Disentil Presiden Soal Stunting dan Balita Minum Kopi, Kemenkes Ganti Biskuit dengan Makanan Lokal
Setelah program pemberian biskuit disentil Presiden Jokowi soal cara mengatasi stunting, Kemenkes Biskuit pun diganti menu makanan lokal.
Editor:
Anita K Wardhani
"Jangan sampai keliru, karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari kementerian masih memberi biskuit pada anak, cari mudahnya saja," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan kekeliruan pemberian biskuit ini tak boleh dilakukan lagi di masa mendatang.
Biskuit Diganti Makanan Lokal Diklaim Kemenkes Sudah Ada Sejak 2022
Jokowi tegas meminta Kemenkes tidak lagi menyalurkan biskuit untuk mencegah kasus stunting pada anak.
Jokowi kemudian juga mengkritik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang masih memberikan bantuan berupa biskuit bagi anak-anak balita untuk mencegah tengkes atau stunting. (Shutterstock)
Jokowi menyarankan anak-anak diberikan asupan makanan dengan kandungan gizi baik.
Baca juga: Pengungsi Korban Gempa Cianjur Dapat Bantuan Popok hingga Biskuit
Menurut Jokowi, protein hewani seperti telur dan ikan yang semestinya diberikan kepada anak.
"Kalau telur, ikan, kan gampang busuk. Gampang rusak. Ini cari mudahnya saja, jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya bayinya harus diberikan telur ya telur, dengan ikan ya ikan," ucapnya.
Mendapat sentilan Presiden ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi mengatakan program pemberian makanan lokal sudah berjalan mulai sejak tahun 2022.

Jadi kita sudah mulai tahun 2022 di 16 kabupaten/kota, karena kami mau lihat pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal bisa dilakukan tidak,” ujarnya, Minggu(29/1/2023).
Pemberian makanan tambahan dengan pangan lokal ini disajikan siap santap oleh Posyandu.
Nantinya makanan akan dimasak oleh kader dengan menu khusus yang memenuhi kebutuhan gizinya baik protein maupun kebutuhan gizi yang lain.
Sudah ada 16 kabupaten/kota percontohan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Selatan melakukan hal tersebut. Sisanya mulai tahun 2023 diperluas ke 389 kabupaten/kota.
Selain pemberian makanan tambahan dengan menu lokal, hal yang paling penting adalah pemberian edukasi kepada ibu tentang cara pemberian makanan yang baik untuk anak.
Hal tersebut bertujuan untuk mengejar penurunan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Syarifah Liza Munira menjelaskan ada dua kelompok umur yang penting untuk dilakukan intervensi cegah stunting.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.