Minggu, 16 November 2025

Konflik Suriah

Roket Hantam Permukiman di Damaskus, Satu Wanita Terluka dan Pelaku Masih Diburu

Roket hantam kawasan permukiman Mezzeh 86 di Damaskus, Suriah, Jumat (14/11/2025) malam, lukai seorang wanita dan sebabkan kerusakan material.

rntv/tangkap layar
SURIAH. Tangkap layar RNTV. Bendera Suriah yang diusung pihak oposisi anti rezim Assad yang kini mengambil alih kekuasaan. Sebuah roket menghantam kawasan permukiman Mezzeh 86 di Damaskus, Suriah, pada Jumat (14/11/2025) malam, melukai seorang wanita dan menyebabkan kerusakan material. 
Ringkasan Berita:
  • Sebuah roket menghantam kawasan sipil Mezzeh 86 di Damaskus, melukai seorang wanita dan merusak bangunan.
  • Roket ditembakkan oleh pelaku tak dikenal, sementara keamanan Suriah menyelidiki sumber tembakan.
  • Serangan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan, termasuk serangan udara Israel pada Juli 2025 yang menghantam fasilitas pemerintah di Damaskus dan Suweida.

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah roket menghantam kawasan permukiman Mezzeh 86 di Damaskus, Suriah, pada Jumat (14/11/2025) malam, melukai seorang wanita dan menyebabkan kerusakan material.

Kantor Berita Arab Suriah (SANA) melaporkan roket tersebut, ditembakkan ke sebuah rumah di distrik Mezzeh oleh “penyerang tak dikenal”.

Hingga kini, pihak yang bertanggung jawab serta jenis senjata yang digunakan belum dapat dipastikan.

Seorang sumber keamanan mengatakan kepada Al-Ikhbariyah TV bahwa tim keamanan telah membuka penyelidikan dan sedang mengejar mereka yang diduga terlibat.

SANA menambahkan, roket itu kemungkinan ditembakkan dari peluncur bergerak.

Al Jazeera melaporkan, kawasan yang diserang sepenuhnya merupakan wilayah sipil yang juga mencakup gedung dan kantor diplomatik.

Korespondennya menyebut, serangan terjadi di tengah kampanye keamanan yang sedang digelar Kementerian Dalam Negeri Suriah.

Associated Press (AP) menulis bahwa pasukan keamanan langsung menutup lokasi kejadian dan melarang warga mendekati bangunan yang terkena roket.

Ledakan di Damaskus sebenarnya bukan hal baru, namun frekuensinya menurun beberapa bulan terakhir.

Setelah pemerintahan Bashar al-Assad digulingkan pemberontak pada Desember lalu, sejumlah insiden serupa kembali terjadi di ibu kota.

Washington Post mencatat, Israel juga telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah sejak runtuhnya rezim Assad, sebagian besar menargetkan aset militer rezim tersebut.

Baca juga: 5 Populer Internasional: Momen Trump Bercanda dengan Presiden Suriah - Pesawat Hercules Turki Jatuh

Sampai berita ini diturunkan, otoritas Suriah belum mengumumkan temuan baru terkait pelaku maupun motif serangan.

Serangan ini muncul saat Suriah menghadapi tekanan keamanan berlapis, mulai dari serangan roket di ibu kota hingga operasi militer Israel yang menyasar instalasi pemerintah di Damaskus dan Suweida.

Serangan di Damaskus Juli 2025

Militer Israel menghancurkan gedung kantor pusat Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus serta sejumlah posisi pasukan pemerintah di Suriah selatan pada Rabu (16/7/2025) lalu.

Serangan itu juga menyasar area sekitar Istana Presiden Suriah di Damaskus, kendaraan lapis baja yang membawa persenjataan berat, dan fasilitas penyimpanan senjata di wilayah selatan.

Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut, Israel menargetkan lembaga-lembaga pemerintah dan fasilitas sipil di Damaskus dan Suweida.

Akibat serangan tersebut, “beberapa warga sipil tak berdosa” dilaporkan tewas, BBC melaporkan.

Dalam pernyataannya, kementerian mengecam aksi Israel sebagai upaya “mengobarkan ketegangan, menyebarkan kekacauan, dan merusak stabilitas,” serta menilai serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan hukum humaniter internasional.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan dilakukan untuk “menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan melenyapkan geng-geng rezim.”

Sementara itu, Suriah menuduh Israel melakukan “agresi berbahaya.”

Baca juga: Momen Donald Trump Semprotkan Parfum ke Presiden Suriah, Sambil Tanya: Punya Istri Berapa?

Netanyahu mengeklaim, pihaknya berkomitmen melindungi komunitas Druze, mengingat populasi Druze juga tinggal di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Pemicu awal konflik ini disebut-sebut berawal dari penculikan seorang pedagang Druze di jalan raya menuju Damaskus pada Jumat (11/7/2025).

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved