Virus Corona
Trik Mencegah Penularan Covid-19, Terapkan 3M Plus Mengurangi Virus di Mulut dengan Rajin Kumur
Berkumur dengan menggunakan obat kumur (mouthwash) setelah sikat gigi banyak disarankan untuk membersihkan gigi dan mulut lebih maksimal.
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berkumur dengan menggunakan obat kumur (mouthwash) setelah sikat gigi banyak disarankan untuk membersihkan gigi dan mulut lebih maksimal.
Saat ini di era pandemi Covid-19, manfaat obat kumur punya manfaat lebih.
Bahkan, selain 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun), menggunakan obat kumur juga jadi sarana pencegahan penularan Covid-19.
Pintu masuk Covid-19, sebelum masuk ke paru-paru, melalui mata, mulut dan hidung.
Mengurangi jumlah virus di rongga mulut bisa dilakukan agar virus tidak sampai ke paru-paru.
Baca juga: Satgas Sebut Vaksin Sinovac Bukti Komitmen Pemerintah Atasi Covid-19
Baca juga: Cara Menghilangkan Sakit Gigi dalam 5 Menit, Bisa dengan Kompres Air Dingin hingga Kumur Air Garam
Apabila sudah sampai ke paru-paru inilah yang biasanya membuat batuk-batuk sampai sesak nafas.
drg. Tritarayati, SH, MHKes. selaku Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menuturkan, selain di saluran pernafasan, banyak riset menunjukkan bahwa Covid-19 juga terdapat di rongga mulut orang yang terinfeksi, terutama di air liur .
Hal ini harus diwaspadai karena di dalam 1 ml air liur terdapat lebih dari 1 juta partikel virus.

Sementara, data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen penyebaran Covid-19 berasal dari kasus konfirmasi tanpa gejala yang berada di sekitar kita .
Faktanya, virus penyebab Covid-19 menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluarnya cairan dari hidung, yang telah terdeteksi sebelum, selama, dan setelah fase akut penyakit, begitu juga dalam kasus tanpa gejala.
Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation menerangkan mengurangi jumlah virus di mulut dipercaya dapat membantu mengurangi penularan.
Berbagai temuan menunjukkan bahwa mouthwash berpotensi menjadi tambahan penting untuk tindakan perlindungan sehari-hari lainnya, seperti mencuci tangan, menjaga jarak secara fisik, dan mengenakan masker.
Hal ini sejalan dengan hasil studi secara in vitro (studi dalam lingkungan terkendali di luar organisme hidup) membuktikan bahwa Pepsodent Active Defense Mouthwash dengan teknologi cetylpyridinium chloride (CPC) efektif mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 hingga 99,9% dengan waktu kontak 30 detik.
Virus SARS-CoV-2 merupakan nama lain dari Covid-19, yang menjadi virus penyebab corona.
Hasil uji awal menunjukkan bahwa penggunaan mouthwash dengan teknologi CPC berpotensi memiliki peran penting untuk melengkapi anjuran 3M sebagai langkah pencegahan untuk membantu mengurangi transmisi Covid-19, saat digunakan sesuai dengan aturan pada kemasan. CPC juga dikenal efektif mengatasi berbagai penyakit dan masalah mulut lain dengan sifat anti virusnya.
“Di tengah situasi pandemi yang masih mengkhawatirkan, studi awal kami menunjukkan hasil yang menjanjikan. Teknologi CPC yang kami gunakan telah dikenal oleh industri perawatan gigi dan mulut karena kemampuannya dalam mengurangi bakteri, mencegah plak gigi dan peradangan gusi–tanpa mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam rongga mulut," kata drg Mirah saat konferensi pers virtual Pepsodent luncurkan Pepsodent Active Defense Mouthwash, Selasa (7/12/2020).
Drg. Mirah mengatakan, Unilever telah mempubilkasikan hasil penelitian sebelumnya tentang efek mouthwash yang mengandung CPC pada pengganti virus corona di platform riset biologi Biorxiv , yang juga memperlihatkan bahwa Pepsodent Active Defense Mouthwash yang mengandung 0,07% CPC bekerja efektif mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 hingga 99,9% dengan menargetkan dan menghancurkan selubung lipid dari virus tersebut.
Dalam studi yang membandingkan produk ini dengan produk mouthwash yang mengandung etanol, campuran enzim, dan zinc sulfat ini, hanya teknologi CPC yang hingga saat ini menunjukkan hasil yang konsisten dan positif.
Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes. hasil studi ini didukung oleh sebuah uji klinis dari sekelompok peneliti independen di Singapura yang melibatkan sejumlah penderita Covid-19.
Uji klinis tersebut memperlihatkan bahwa berkumur dengan mouthwash yang mengandung CPC dapat mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 secara signifkan setelah berkumur selama 30 detik, dan efeknya bertahan selama 6 jam.
Glyn Roberts PhD, Head of Unilever Global Oral Care R&D menerangkan, meskipun penelitian dari Unilever masih terus berlanjut, para ilmuwan terkemuka telah meninjau data studi ini dan setuju bahwa dengan membagikan hasilnya secara luas, masyarakat dapat mempertimbangkan untuk mengikutsertakan berkumur dengan mouthwash berbasis CPC sebagai tambahan dari tindakan pencegahan transmisi Covid-19 lainnya.
Hal ini disetujui oleh Prof. Iain Chapple, Head of Research dari Institute of Clinical Sciences, University of Birmingham. Menurutnya, mouthwash dengan kandungan teknologi CPC dapat menjadi langkah sederhana, efektif, dan aman bagi masyarakat untuk mengambil tindakan perlindungan dan pencegahan transmisi Covid-19 bersama dengan langkah-langkah yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan.
“Pada akhirnya, kami mengajak masyarakat semakin melindungi diri dan keluarga terhadap risiko penyebaran Covid-19 melalui tindakan 3M ekstra, yaitu: mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan dilengkapi dengan menjaga kesehatan rongga mulut. Dengan menerapkan kebiasaan yang baru ini, kita bisa berperan mengurangi angka transmisi Covid-19 di lingkungan kita,” tutur Drg. Mirah. (Lis)