Rabu, 27 Agustus 2025

Erupsi Gunung Semeru

Banyak Korban Erupsi Gunung Semeru Alami Luka Bakar, Bisakah Bersihkan Luka dengan Air?

Erupsi gunung Semeru berdampak pada kesehatan. Salah satunya adalah banyaknya korban yang mengalami luka kabar.

AFP/JUNI KRISWANTO
Petugas penyelamat mengangkut korban di kawasan tertutup abu vulkanik di desa Sumber Wuluh di Lumajang pada 5 Desember 2021, setelah letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 14 orang. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) 

Untuk luka bakar derajat pertama akibat sinar matahari dapat menggunakan gel aloevera.

Kompres kassa dan air dingin, serta perban

Kemudian, agen Antimikroba. Agen topikal yang umum digunakan termasuk salep antimikroba topikal, silver sulfadiazin, bismuth-impregnated petroleum gauze, mafenida, dan klorheksidin.

Agen lain seperti madu, povidone-iodine, lebih jarang digunakan. Kombinasi antimikroba dengan agen antijamur topikal juga menunjukkan beberapa manfaat untuk pengobatan luka bakar lokal.

Lalu, Salep Antimikroba. Salep antimikroba topikal, sebagai obat tunggal atau kombinasi, biasanya digunakan untuk luka bakar superfisial.

Dibandingkan dengan silver sulfadiazine, keuntungan dari ini adalah mudah saat di aplikasikan dan mudah untuk dibersihkan dari luka. Selain itu, ini dapat digunakan di area sensitif, seperti pada wajah, telinga, dan perineum.

Agen yang mengandung Silver. Silver sulfadiazine — Krim silver sulfadiazine (SSD 1 persen) yang dioleskan dan ditutup dengan kasa halus adalah pembalut luka bakar yang paling umum digunakan .

SSD tersedia secara luas dan relatif murah dan terus digunakan di banyak pusat luka bakar sebagai standar perawatan untuk pengobatan luka bakar, dengan sejarah panjang dan pengalaman penggunaannya.

Sementara, pengobatan lain dibutuhkan resep dokter atau perawatan langsung di RS.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan