Stunting di Indonesia
Stunting pada Anak: Pengertian, Gejala, dan Cara Pencegahannya
Secara umum, stunting disebabkan oleh gizi yang tidak memadai. Berikut pengertian stunting, gejala hingga cara pencegahannya.
Penulis:
Yurika Nendri Novianingsih
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejumlah informasi terkait stunting pada anak, mulai dari pengertian hingga cara pencegahannya.
Stunting dapat menunjukkan bahwa seorang anak gagal mencapai potensi pertumbuhannya sebagai akibat dari penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Stunting bukan hanya masalah pada masa kanak-kanak, tetapi juga memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif sepanjang hidup seseorang.
Stunting adalah ketika seorang anak gagal tumbuh ke ketinggian yang sesuai untuk usianya.
Penyebab utamanya adalah gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan balita.
Baca juga: Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri Dapat Cegah Stunting, Simak Penjelasan Kemenkes
Definisi stunting sendiri mengalami perubahan.
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Mengutip emc.id, secara umum, stunting disebabkan oleh gizi yang tidak memadai.
Kondisi ini bisa dimulai sejak janin masih dalam kandungan hingga berlanjut setelah bayi lahir, terutama pada 2 tahun pertama kehidupan.
Penyebabnya antara lain kondisi sosial ekonomi keluarga, praktik pemberian makan yang tidak tepat , dan jika anak menderita infeksi atau penyakit kronis.
Gejala Stunting
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seorang anak dapat dikatakan stunting apabila telah diukur panjang/tinggi badannya.
Kemudian pengukuran tinggi badan di bawah standar menurut usia dari WHO.
Dengan demikian, stunting tidak bisa dilihat hanya berdasarkan perasaan atau secara kasar tanpa ada ukuran yang pasti.
Baca juga: Cara Cegah Stunting pada Anak, Dokter Reisa: Perhatikan A B C D
Selain panjang/tinggi badan, pengukuran berat badan juga penting untuk menentukan perawakan pendek karena masalah gizi atau tidak.
Ada beberapa tanda dan gejala yang membedakan anak dengan stunting, antara lain:
- Memiliki tubuh yang lebih pendek dari usianya
- Berat badan tidak bertambah, bahkan cenderung menurun
- Mengalami keterlambatan perkembangan sesuai dengan usianya
- Anak-anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular
- Memiliki gangguan intelektual di kemudian hari.
Anda bisa mengetahui tinggi badan anak normal atau tidak dengan memeriksakan kondisi anak secara rutin ke layanan kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, posyandu, atau puskesmas.
Cara Pencegahan Stunting
Berikut beberapa tips mencegah stunting, sebagaimana dikutip dari yankes.kemkes.go.id:
1. Saat Remaja
Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
2. Saat Masa Kehamilan
Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter.
Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan.
Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
3. Balita
a. Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.
Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Imunisasi
Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
c. ASI Eksklusif
Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia enam bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
d. Pemantauan tumbuh kembang à weight faltering.
4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat
Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.
(Tribunnews.com/Yurika)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.