Selasa, 19 Agustus 2025

Timun Bisa Minimalisir Risiko Kesehatan yang Ditimbulkan karena Kebiasaan Menyantap Sate

Satu merupakan menu makanan yang sangat populer di Indonesia. Banyak yang suka dan menjadikannya makanan favorit karena rasanya lezat.

Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
CEO Cookpad Indonesia Soegianto (kiri) membakar sate pada kegiatan Gerakan #Kitaberbagi 1 resep untuk 1 tusuk sate di Jakarta Barat, Sabtu (9/9/2017). Gerakan #Kitaberbagi 1 resep 1 tusuk sate yang diprakarsai oleh Cookpad Indonesia dirayakan dengan makan sate bersama dengan para pengemudi ojek serta masyarakat setempat dengan jumlah sebanyak 2000 tusuk sate disiapkan untuk dibagikan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Bagaimana dengan timun?

Buah tanaman bernama latin Cucumis sativis L. ini mengandung saponin, enzim proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 - 486.700 ppm asam linoleat.

Sebagai suku Cucurbitaceae, yang biasanya mengandung kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut.

Kukurbitasin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor.

Saponin adalah senyawa surfaktan.

Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik.

Mekanisme antikoarsinigenik saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker.

Saponin dari kedelai merupakan sumber makanan yang sudah diteliti dapat menurunkan risiko kanker.

Glutation merupakan antioksidan endrogen dalam tubuh yang digunakan sebagai penangkal oksidatif yang diantaranya adalah senywa radikal bebas, atau karsinogen.

Baca: Jadwal MotoGP 2019 Seri ke-10 Sirkuit Automotodrom Brno Republik Ceko dan Klasemen Sementara

Sifat oksidatif dari glutation adalah glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh.

Tumbuhan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktivitas glutation dan glutation transferase.

Asam linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati maupun hewani.

Bentuk asam lemak linoleat terkonyugasi (conjugated linoleic acid = CLA) dikatakan bersifat antikanker.

Dari sumber elektronik diketahui bahwa biji mentimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas.

Hasil penelitian yang dilakukan di Food Research Institut, Departement of Food Microbiology, University of Winconsin-Madison menyatakan, CLA dapat menghambat terjadinya karsinogenesis dan aterosklerosis, mengurangi lemak tubuh, dan menstimulasi pertumbuhan tikus muda.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan