Program Makan Bergizi Gratis
Diduga Tak Halal, Begini Cara Uji Ompreng MBG
BPOM tengah menguji ompreng (wadah makanan) atau food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) tengah menguji ompreng (wadah makanan) atau food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebelumnya, ada dugaan bahwa ompreng yang diimpor dari China tersebut memiliki kandungan lemak babi.
Baca juga: Penjelasan BGN terkait Paket MBG Dibagikan dalam Bungkus Plastik Bukan Food Tray
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan, pihaknya telah mengusulkan pada Badan Bergizi Gratis (BGN) untuk sementara tidak menggunakan ompreng impor tersebut sampai pengujian selesai.
"Kami sudah usul ke BGN wadahnya jangan digunakan dulu," kata dia ditemui di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (3/6/2025).
Saat ini tes dilakukan di Balai Besar, Jakarta.
Baca juga: Impor Food Tray dari China Akan Disetop Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi
Metode yang dilakukan diawali dengan tes swab dan kemudian dilanjutkan dengan tes DNA kandungan.
Selain dengan BGN, BPOM juga telah berkordinasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), serta Badan Standardisasi Nasional (BSN).
"Nanti pasti diumumkan hasilnya, karena ranah kami di BPOM adalah memastikan keamanan bukan soal kehalalan," tutur Taruna.

Secara terpisah, pakar UGM di bidang analisis kehalalan produk, Prof. Dr. Abdul Rohman, S.F., M.Si., Apt., menyebut, kemungkinan kandungan tidak halal itu dijadikan komponen pelemas atau bahan campuran untuk minyak yang lain, misalnya minyak mineral.
Ia menjelaskan tahapan untuk mendeteksi kandungan lemah babi pada sebuah wadah makanan.
“Pertama dilakukan ekstraksi sehingga lemak babi dapat terekstraksi dan selanjutnya dianalisis dengan metode tertentu,” jelasnya.
Adapun metode yang kerap digunakan yaitu kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor spektrometer massa (GC-MS) untuk mengidentifikasi asam-asam lemak yang ada.
Ada juga metode LC-HRMS melalui identifikasi penanda lemak babi.
“Metode ini umumnya lebih banyak digunakan oleh para ahli,” ujar dosen Fakultas Farmasi UGM ini dikutip dari laman UGM.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.