Konflik Rusia Vs Ukraina
Begini Siasat Agar NATO Bisa Lumpuhkan Keperkasaan Jet Tempur Sukhoi Rusia
Rusia sangat bergantung pada kekuatan udaranya selama hampir empat tahun invasi besar-besaran ke Ukraina.
Begini Siasat Agar NATO Bisa Lumpuhkan Keperkasaan Jet Tempur Sukhoi Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Barat, terutama yang terhimpun dalam NATO, tengah memikirkan langkah yang diambil untuk meredam kekuatan militer Rusia dalam skenario perang terbuka yang pecah karena berlarutnya konflik di Ukraina.
Satu di antara siasat yang muncul adalah mengeksploitasi titik lemah dalam rantai pasokan untuk banyak jet tempur canggih Rusia.
Hal itu termasuk dengan memperketat sanksi saat Ukraina menyerang fasilitas industri Rusia.
Baca juga: Game Changer, Iran Akuisisi Jet Tempur Sukhoi Su-35 Generasi 4,5 Rusia: Lawan Sepadan F-16 Israel?
"Meskipun memiliki industri pertahanan dalam negeri yang kuat, Moskow memiliki "ketergantungan tingkat tinggi" pada bahan dan suku cadang impor untuk terus memproduksi pesawat tempurnya," kata Jack Watling dan Nikolay Staykov, yang menulis untuk lembaga pemikir Royal United Services Institute (RUSI) dilansir NW, Rabu (12/11/2025).
Rusia "rentan" terhadap gangguan dan keterlambatan dalam memompa dan memelihara pesawat, yang dapat menjadi sasaran sanksi baru Barat, kata mereka.
Rusia sangat bergantung pada kekuatan udaranya selama hampir empat tahun invasi besar-besaran ke Ukraina.
Meskipun para analis Barat menilai kinerja jet-jet Rusia kurang memuaskan, pesawat-pesawat tempur sering menghantam Ukraina dengan serangan udara yang merusak.
Angkatan udara Rusia juga relatif lebih sedikit menerima pukulan dibandingkan dengan pasukan darat negara itu, yang hancur lebur dalam serangan berlarut-larut di Ukraina timur.
Biro desain Sukhoi di negara itu bertanggung jawab atas produksi sebagian besar kekuatan udara Rusia yang sedang beroperasi, termasuk pesawat tempur siluman Su-57 milik Kremlin yang jarang terlihat.
Sukhoi yang berkantor pusat di Moskow bergabung dengan beberapa perusahaan pertahanan lain di bawah United Aircraft Corporation yang lebih luas pada tahun 2022.
Laporan RUSI merujuk pada pesawat Sukhoi yang masih diproduksi, yaitu Su-30MK, Su-30SM, Su-34, Su-35S, dan Su-57. Moskow juga mengoperasikan jenis pesawat lain, termasuk pesawat pengebom strategis Tu-95 dan pesawat angkut Il-78.
Menurut para analis, Rusia kesulitan menemukan pengganti material dan peralatan yang diimpornya dari luar negeri, dan justru semakin bergantung pada impor di beberapa bidang.
Negara-negara yang sebelumnya tertarik membeli pesawat Rusia kini memilih tawaran dari Tiongkok atau NATO, seperti India yang memilih jet Rafale Prancis.
"Negara-negara NATO perlu mempertimbangkan tawaran mereka untuk bersaing dengan Rusia, dan yang lebih penting lagi, Tiongkok, di negara-negara yang harus segera mengganti armada udara tempur yang menua," ujar para ahli dalam analisis mereka.
Konflik Rusia Vs Ukraina
| Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia di Oblast, 37 Drone Berhasil Dicegat Moskow |
|---|
| Rusia Gempur dari Donetsk hingga Zaporizhzhia, Ukraina Balas di Krimea dan Bongkar Skandal Suap |
|---|
| Ukraina Bongkar Skema Suap Energi Bernilai 100 Juta Dolar AS, Zelensky Desak Hukuman Pidana |
|---|
| Terungkap! Minyak Rusia Masuk ke Australia Lewat Pelabuhan Singapura Milik Macquarie |
|---|
| Belanda Jual 18 Unit Jet Tempur F-16 dengan Harga Rp19.200 kepada Rumania |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.