Kamis, 4 September 2025

Demo di Jakarta

Efek Gas Air Mata Bisa Bertahan Sampai 2 Hari, Ini Penjelasan Dokter

Peserta aksi unjuk rasa biasanya merasakan mata perih dan sesak napas selama berjam-jam akibat tembakan gas air mata oleh polisi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Tribun Medan/Danil Siregar
EFEK TEMBAKAN GAS AIR MATA - Peserta aksi unjuk rasa biasanya merasakan mata perih dan sesak napas selama berjam-jam akibat tembakan gas air mata oleh polisi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Para peserta dalam aksi unjuk rasa yang bentrok dengan polisi saat aksi unjuk rasa biasanya merasakan mata perih dan sesak napas akibat tembakan gas air mata bisa tetap terasa meski tembakan sudah berlalu berjam-jam? 

Sebagian warga bahkan mengaku masih merasakan iritasi saat melintas di sekitar lokasi demonstrasi keesokan harinya.

Terkait hal ini Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia Dokter Santi beri penjelasan. 

Menurutnya, partikel dalam gas air mata bersifat padat, bukan benar-benar gas, sehingga bisa menempel di permukaan tanah maupun bangunan.

“Begitu ditembakkan, partikelnya seperti debu bedak yang berhamburan. Setelah asapnya hilang, bukan berarti zat kimianya lenyap. Ia jatuh ke permukaan, lalu bisa terangkat lagi ke udara ketika ada angin atau kendaraan lewat,” tutur dr. Santi pada kanal YouTube Sonora FM, Rabu (3/9/2025). 

Inilah sebabnya, paparan sekunder masih mungkin terjadi. 

Orang yang tidak hadir saat kerusuhan tetap bisa mengalami perih di mata atau hidung ketika melewati area yang sebelumnya terkena gas air mata.

Selain partikel utama, alat pelontar gas air mata juga melepaskan logam berat dan polutan lain. Zat-zat ini menambah pencemaran udara dalam bentuk PM 2,5, serupa dengan polusi kendaraan bermotor atau asap rokok.

Untuk mengurangi risiko, masyarakat disarankan segera mencuci tubuh setelah berada di area yang diduga terkontaminasi. 

Baca juga: Soal Penembakan Gas Air Mata di Unisba, Pakar: Polisi Tak Dibenarkan Menyerang Kampus

Mengganti pakaian dan menghindari menyentuh wajah sebelum membersihkan diri juga menjadi langkah penting.

Gas air mata mungkin dirancang sebagai senjata non-mematikan, namun residunya bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan mencemari lingkungan dalam waktu lebih lama dari yang dibayangkan.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan