Rabu, 12 November 2025

VIRAL Demi Cita Rasa Rumah, Pria Tiongkok Ini Pindah Kota dan Buka Warung di Dekat Kampus Putrinya

Ayah di Tiongkok berhenti bekerja lalu buka warung nasi goreng di dekat kampus putrinya, usai anaknya mengeluh makanan kantin tak bercita rasa rumah

Editor: Eko Sutriyanto
Douyin
JUALAN BERSAMA - Li Bingdi bersama sang ayah yang rela berhenti kerja dan membuka warung nasi goreng di dekat kampusnya, demi menghadirkan cita rasa rumah. 

Ringkasan Berita:
  • Seorang ayah di Tiongkok viral setelah menempuh perjalanan 900 km dan berhenti dari pekerjaannya demi membuka warung nasi goreng di dekat kampus putrinya, Li Bingdi. 
  • Ia melakukan ini karena sang anak mengeluh makanan di kantin kampus tidak higienis dan tidak memiliki cita rasa rumahan. 
  • Kisah perjuangan dan kasih sayangnya menyentuh hati warganet, yang menyebut ia bukan hanya menjual nasi goreng, tetapi juga cinta tulus seorang ayah.

TRIBUNNEWS.COM, TIONGKOK - Cinta seorang ayah memang tak mengenal jarak maupun lelah.

Di China, kisah seorang ayah yang rela meninggalkan pekerjaannya dan menempuh perjalanan sejauh 900 kilometer demi menemani dan memenuhi kebutuhan putrinya menjadi viral di media sosial.

Pria itu memutuskan membuka lapak nasi goreng di depan kampus sang anak usai mendengar keluhannya soal makanan kantin yang tidak higienis dan tidak bercita rasa rumah.

Putrinya, Li Bingdi, merupakan mahasiswa tahun kedua di Universitas Normal Jilin, Provinsi Jilin, China bagian timur laut.

Setahun terakhir, Li kerap mengeluh bahwa makanan di kantin kampus tidak hanya kurang bersih tetapi juga membuatnya rindu masakan sang ayah.

Keluhan itu rupanya membekas di hati sang ayah, yang sebelumnya bekerja di restoran barbeque di Tianjin.

Baca juga: Pelepasan 1.100 Kucing ke Waduk dalam Ritual ‘Pelepasan Hidup’ Picu Kemarahan Publik di Tiongkok

Tanpa pikir panjang, sang ayah mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Ia kemudian melakukan perjalanan ke wilayah selatan China untuk belajar memasak nasi goreng dan mi, sebelum akhirnya menyewa sebuah kios sederhana di depan gerbang kampus Li.

Lapak kecil itu resmi beroperasi pada pertengahan Oktober lalu.

Di hari pertama, dagangan sang ayah hanya terjual tujuh porsi nasi goreng, dengan keuntungan yang bahkan lebih kecil dari penghasilan Li yang bekerja paruh waktu sebagai guru les privat.

Namun, melihat perjuangan ayahnya, Li kemudian membagikan kisah tersebut di media sosial kampus.

Responsnya luar biasa: para mahasiswa, dosen, dan warga sekitar berbondong-bondong datang untuk membeli dan memberikan dukungan moral.

Sejak saat itu, suasana kios sederhana di depan kampus berubah ramai setiap hari.

Bahkan, beberapa pelanggan sengaja membeli lebih banyak hanya untuk membantu sang ayah tetap semangat berjualan di tengah cuaca dingin.

“Bulan lalu ayahku bilang kedinginan saat berjualan tapi kini hatinya terasa hangat karena banyak yang datang,” tulis Li dalam unggahannya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved