Kamis, 4 September 2025

Pentingnya Zat Besi dan Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak, Jangan Sampai Kekurangan Nutrisi!

Berikut pentingnya zat besi dan vitamin C untuk tumbuh kembang anak. Jangan sampai si kecil kekurangan nutrisi ya bun!

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Pexels.com/cottonbro
Seorang anak membawa brokoli - Zat besi dan vitamin C penting untuk tumbuh kembang anak, dan brokoli mengandung keduanya. 

Lantas, apa akibat yang terjadi jika si kecil menderita anemia?

Menurut dr. Lusiana, ada akibat jangka pendek dan jangka panjang yang akan dialami si kecil.

Dokter Spesialis Gizi Klinis di RS Mitra Keluarga Kemayoran itu mengatakan, perkembangan otak pada anak yang menderita anemia akan terhambat.

Selain itu, anak juga berisiko mengalami diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Si kecil akan menjadi sering batuk pilek.

Tak hanya itu, perkembangan motorik dan koordinasi anak akan terganggu, begitu pula dengan pola tidurnya.

"Jika akibat itu berkelanjutan dan kita tidak tahu, dan tidak diterapi, maka akan ada akibat jangka panjang," ucap dr. Lusiana.

Dosen di FK Universitas Krida Wacana tersebut melanjutkan, akibat jangka panjang dari anak yang mengalami anemia antara lain menurunnya kognitif dan performa edukasi, imunitas, kapasitas kerja, dan keterbatasan aktivitas fisik.

Senada dengan dr. Lusiana, Anna juga memaparkan dampak kekurangan zat besi terhadap lima aspek tumbuh kembang anak.

Pada dampak fisik-motorik, si kecil yang kekurangan zat besi akan memiliki berat badan dan tinggi yang kurang dari anak-anak seusianya.

Anak juga akan lebih mudah lelah, lemas, dan kualitas tidur berkurang.

"Lemas, lelah, sehingga tidak bisa seaktif teman-temannya saat bermain bersama. Ini akan menimbulkan masalah," ujar Anna.

"Kualitas tidur juga kurang. Anak-anak jadi rewel di malam hari, tidak nyaman, dan bisa berpengaruh pada tumbuh kembangnya secara umum, termasuk aspek-aspek kesehatan mental," imbuh Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta tersebut.

Ilustrasi anak susah mengingat.
Ilustrasi anak susah mengingat. (cekinggita.com)

Selain itu, pada dampak yang menimpa aspek kongitif-bahasa, sang anak akan sulit berkonsentrasi, memiliki daya tangkap rendah, mudah lupa, hingga prestasinya pun rendah.

Pada dampak sosioemosional, anak menjadi sulit mengendalikan emosi, mudah marah, minder, sulit bergaul, hingga dapat mengalami masalah kesehatan mental.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan