Kamis, 4 September 2025

Agar Imunitas Anak Kelahiran Caesar Tetap Optimal

Sejak masih hamil, seorang ibu bisa memilih akan melahirkan normal (lewat vagina) atau operasi caesar

Editor: Hendra Gunawan
Kompas.com
Ilustrasi operasi caesar. 

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak masih hamil, seorang ibu bisa memilih akan melahirkan normal (lewat vagina) atau operasi caesar. Operasi caesar bisa dilakukan atas dasar indikasi medis atau preferensi orangtua. Terutama ibu.

Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi tindakan persalinan caesar di Indonesia di angka 17,6 persen. Angka ini diatas angka yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut angka persalinan caesar 10-15 persen dari total kelahiran. Tidak hanya di Indonesia, di beberapa negara bahkan angkanya mencapai lebih dari 30 persen.

Padahal, dari berbagai penelitian menunjukan, kelahiran lewat operasi caesar berkaitan dengan risiko penyakit jangka panjang seperti asma,alergi makanan, obesitas, Diabetes Melitus.

Baca: Kelahiran Lewat Operasi Caesar Pengaruhi Sistem Imun Anak, Maka Penting Pemberian ASI Esklusif

Namun, apapun tindakan persalinannya, imunitas anak harus dijaga karena secara umum, proses persalinan caesar dapat memengaruhi imunitas anak. Dan perdebatan apakah akan lahir normal atau operasi caesar, terpenting adalah prosedur yang dapat menyelamatkan ibu dan anak.

Dalam seminar Digital “Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Caesar dengan Mikrobiota Sehat” yang diselenggarakan oleh Nutriclub, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal DR. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) menyatakan bahwa setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda.

Baca: Kisah Pasien Covid-19 RS Siloam, Berhasil Lahirkan Bayi Lewat Operasi Caesar

“Dalam banyak kasus, operasi caesar adalah prosedur yang menyelamatkan jiwa dan bisa jadi pilihan tepat untuk seorang ibu dan anaknya," kata dokter Ali.

Faktor medis seperti: paritas, panggul yang sempit, ketuban pecah dini, pre-eklamsia, janin terlalu besar, kelainan letak janin, dan janin kembar, serta faktor non medis seperti kondisi psikis ibu bisa meningkatkan risiko melahirkan secara caesar.

"Keputusan tindakan persalinan caesar harus melalui prosedur medis, mulai dari informed consent dan pemberian edukasi mengenai manfaat dan risiko operasi caesar karena metode caesar pada persalinan dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar dr. Ali.

Penyanyi Cynthia Lamusu menceritakan pengalaman mempersiapkan proses kelahiran caesar anak kembarnya. Menurutnya, dirinya pernah berkeinginan melahirkan secara normal, namun banyak indikasi medis yang membuat prosedur operasi caesar harus dilakukan.

Baca: Kisah Pasien Covid-19 RS Siloam, Berhasil Lahirkan Bayi Lewat Operasi Caesar


"Kehamilan Tatjana & Bima merupakan kelahiran berisiko mengingat kami menggunakan metode bayi tabung (IVF), kehamilan di usia 37 tahun dan janin kembar. Kondisi ini menjadi faktor risiko yang mengharuskan saya melahirkan secara caesar. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat kami menyambut kelahiran si kembar," katanya di kesempatan yang sama.

Menurutnya, untuk menurunkan risiko jangka panjang kelahiran caesar ia jalani dengan meningkatkan intensitas cek ke dokter agar kesehatan ibu dan anak terus terpantau, juga mempelajari berbagai hal tentang persalinan caesar termasuk risiko imunitas yang lemah dan potensi alergi yang lebih tinggi pada anak.

Cynthia mengatakan, dukungan yang baik dari pihak rumah sakit, suami, dan orang-orang terdekat membuatnya kuat dan mampu menghadapi tantangan dalam proses persalinannya. Anjuran dokter untuk melakukan tes potensi caesar merupakan pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi hidupnya.

“Saya bersyukur diberkahi support system yang kuat dalam setiap proses dari kehamilan, melahirkan hingga merawat si kembar,” tutur Cynthia. Menurutnya, apapun prosedur yang dilakukan, tujuannya agar ibu dan bayinya selamat.

Mikrobiota

Orangtua yang memiliki potensi kelahiran caesar biasanya sudah mempersiapkan berbagai hal untuk kesehatan ibu dan anak. Namun, ada satu hal yang perlu diketahui lebih banyak orangtua, bahwa metode kelahiran caesar dapat mempengaruhi sistem imun anak.

Sebab, jalur lahir dapat memengaruhi kolonisasi bakteri dan mikrobiota saluran cerna yang penting untuk perkembangan imunitas anak.

Dokter Ali menjelaskan, metode persalinan dapat menentukan jenis mikrobiota yang nantinya akan menghuni usus anak.

Anak yang lahir secara pervaginam (normal) akan dikolonisasi oleh bakteri vagina dan feses Ibu, termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Sedangkan anak yang lahir secara caesar, proses kolonisasi mikrobiotanya terpengaruh faktor eksternal sehingga terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus. Kolonisasi mikrobiota usus merupakan hal yang krusial dalam menjaga kesehatan bayi.

Paparan pertama dengan komunitas mikrobiota maternal (vagina, feses, ASI, mulut dan kulit) akan menentukan kematangan usus, perkembangan metabolik dan imunologi serta konsekuensi status kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.

Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD menjelaskan kelahiran merupakan titik yang menentukan sistem kekebalan tubuh untuk kehidupan di masa depan.

Mikrobiota saluran cerna mengandung jutaan mikroba yang dianggap penting untuk mengembangkan sistem imunitas tubuh.

Sementara itu, pada persalinan caesar terjadi ketidakseimbangan mikrobiota dalam sistem gastrointestinal yang memicu risiko terjadinya gangguan imunitas, termasuk alergi terhadap makanan.

Sebuah penelitian menunjukkan anak lahir caesar butuh waktu enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan anak lahir normal sehingga anak lahir caesar memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai gangguan sistem imunitas.

“Awal kehidupan hingga usia 3 tahun merupakan jangka waktu penting pada anak untuk mengembalikan profil mikrobiota menjadi seimbang," katanya.

Pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk mendukung perkembangan mikrobiota sehat, untuk memperkuat sistem imunitas.

Hal ini karena di dalam ASI terdapat berbagai macam nutrisi untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota sehat seperti probiotik dan prebiotik .

Pemberian ASI eksklusif adalah, pemberian selama 4-6 bulan pertama hanya ASI saja kepada bayi.

Menurut Prof Juffrie ASI mengandung lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik dan human milk oligosaccharides atau yang dikenal sebagai prebiotik.

Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja sinergis dan memberikan efek, dikenal juga dengan Sinbiotik, dapat membantu mempercepat kolonisasi bakteri baik dan meningkatkan jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium pada Si Kecil yang lahir secara caesar.

Hal ini dapat membantu meningkatkan sistem imun selama dua tahun pertama kehidupan serta menurunkan risiko anak mengidap penyakit alergi.

Sebanyak 70-80 persen sistem imun manusia berada di saluran cerna dan mikrobiota saluran cerna mendukung perkembangan dan fungsi sistem imun.

"Kami percaya bahwa setiap anak, apapun metode kelahirannya, harus didukung agar siap dan tangguh menghadapi tantangan di masa depan—termasuk tantangan imunitas bagi anak kelahiran caesar. Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia melalui Nutriclub berharap dengan adanya kegiatan diskusi ini, lebih banyak orangtua dapat mengetahui secara lengkap informasi yang mereka perlukan dalam mempersiapkan kelahiran caesar," jelas Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia. (Lis)

Lima penyebab tersering dari seksio sesarea(operasi caesar)
1. Seksio berdasarkan permintaan
2. Seksio sesarea berulang
3. Distosia (persalinan tidak maju)
4. Presentasi fetus abnormal: bokong lintang, presentasi tali pusat
5. Gawat janin

Indikasi Operasi Caesar:
1. Persalinan tidak maju
2. Bayi mengalami distress
3. Posisi/presentasi yang tidak sesuai
4. Kembar/triplet.
5. Kelainan letak plasenta
6. Prolaps tali pusat
7. Masalah kesehatan
8. Hambatan jalan lahir
9. Riwayat operasi caesar sebelumnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan