Sabtu, 22 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rencana Rahasia 28 Poin AS–Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina Terungkap, Siapa yang Diuntungkan?

Rencana rahasia 28 poin AS–Rusia bocor. Ukraina diminta menyerahkan wilayah, Rusia dapat pengakuan dan pencabutan sanksi.

YouTube CBS News
TRUMP PUTIN ZELENSKY - Tangkapan layar yang diambil pada Kamis (7/8/2025) menunjukkan Presiden AS Donald Trump (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan). Rencana perdamaian 28 poin usulan AS bocor ke publik, menawarkan konsesi besar Ukraina termasuk menyerahkan wilayah dan menolak NATO. Rusia berpotensi memperoleh pengakuan wilayah dan pencabutan sanksi. 
Ringkasan Berita:
  • Rencana 28 poin memberi Rusia pengakuan de facto atas Krimea, Luhansk, dan Donetsk, pencabutan bertahap sanksi internasional, serta peluang kembali ke ekonomi global.
  • Ukraina diminta menyerahkan wilayah tambahan, tidak bergabung dengan NATO, dan membatasi kekuatan militer. Sebagai kompensasi, Ukraina mendapat jaminan keamanan internasional dan dukungan rekonstruksi ekonomi.
  • AS dan sekutu Eropa memperoleh pengaruh diplomatik yang lebih kuat, peluang investasi besar dalam rekonstruksi Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Donald Trump tengah menyusun rancangan proposal perdamaian 28 poin yang ditujukan untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut laporan seorang pejabat senior AS, rencana yang dipresentasikan di Kyiv itu mencakup serangkaian konsesi signifikan dari pihak Ukraina.

Meski dokumen masih berupa draft dan bisa berubah, namun proposal gagasan Trump, Steve Witkoff, dengan masukan dari Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sekretaris pers Gedung Putih, dan pejabat senior AS ini dianggap sangat kontroversial.

Mengutip laporan dari Al Jazeera, berikut rencana 28 Poin usulan Trump yang diklaim dapat meredam perang panas antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 silam.

Isi Pokok Rencana 28 Poin

Isi proposal yang pertama yakni Ukraina akan diminta membuat konsesi besar, termasuk menyerahkan wilayah tambahan dan berjanji tidak bergabung dengan NATO.

Ukraina juga diminta membatasi jumlah militernya hingga 600.000 personel dan memasukkan ke dalam konstitusi bahwa negara itu tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Sebagai kompensasi, Amerika Serikat dan sekutu Eropa siap memberikan jaminan keamanan gaya NATO, serangan terhadap Ukraina dianggap sebagai serangan terhadap seluruh komunitas transatlantik.

Draf tersebut juga mengatur proses reintegrasi Rusia ke ekonomi global.

Dimana sanksi internasional akan dicabut secara bertahap, memungkinkan Rusia diundang kembali ke G8.

Namun Rusia diminta berkomitmen tidak menyerang negara tetangga.

Baca juga: Rusia Tuduh Barat Mau Musnahkan Warga Ukraina, Samakan dengan Rencana Hitler

Rusia juga harus menyetujui pengalihan dana yang dibekukan sebesar 100 miliar dolar untuk membangun kembali Ukraina bersama investasi tambahan dari Eropa.

Rencana pembangunan mencakup rehabilitasi wilayah perang, pengembangan infrastruktur, teknologi, energi, ekstraksi mineral, hingga program kerja sama pendidikan untuk mendorong toleransi budaya dan menghapus ideologi Nazi.

Terkait wilayah, draf itu mengusulkan bahwa Krimea, Luhansk, dan Donetsk diakui sebagai wilayah Rusia secara de facto.

Sedangkan Kherson dan Zaporizhzhia berada pada status pembekuan garis kontak sebagai zona demiliterisasi.

Sebagai bentuk jaminan keamanan, Ukraina dan Rusia sama–sama dilarang mengubah kesepakatan teritorial secara paksa.

Lebih lanjut, rencana juga menjamin pemulihan kemanusiaan, termasuk pertukaran tahanan "semua untuk semua", pemulangan anak-anak yang dideportasi, reunifikasi keluarga, dan komisi khusus untuk menangani korban perang.

Selain itu, Ukraina diminta menyelenggarakan pemilu dalam 100 hari setelah kesepakatan berlangsung.

Semua pihak akan menerima amnesti penuh atas tindakan selama perang, dan pelaksanaan perjanjian akan diawasi oleh lembaga bernama Dewan Perdamaian yang dipimpin Donald Trump sendiri.

Selanjutnya gencatan senjata akan diberlakukan segera setelah penarikan pasukan ke garis yang ditetapkan.

Siapa Yang Akan Diuntungkan?

Sejauh ini rancangan proposal perdamaian 28 poin pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dinilai membawa konsekuensi besar bagi para pihak.

Rusia menjadi pihak yang paling diuntungkan karena menerima pengakuan de facto atas Krimea, Luhansk, dan Donetsk, serta peluang reintegrasi ekonomi ke pasar global melalui proyek bersama dengan AS dan Eropa.

Meski harus memberikan konsesi berat seperti menyerahkan wilayah dan membatasi kekuatan militer, namun Ukraina tetap mendapatkan manfaat terbatas berupa jaminan keamanan internasional dan dukungan rekonstruksi ekonomi berjangka panjang.

Sementara Amerika Serikat dan sekutu Eropa memperoleh keuntungan strategis berupa peningkatan pengaruh diplomatik serta peluang ekonomi besar dari pembangunan kembali Ukraina dan kerja sama investasi.

Jaminan keamanan bergaya NATO juga memperkuat posisi AS sebagai pelindung keamanan Eropa.

Tantangan Besar Ke Depan
Meskipun proposal ini sudah diserahkan, masih banyak rintangan yang harus dilalui. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan melalui juru bicaranya menyatakan bahwa belum ada perkembangan baru yang bisa dilaporkan terkait rencana perdamaian tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa Rusia belum secara resmi menerima kerangka kerja tersebut.

Bagi Ukraina, menerima proposal dengan konsesi besar berarti menghadapi perlawanan domestik yang kuat, mengingat sebagian besar rakyatnya masih menginginkan pemulihan penuh atas semua wilayah yang diduduki Rusia.

Sementara bagi Barat, terutama sekutu Eropa, muncul kekhawatiran bahwa kesepakatan yang terlalu cepat bisa melemahkan prinsip non-aneksasi dan menjamin agresor lolos dari konsekuensi.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved