Selasa, 18 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Afsel Usut Pesawat Misterius Bermuatan 153 Warga Palestina, Aktivis Tuding Israel Pakai LSM Bayangan

Pesawat misterius berisi 153 warga Palestina mendarat diam-diam di Afsel. Aktivis menuding Israel gunakan LSM bayangan untuk operasi terselubung

Tangkapan layar YouTube The Guardian
WARGA GAZA - Tangkapan layar YouTube The Guardian pada Kamis (9/10/2025). Pesawat misterius membawa 153 warga Palestina mendarat di Afsel tanpa izin dan tanpa dokumen resmi, Aktivis menuding Israel memakai LSM bayangan Al-Majd Eropa untuk mengevakuasi bahkan “memperdagangkan”warga Gaza. 

Menurut Khalid Vawda dari kelompok Sosial Intifada, organisasi ini selama berbulan-bulan mempromosikan layanan "evakuasi dari Gaza" melalui media sosial.

Bahkan banyak warga Palestina yang menghubungi mereka secara mandiri karena penyeberangan Rafah ditutup dan situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.

Namun, perjalanan yang dijanjikan aman ternyata penuh ketidakjelasan.

Para pengungsi diminta membayar 1.500 sampai dengan 5.000 dolar AS atau sekitar Rp21 juta hingga Rp83 juta per orang.

Setelah pembayaran dilakukan, satu-satunya saluran komunikasi hanyalah percakapan WhatsApp dengan perwakilan LSM tersebut, tanpa kontrak resmi atau dokumen tertulis yang menjelaskan detail perjalanan.

Vawda menyebut pola ini sebagai bentuk eksploitasi terhadap orang-orang yang berada dalam kondisi paling rentan.

“Ini bentuk eksploitasi terhadap orang yang sedang putus asa dan trauma akibat perang,” tegasnya.

Ia juga mempertanyakan bagaimana sebuah organisasi yang tidak memiliki rekam jejak transparan dapat mengelola pemindahan warga lintas negara tanpa pengawasan internasional yang memadai.

Tuntutan Investigasi Menyeluruh

Seruan untuk membuka penyelidikan menyeluruh datang dari berbagai kelompok masyarakat sipil.

Aktivis Linda Oosthuizen menegaskan bahwa perlakuan terhadap para penyintas perang itu jauh dari standar kemanusiaan.

“Kami meminta penyelidikan serius. Cara para penyintas perang ini diperlakukan sangat memalukan,” ujarnya.

Pemerintah Afrika Selatan kini tengah mengumpulkan dokumen penerbangan, memeriksa pihak-pihak yang mengatur perjalanan, dan menghubungi otoritas internasional untuk memastikan apakah Al-Majd Eropa beroperasi sesuai hukum.

Penyelidikan ini diharapkan dapat mengungkap siapa aktor utama di balik operasi tersebut dan apa tujuan sebenarnya dari pemindahan warga Gaza ke Afrika Selatan.

(Tribunnews.com / Namira)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved