Senin, 1 September 2025

Stunting: Pengertian, Penyebab dan Cara Mencegahnya

Apa itu stunting? Kenali pengertian stunting, penyebab hingga cara mencegahnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Freepik
Ilustrasi cegah stunting pada anak. Apa itu stunting? Kenali pengertian stunting, penyebab hingga cara mencegahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pelajari apa itu stunting, pengertian, penyebab dan cara mencegahnya.

Mengutip WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak cukup.

Anak-anak dikatakan mengalami stunting jika tinggi badan, untuk usia mereka, dua tingkat atau lebih di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.

Dilansir concern.net, stunting mempengaruhi hampir 22 persen anak-anak di seluruh dunia.

Dampak nyata dari stunting tidak sekadar mempengaruhi pertumbuhan fisik.

Anak yang mengalami stunting mungkin juga memiliki sistem kekebalan, fungsi otak, dan perkembangan organ yang lebih buruk.

Baca juga: Cegah Stunting Posyandu 2B Pusdikbekang Pusbekangad Direnovasi Dan Direvitalisasi

Anak-anak yang berkinerja di bawah rata-rata juga dapat membatasi produktivitas masa depan mereka dan mengancam kesehatan anak mereka sendiri.

Namun ada langkah-langkah yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah stunting, terutama di 1.000 hari pertama antara kehamilan dan ulang tahun kedua anak.

Apa yang menyebabkan stunting?

Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting pada masa kanak-kanak, dan faktor-faktor ini sering dikaitkan.

Beberapa faktor umum yang terkait dengan stunting yaitu:

- Gizi buruk dan kurangnya akses ke makanan yang beradam

- Sanitasi yang buruk dan tidak ada akses ke air minum bersih

- Kurangnya perawatan kesehatan yang tepat untuk anak-anak dan ibu mereka

- Stimulasi psikososial dan/atau ikatan orang tua-bayi yang tidak memadai

Faktor-faktor tersebut saling berkaitan.

Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan IIDI Jakarta Utara merancang program pencegahan stunting dengan meningkatkan perbaikan gizi ibu, bayi dan anak balita di Rumah Singgah Sahabat Gizi di Cilincing, Jakarta Utara.
Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan IIDI Jakarta Utara merancang program pencegahan stunting dengan meningkatkan perbaikan gizi ibu, bayi dan anak balita di Rumah Singgah Sahabat Gizi di Cilincing, Jakarta Utara. (dok. IIDI)

Baca juga: KKP Tekankan Pentingnya Konsumsi Ikan Bagi Ibu Hamil Guna Cegah Stunting, Terutama Pada 1000 HPK

Kesetaraan gender, keterlibatan pria dalam mengasuh anak, dan konflik semuanya dapat berkontribusi pada stimulasi psikososial anak.

Pendapatan, harga pangan, dan krisis iklim, dapat memengaruhi ketersediaan pangan dan berkontribusi pada kekurangan gizi atau malnutrisi anak.

Selain itu, stunting seringkali terjadi antargenerasi.

Anak-anak yang stunting lebih mungkin memiliki anak stunting saat dewasa.

Anak yang mengalami stunting juga lebih rentan mengalami kelebihan berat badan saat dewasa, yang menimbulkan risiko kesehatan tambahan.

Bagaimana cara mencegah stunting?

Tidak ada solusi instan untuk mencegah stunting.

Namun, orang tua bisa fokus pada apa yang biasanya disebut sebagai 1.000 hari pertama, yaitu waktu antara kehamilan dan ulang tahun kedua anaknya.

1000 hari peryama adalah peluang utama untuk memastikan perkembangan anak-anak.

Meski jumlah makanan adalah faktor terpenting mencegah stunting, makanan yang beragam bisa sama pentingnya.

Ilustrasi anak cegah Stunting
Ilustrasi anak cegah Stunting (freepik)

Baca juga: Stunting Ancam Generasi Emas Indonesia, Masyarakat Terdampak Dapat Bantuan Senilai Rp500 Juta

Wasting dan Berat badan kurang (underweight)

Selain stunting, ada pula istilah wasting dan underweight atau berat badan kurang.

Mengutip nmamilife.com, ketiganya adalah kondisi kekurangan nutrisi yang dapat berdampak parah dan jangka panjang pada tubuh kita.

Namun apa perbedaannya?

- Berat badan kurang (underweight)

Seperti namanya, kondisi ini terjadi ketika berat badan terlalu rendah.

Mempertahankan berat badan yang tepat diperlukan untuk tubuh.

Berat badan yan kurang dari minimum dapat mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Orang yang mengalami berat badan kurang cenderung merasa lelah dan lesu sepanjang waktu.

Bergerak dan berjalan dapat menjadi tantangan karena tubuh tidak memiliki energi untuk menjalankan fungsi dasarnya.

Indeks massa tubuh (BMI) dapat digunakan untuk untuk memeriksa apakah seseorang kekurangan berat badan, kelebihan berat badan, atau ideal.

Jika BMI seseorang di bawah 18,5, maka ia termasuk underweight.

Ketika BMI berkisar antara 18,5 hingga 24,9, itu dianggap sebagai berat badan normal atau sehat.

- Wasting

Wasting terjadi ketika seorang anak memiliki berat badan rendah tetapi tinggi yang baik.

Kondisi ini memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Anak-anak ini berisiko terkena penyakit parah dan kronis pada usia yang sangat muda.

Penyakit ini sebagian besar disebabkan karena kekurangan gizi.

Sementara stunting adalah tinggi badan yang rendah untuk berat badan anak, wasting adalah berat badan rendah untuk tinggi badan anak.

Kehilangan massa dan kekuatan otot yang berlebihan dan cepat adalah gejala wasting.

Kehilangan nafsu makan membuat kondisi ini semakin parah.

Ini adalah bentuk kekurangan gizi yang terjadi pada anak kecil.

Anak-anak yang mengalami wasting memiliki simpanan lemak yang rendah dan sistem kekebalan yang lemah.

Anak-anak wasting di bawah usia lima tahun memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Ketika seorang anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau menderita penyakit kronis, kemungkinan terjadinya wasting jauh lebih tinggi.

Kondisi ini berlaku di beberapa negara dan membutuhkan tanggapan segera.

Seorang anak yang menderita wasting menuntut perhatian medis sebelum kondisinya mulai memburuk.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan