Kondisi Fisik Pengaruhi Kesehatan Mental, Bisa Dilacak Lewat Tes Laboratorium
Saat ini, melacak gangguan kesehatan mental, tak hanya perlu memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan mental belakangan jadi perhatian bagi masyarakat.
Nyatanya saat ini, melacak gangguan kesehatan mental, tak hanya perlu memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater.
Baca juga: Waspada, Kurang Vitamin D Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa kasus, gangguan kesehatan mental terjadi karena bawaan dari penyakit yang diderita.
Hal ini diungkapkan oleh Head of Business & Marketing PT Prodia Widyahusada Nelly Sari.
Menurutnya ada beberapa kondisi fisik atau penyakit berat yang memengaruhi kondisi mental seseorang.
"Usus dan otak memengaruh kesehatan mental. Karena punya sistim komunikasi sendiri, jadi apa yang kita makan itu memengaruhi otak kita,"ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Baca juga: Ganjar Minta Masalah Kesehatan Mental Generasi Muda jadi Prioritas Nasional
Selain itu , ketidakseimbangan flora di dalam usus dapat meningkatkan inflamasi sel yang berpengaruh pada stres di dalam otak.
Sehingga simbiosis terganggu, akhirnya memengaruhi kesehatan mental.
Sehingga, diperlukan rangkaian tes untuk mengatasi masalah fisik terlebih dahulu.
"Sebenarnya ada tes yang memang berhubungan dengan kesehatan mental.
Setidaknya ada 12 tes laboratorium yang mempengaruhi kadar kesehtan mental kita," lanjut Nelly.
Satu, tes kesehatan usus untuk mengukur kadar mikrobiota di dalam perut.
Dua, tes HbA1C untuk mengukur kadar glukosa atau gula dalam darah.
"Ketika gula darah meningkat secara cepat, berpengaruh pada mood kita. Ada perubahan tiba-tiba memengaruhi mood, memicu kecemasan berlebihan,"kata Nelly lagi.
Tiga, tes TSHs untuk mengukur kadar tiroid dalam darah.
Nelly mengatakan jika hipoterid sering memunculkan depresi termasuk kecemasan.
Empat, tes HScrp untuk mendetekssi peradangan karena kondisi akut atau memantau tingkat keparahan penyakit kronis
Lima, tes Amino Acid Profile untuk mengetahui adanya defisiensi atau kekurangan asam amino dalam tubuh
Enam, tes Omega Profile untuk mengetahui kadar asam lemak yang diperlukan tubuh.
Ketujuh, tes Vitamin D. Delapan, tes Asam Folat
Sembilan, tes kadar mineral dalam tubuh (Zinc, Selenium, dan Mangan).
Sepuluh, tes Homocysteine untuk mendiagnosis kekurangan vitamin B6, B9, dan B12 untuk menilai risiko penyakit jantung
Sebelas tes Estradiol dan terakhir tes Kortisol.
Lebih lanjut, Nelly menjelaskan dengan 12 tes ini, bisa dilakukan dengan medical check up sederhana.
Dengan melakukan tes ini, seseorang dapat menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang bukan kearah penyakit mental.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.