Senin, 24 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Langgar Gencatan Senjata Gaza Hampir 500 Kali dalam 44 Hari, 340 Lebih Warga Tewas

Otoritas Gaza mencatat Israel melanggar gencatan senjata 497 kali dalam 44 hari, menewaskan lebih dari 340 warga sipil sejak 10 Oktober.

Foto arsip RNTV
SASAR WARGA SIPIL - Serangan Israel terhadap sebuah gedung di Kota Gaza. Pada Rabu (19/11/2025), Israel mengklaim serangannya menewaskan komandan batalyon Hamas. Otoritas Gaza mencatat Israel melanggar gencatan senjata 497 kali dalam 44 hari, menewaskan lebih dari 340 warga sipil sejak 10 Oktober. 
Ringkasan Berita:
  • Israel disebut telah melanggar gencatan senjata Gaza sedikitnya 497 kali dalam 44 hari, menewaskan lebih dari 342 warga sipil sejak 10 Oktober.
  • Tercatat 27 pelanggaran dalam satu hari pada 23 November yang menewaskan 24 orang.
  • Hamas menuduh Israel “mengarang dalih” untuk kembali berperang.

TRIBUNNEWS.COM - Israel telah melanggar gencatan senjata Gaza yang ditengahi Amerika Serikat sedikitnya 497 kali dalam 44 hari, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.

Pelanggaran itu menewaskan ratusan warga Palestina sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober.

Sedikitnya 342 warga sipil tewas, dengan anak-anak, perempuan, dan lansia menjadi korban terbanyak.

Al Jazeera melaporkan bahwa pada Sabtu (23/11/2025) saja terjadi 27 pelanggaran, yang menyebabkan 24 orang gugur dan 87 lainnya terluka.

“Kami mengutuk sekeras-kerasnya pelanggaran serius dan sistematis terhadap perjanjian gencatan senjata oleh otoritas pendudukan Israel,” kata kantor tersebut dalam pernyataan resminya.

Kantor itu menegaskan bahwa Israel memikul tanggung jawab penuh atas dampak kemanusiaan dan keamanan akibat pelanggaran tersebut.

Al Jazeera juga melaporkan militer Israel pada Sabtu melancarkan gelombang serangan udara baru di Gaza, menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina, termasuk anak-anak.

Pemerintah Israel mengklaim serangan dilakukan sebagai respons atas dugaan serangan seorang pejuang Hamas terhadap pasukan Israel.

Hamas menolak tuduhan tersebut.

Anggota senior biro politik Hamas Izzat al-Risheq mengatakan Israel “mengarang dalih untuk menghindari perjanjian dan kembali ke perang pemusnahan.”

Ia meminta mediator AS, Mesir, dan Qatar menekan Israel agar mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Baca juga: BSMI Gelar ICONHUM 2025, Tegaskan Seruan Global Akhiri Genosida di Gaza

Menurut Middle East Eye, otoritas Gaza mencatat hingga kini terjadi:

  • 142 insiden tembakan langsung
  • 21 serangan darat
  • 228 serangan udara, darat, dan artileri
  • 100 pembongkaran rumah dan bangunan sipil

Selain korban tewas, setidaknya 35 warga Palestina ditahan oleh pasukan Israel selama periode gencatan senjata.

Middle East Eye juga melaporkan bahwa Israel menutup perlintasan Rafah dengan Mesir, menghalangi keluarnya puluhan ribu warga yang terluka parah.

Selain itu, Israel tetap membatasi pasokan bantuan, hanya mengizinkan rata-rata 150 truk bantuan per hari.

Padahal perjanjian mewajibkan 600 truk bantuan masuk tanpa pembatasan.

Sementara itu, koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum menyebut gencatan senjata di Gaza sebagai “gencatan senjata hanya di atas nama.”

Ia mengatakan serangan udara terus terjadi dan meninggalkan warga Palestina dalam “rasa aman yang hancur.”

Hamas menegaskan bahwa pihaknya tidak menarik diri dari kesepakatan.

Hamas menyerukan mediator internasional untuk mencegah runtuhnya perjanjian yang disebut sebagai satu-satunya jalur untuk menghindari eskalasi baru.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved