Sabtu, 27 September 2025

Virus Corona

Sedikit Lagi, Ilmuwan Eropa Segera Ciptakan Antibodi Virus Corona

Para ilmuwan dari Inggris dan Swedia dilaporkan segera menciptakan terobosan pengobatan antibodi untuk COVID-19 yang bisa menyelamatkan banyak nyawa

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Simon Dawson / POOL / AFP
Paramedis Jess Baddams berpose sambil memegang sampel darah selama program pengujian antibodi di Hollymore Ambulance Hub di West Midlands Ambulance Service di Birmingham, Inggris pada 5 Juni 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan dari Inggris dan Swedia dilaporkan segera menciptakan terobosan pengobatan antibodi untuk COVID-19 yang bisa menyelamatkan banyak nyawa orang di dunia.

Seperti yang dilansir Arab News, perusahaan farmasi raksasa Inggris-Swedia AstraZeneca sedang mengembangkan pengobatan antibodi tersebut.

Untuk permulaan, antibodi itu mungkin diprioritaskan untuk pasien lanjut usia dan rentan karena alasan biaya.

Antibodi yang langsung disuntikkan dalam tubuh akan menjadi senjata untuk menetralkan virus.

Pengobatan antibodi ini bisa dijadikan harapan besar bagi pasien virus corona yang berada pada tahap awal infeksi.

Baca: Klaim Temukan Formula Herbal Antibodi Covid-19, Tim Riset Ini Siap Bantu Pemerintah

Baca: Studi Herd Immunity di Swedia Tunjukkan Hanya Sebagian Kecil Komunitas yang Punya Antibodi Covid-19

Paramedis Jess Baddams berpose sambil memegang sampel darah selama program pengujian antibodi di Hollymore Ambulance Hub di West Midlands Ambulance Service di Birmingham, Inggris pada 5 Juni 2020.
Paramedis Jess Baddams berpose sambil memegang sampel darah selama program pengujian antibodi di Hollymore Ambulance Hub di West Midlands Ambulance Service di Birmingham, Inggris pada 5 Juni 2020. (Simon Dawson / POOL / AFP)

Pascal Soriot, CEO AstraZaneca, mengatakan bahwa perawatan yang sedang dikembangkan adalah kombinasi dari dua antibodi.

Kombinasi dua antibodi digunakan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya resistensi terhadap salah satu antibodi.

Terapi antibodi memang lebih mahal daripada produksi vaksin.

Namun, Soriot mengatakan antibodi lebih cocok pada orang tua yang mungkin tidak dapat mengembangkan respons yang baik terhadap vaksin.

Pengobatan sekarang sedang diuji dengan kecepatan penuh.

Para eksekutif berharap antibodi akan masuk ke produksi penuh tahun depan.

Perawatan antibodi dapat digunakan untuk tujuan yang sama seperti vaksin, yang biasanya memicu reaksi tubuh untuk membuat antibodi sendiri.

Lebih dari 200 tim di seluruh dunia berlomba untuk menjadi yang pertama mengembangkan vaksin.

Para ilmuwan dari Universitas Oxford di Inggris berada di antara para pelopor.

Tim Universitas Oxford bekerja dalam kemitraan dengan AstraZeneca dan melakukan uji coba manusia di Brasil, pusat pandemi saat ini.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan