bangkok menunda pembebasan 18 tentara Kamboja yang ditahan.

Panglima Angkatan Bersenjata Thailand, Jenderal Ukris Boontanondha, menegaskan pihaknya menghentikan semua kerja sama militer sampai Kamboja “menunjukkan ketulusan yang jelas untuk tidak bersikap bermusuhan.”

“Militer Thailand menghentikan semua perjanjian sampai Kamboja dapat menunjukkan niat damai yang nyata,” ujarnya dalam unggahan di media sosial militer Thailand.

Reaksi dan Dampak Regional

Kementerian Luar Negeri Kamboja menyatakan “sangat prihatin” atas langkah Thailand menunda kesepakatan.

Phnom Penh juga meminta Bangkok segera membebaskan para tawanan perang dan melanjutkan pembersihan ranjau bersama di wilayah sengketa.

Analis politik regional menilai ketegangan ini memperlihatkan rapuhnya kesepakatan yang ditengahi AS.

Baca juga: Trump Sesumbar jadi Penengah Ulung Usai Mediasi Konflik Thailand-Kamboja di KTT ASEAN Malaysia

BBC mencatat, sebagian diplomat menilai upaya perdamaian cepat ala Trump kerap mengabaikan persoalan akar konflik, meninggalkan masalah yang bisa memicu kembali permusuhan.

Hingga Selasa (11/11/2025) pagi, situasi di perbatasan Thailand–Kamboja dilaporkan tegang namun terkendali.

Anutin mengatakan ia berencana mengunjungi para tentara yang terluka dan meninjau lokasi ledakan.

“Keamanan nasional tidak bisa ditawar,” tegasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved