Konflik Rusia Vs Ukraina
Trump Patok Tanggal, Kamis Depan Ukraina Harus Setujui Proposal AS-Rusia
Presiden AS Trump menentukan batas waktu bagi Ukraina untuk menyetujui proposal AS-Rusia yang disusun secara diamd-diam tanpa Ukraina.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menghadapi tekanan terberat untuk menyerah sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.
Pendonor terbesar militernya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menyetujui proposal terbaru yang disusun oleh AS dan Rusia.
Proposal itu berisi syarat-syarat untuk mengakhiri perang yang mencakup penyerahan wilayah Ukraina dan pemangkasan kekuatan militernya.
Setelah diam-diam menyusun proposal dengan Rusia, AS memberi tenggat waktu bagi Ukraina untuk menyetujui rancangan tersebut yang lebih condong ke Rusia.
"Saya punya banyak tenggat waktu, tapi kalau semuanya berjalan lancar, saya cenderung memperpanjangnya. Tapi ini hari Kamis (27 November)," kata Trump kepada Fox News, Jumat (21/11/2025).
"Mereka kehilangan dua puluh lima ribu orang bulan lalu di antara kedua negara. Ini di luar kendali. Ini pertumpahan darah," lanjutnya.
Presiden dari Partai Republik itu menekankan ia ingin menghentikan pembunuhan di kedua negara dan mengancam akan mengurangi pengiriman senjata ke Ukraina.
Bicara soal kekhawatiran negara-negara Eropa mengenai ancaman invasi Rusia, Trump menyebut akan menghentikan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Dia (Putin) akan dihentikan. Dia tidak menginginkan perang lagi. Lihat, dia akan dihukum," kata Trump.
AS akan merayakan Thanksgiving pada Kamis minggu depan, sebuah perayaan atas tahun yang berlalu.
Baca juga: 28 Poin Rencana AS-Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina, Singgung NATO
Update Perang Rusia dan Ukraina
Perang Rusia–Ukraina kini memasuki hari ke-1.368 pada Sabtu (22/11/2025), menandai berlanjutnya konflik panjang yang berawal dari invasi besar-besaran Rusia pada 24 Februari 2022.
Pertikaian Rusia–Ukraina berakar sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991, ketika Ukraina menghadapi tarik-menarik antara kedekatan dengan Rusia atau mendekat ke Barat.
Perselisihan soal identitas, perbatasan, dan arah politik memperburuk hubungan.
Konflik memuncak pada 2014 setelah Revolusi Maidan yang menggulingkan presiden pro-Rusia, memberi kesempatan bagi Rusia untuk mencaplok Krimea dan mendukung separatis di Donbas.
Ketegangan mencapai puncaknya pada 2022 saat Rusia melancarkan invasi penuh dengan dalih melindungi warga Rusia dan mencegah kedekatan Ukraina dengan NATO.
Ukraina merespons dengan mencari dukungan internasional, terutama dari AS dan NATO.
Baru-baru ini, AS mendorong Ukraina menyepakati proposal yang disusunnya bersama Rusia, berikut perkembangan terbaru.
-
Zelenskyy Telepon Wapres AS dan Pemimpin Eropa
Sementara Trump menekannya, Presiden Ukraina Zelenskyy kelimpungan dengan melobi Wakil Presiden AS J.D. Vance mengenai proposal rancangan AS dan Rusia.
Selain menelepon J.D. Vance, Zelenskyy juga berbicara dengan mitra Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz.
Pada 19 November lalu beredar kabar bahwa AS dan Rusia telah menyusun proposal baru untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Axios melaporkan bahwa rancangan itu disusun "di balik layar" selama berbulan-bulan, mengutip pernyataan juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt.
Para pejabat Ukraina menuduh AS berkoordinasi dengan Rusia karena proposal tersebut mirip dengan tuntutan Rusia setelah memulai invasi pada tahun 2022.
-
Zelenskyy Dilema, Pilih Pertahankan Ukraina atau Mitra Penting
Presiden Ukraina mengungkapkan rasa frustasinya ketika dihadapkan dengan pilihan yang sulit setelah AS memaksanya "menyerah".
"Tekanan terhadap Ukraina saat ini merupakan salah satu yang terberat. Ukraina mungkin menghadapi pilihan yang sangat sulit: kehilangan martabat, atau risiko kehilangan mitra kunci. Antara "28 poin" yang sulit, atau musim dingin yang sangat sulit," ujar Zelenskyy, Jumat.
Ia menegaskan Ukraina telah menanggapi tekanan pada konflik-konflik sebelumnya.
"Dan agar kita percaya pada orang yang telah menyerang dua kali. Mereka akan mengharapkan jawaban dari kita. Padahal sebenarnya saya sudah memberikannya pada 20 Mei 2019, bersumpah setia kepada Ukraina," ujarnya.
Ia menekankan kepentingan nasional Ukraina harus dipertimbangkan dan akan menawarkan alternatif.
Zelenskyy yang kini berhati-hati dalam merespons tekanan AS, berjanji akan mencari solusi konstruktif dan masuk akal untuk meyakinkan AS.
"Saya akan berjuang untuk memastikan setidaknya dua poin dalam rencana ini tidak terlewatkan. Ini adalah martabat dan kebebasan rakyat Ukraina, karena inilah dasar segalanya - kedaulatan kami, kemerdekaan kami, tanah kami," ujarnya, lapor Suspilne.
Ia juga menegaskan Ukraina akan bekerja sama dengan Eropa karena negaranya menjadi "perisai" dari invasi Rusia yang mungkin bisa meluas.
-
Jerman Bantu Ukraina Melobi AS
Mitra dan pendukung Ukraina, Kanselir Jerman Merz berbicara dengan Trump mengenai proposal yang disusun AS dan Rusia.
"Saya baru saja membahas rencana perdamaian Ukraina dengan Presiden Amerika Serikat melalui percakapan telepon yang konstruktif dan rahasia. Kami telah menyepakati langkah selanjutnya di tingkat penasihat. Saya akan segera memberi tahu mitra-mitra Eropa saya mengenai hal ini," tulis kepala pemerintahan Jerman di X, Jumat.
Ia menegaskan dukungan penuh dan teguh terhadap Ukraina dalam perjalanan menuju perdamaian yang abadi dan adil.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.