Bayi Debora Meninggal
Pasien Miskin yang Senasib dengan Bayi Debora, Ada yang Nyawanya Berakhir di Loket RS
Sebelum bayi Debora, ada nama-nama pasien lainnya yang menjadi korban lantaran miskinnya kondisi mereka.
Editor:
Anita K Wardhani
Mirisnya, sebulan sebelum meninggal Bambang sempat terlambat mendapat perawatan.
Seperti dikutip dari Kompas.com l hal ini dikarenakan pria paruh baya tersebut ditolak berobat di salah satu rumah sakit.
Padahal, saat itu Bambang dirujuk langsung oleh dokter Puskemas Alun-alun Gresik untuk mendapat perawatan di RS.
Adapun, alasan korban ditolak dari rumah sakit yang ditujunya adalah lantaran pasien tidak masuk dalam askeskin atau jamkesmas.
"Daftar jamkesmas/askeskin telah ditutup April," kata Hari Susilo Novi Sutrisno, kerabat korban.
"Pak Bambang ditolak RS untuk dilayani sebagai kelompok miskin. Alasannya tidak menemukan datanya dalam Daftar Penerima Askeskin maupun Jamkesmas, padahal kondisinya sudah parah mengalami pembengkakan jantung dan komplikasi," tambah Hari.
Kasus penolakan dari rumah sakit terhadap Bambang ini pun sampai ke Menteri Kesehatan RI.
2. Bayi Dera, pasien kelainan kerongkonan
Jauh sebelum kasus bayi Debora menyeruak, Ada bayi Dera yang meregang nyawa lantaran tak mendapat perawatan maksimal dari rumah sakit.
Seperti dihimpun dari Tribunnews.com Dera saat itu mengalami kelainan pada kerongkonan.
Saat meninggal, Dera baru berusia empat hari.
Dikatakan ayahnya, bayi tersebut sudah diusulkan untuk mendapat perawatan di sepuluh rumah sakit yang ada di Jakarta.
Namun, pihak rumah sakit tersebut menyatakan tidak ada fasilitas yang memadai untuk menampung bayi Dera.
"Kami ditolak 10 rumah sakit. Kami sudah kasih surat (rujukan) itu, tapi dibilang fasilitasnya tidak ada, sudah penuh. Ada juga yang bilang tidak ada bidannya," ujar Eliyas, ayah Dera saat ditemui di kediamannya di Jalan Jatipadang Baru RT 14/06, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2013).
Adapun, Dera merupakan satu dari dua bayi kembar.