Riyadh Masuk Circle Elite AS usai Trump Tetapkan Saudi sebagai Sekutu Utama Non-NATO
AS tetapkan Saudi sebagai Sekutu Utama Non-NATO, membuka babak baru kerja sama militer–ekonomi, namun tanpa jaminan perlindungan seperti aliansi NATO.
Serta berpeluang untuk mengikuti kontrak pemeliharaan dan perbaikan pertahanan yang dikelola Pentagon.
Riyadh juga mendapatkan akses untuk membeli amunisi uranium terdeplesi dan meminjam peralatan militer untuk riset dan pelatihan.
Penetapan ini semakin menegaskan upaya Trump mempererat hubungan dengan Riyadh, yang beberapa tahun terakhir sempat diwarnai ketegangan akibat isu hak asasi manusia, kebijakan minyak, dan dinamika politik kawasan.
Dengan status baru ini, Washington memandang hubungan pertahanan dengan Saudi memasuki babak baru yang lebih terstruktur dan saling menguntungkan.
Meski demikian, AS menegaskan bahwa status ini tidak mencakup kewajiban bagi Washington untuk membela Arab Saudi apabila diserang, seperti yang berlaku bagi negara-negara anggota NATO.
Menurut pejabat Departemen Luar Negeri AS, status MNNA hanya memberikan keuntungan strategis dan teknis dalam kerja sama militer, tetapi tidak mencakup jaminan keamanan seperti yang dimiliki anggota NATO.
Dimana dalam aliansi NATO, Pasal 5 menetapkan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi, yang memaksa negara-negara sekutu untuk memberikan bantuan militer. .
Namun karena status MNNA yang diberikan kepada pemerintah Saudi tidak mencakup perjanjian kolektif, AS tidak memiliki kewajiban hukum untuk membela mereka.
(Tribunnews.com / Namira)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Pangeran-MBS-Ke-AS-Lobi-Trump-Setujui-Kerja-Sama-AI-Hingga-Nuklir-Senilai-600-Miliar-Dolar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.